Bab Lima Puluh Tiga

146 28 31
                                    

Sorry yaa aku majuin jam updatenya soalnya takutnya nanti aku kelupaan karena lagi di luar. Happy reading❤️

"Bu Galie, ojek yang mengantarkan ayam geprek dari tempatnya Alankar sudah datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bu Galie, ojek yang mengantarkan ayam geprek dari tempatnya Alankar sudah datang. Makanannya mau ditaruh mana?" tanya Diego. Dia baru saja mendapat panggilan dari Puspa—salah satu resepsionis NALA.

"Semuanya?"

"Bu Galie pesen berapa? Kalau enggak salah dengar, kayaknya tadi Puspa bilang lima puluh."

"Apa mungkin Alankar kirim tiga kali? Saya pesen seratus lima puluh. Ditaruh di resepsionis aja dulu, nanti pas sudah lengkap jumlahnya, kamu minta ketua dari divisi masing-masing buat ambil. Dan pesan kepada mereka agar mengambilnya sama rata, jumlahnya sedikit karena tujuan utamanya untuk mengenalkan brand Alankar."

"Baik, Bu. Saya mengerti. Akan segera saya sampaikan melalui Puspa."

"Tunggu, Diego," panggil Galiena menghentikan Diego yang hendak melangkah menuju ambang pintu.

"Iya, Bu Galie?"

"Jangan lupa ambil bagian kamu. Kamu harus dapat satu."

Diego terkekeh pelan. "Itu sudah pasti, Bu. Bagian Bu Galie sendiri bagaimana? Perlu saya ambil sekalian?"

Galiena menggeleng. Cukup Diego saja. Jika ia juga mengambil bagiannya, anak-anak yang lain pasti semakin tidak kebagian. Anak-anak lain lebih penting. Karena mereka harus mencoba ayam geprek milik Alankar supaya mereka bisa menilai dan memutuskan berlangganan. "Nanti saya pesan makanan di cafetaria saja."

"Kalau begitu, saya juga. Saat Bu Galie sudah lapar, langsung hubungi saya saja. Biar saya yang ke bawah membelikannya."

Galiena tersenyum. "Oke, Diego. Terima kasih, ya."

Galiena menunduk, lanjut membaca dokumen yang berisikan poin revisi beberapa produk mereka. Ia berniat memperbaiki kualitas serta bentuk botol agar tampak lebih menarik. Tentunya, ia juga harus mempertimbangkan harga bahan baku pembuatan botol. Kurang lebih dua jam, Galiena tenggelam dalam dokumen tersebut.

Galiena memutuskan beristirahat sejenak begitu merasa punggungnya sedikit nyut-nyutan. Ia pun melangkah keluar ruangan, sekaligus ia ingin mengetahui penilaian karyawannya terhadap ayam geprek Alankar.

"Bu Galie, pas banget ketemu!" ujar Kiara di lift, dia sedikit bergeser memberikan ruang yang besar untuk sang atasan.

"Siang Kiara, Bellanca," sapa Galiena membuat keduanya lekas membungkukkan badan dan menyapa balik.

"Bu Galie, makasih ayam gepreknya. Enak banget. Itu ayam gepreknya baru, ya? Soalnya rata-rata kita belum pernah dengar."

"Iya, baru buka kemarin."

"Harganya mahal, enggak, Bu? Saya belum cek di aplikasi," tanya Bellanca. Dia salah satu penggemar makanan pedas sehingga dia sangat cocok dengan makanan Alankar itu.

Scent of LoveWhere stories live. Discover now