Bab Delapan Belas

204 39 26
                                    

Selamat hari Senin! Semoga hari kalian baik, ya! Jangan lupa tinggalin jejak berupa bintang dan komentar biar aku lebih semangat nulisnya! Happy reading❤️

Selamat hari Senin! Semoga hari kalian baik, ya! Jangan lupa tinggalin jejak berupa bintang dan komentar biar aku lebih semangat nulisnya! Happy reading❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tenang, Lul. Lo pasti bisa. Oke?"

Alankar mengangguk. "Bener. Lo harus rileks. Jangan terlalu panik. Kalau lo panik, yang ada lo malah buat kesalahan."

"Kenapa gue harus nomor tiga, sih? Sial," rutuk Lula. Seandainya hanya ada Lula seorang di ruangan tersebut, maka Lula yakin dia akan berteriak sekeras mungkin melampiaskan kefrustrasiannya.

"Selanjutnya, kepada peserta nomor tiga dipersilakan untuk maju," panggil sang pembawa acara yang berhasil membuat jantung Lula semakin berdebar kencang.

"Semangat, Lula Cantik!" kompak Alankar, Almira, Titus, serta Gio, berharap dengan demikian dapat sedikit membantu meredakan rasa panik Lula.

Lula memejamkan mata sejenak, memasang senyuman manis di wajah, kemudian melangkah anggun menuju panggung. Sesampainya, dia terlebih dahulu membungkukkan badan memberi hormat kepada para juri.

Rasa gugup lantas menghantui Lula kala dia menyadari ada banyak pasang mata yang sedang memperhatikannya, terlebih para juri.

"Halo, Lula. Kamu bisa langsung mulai memperkenalkan diri, ya."

Lula menggigit bibirnya sebentar sebelum berdeham dan berucap, "Selamat pagi, Semuanya! Nama saya Lula Priyanka, biasanya dipanggil Lula. Saya sudah bergelut di dunia influencer selama tiga tahun. Alasan saya mengikuti acara ini karena impian saya adalah dapat bekerja sama dengan NALA."

"Wow semoga tercapai, ya. Sekarang, apakah kamu sudah siap?" tanya Desi, sang pembawa acara.

Lula menarik dan mengembuskan napas perlahan lalu mengangguk.

"Hai, Lula! Saya ingin tahu, nih. Semisal kamu berhasil terpilih menjadi brand ambassador NALA. Apa saja yang akan kamu lakukan?"

Lula membiarkan pertanyaan tersebut mengambang di udara beberapa detik. Dia meremas pelan ujung roknya. "Saya ... akan berusaha sekeras mungkin dalam menjaga nama baik perusahaan."

"Itu saja?" tanya Dilbar—salah satu dari kelima juri acara pemilihan brand ambassador.

Perasaan gelisah mulai menyusup ke diri Lula. Dia menggigit bibirnya lagi. "Berkomunikasi intens dengan tim NALA sehingga dapat mengunggah konten promosi yang tepat."

Dilbar manggut-manggut. Karena dia tahu peserta di hadapannya merasa gelisah, dia sengaja menopang dagunya dan bertanya, "Ada lagi?"

Lula meneguk ludah. Bagaimana ini? Dia cuma menyiapkan dua jawaban dari pertanyaan itu. Dia berpikir satu atau dua jawaban sudah cukup. Alhasil, selama tiga puluh detik dia terdiam.

Scent of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang