Bab Sebelas

225 37 9
                                    

Happy reading❤️

Melihat nama yang tertera di layar ponsel, Galiena lantas meminggirkan mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melihat nama yang tertera di layar ponsel, Galiena lantas meminggirkan mobil. Walau bingung alasan salah satu investor NALA meneleponnya di pagi hari, Galiena segera menerima panggilan tersebut.

"Selamat pa—"

"Sebenarnya Bu Galie bisa meneruskan perusahaan NALA atau tidak? Baru saja kami para investor tenang karena kritikan terkait produk terbaru NALA mulai tertutupi dengan acara pemilihan Brand Ambassador. Lalu kenapa sekarang bermasalah lagi?"

Galiena mengerjap berulang kali tidak mengerti, pasalnya hari ini ia izin sedikit terlambat ke kantor karena ia dan Gabriella pergi mengunjungi rumah duka untuk menengok ayahnya. Masalah apa sebenarnya yang dimaksud oleh Amanda?

Tapi jika memang benar ada sesuatu yang terjadi dengan NALA, mengapa Diego belum menghubunginya?

"Bisa-bisanya pihak NALA mengirim botol parfum yang sudah retak kepada para pendaftar? Jika kalian memang belum siap untuk menyelenggarakan acara ini, kenapa harus sok siap yang berujung memperparah keadaan?"

Botol retak? tanya Galiena dalam hati. Bagaimana mungkin ada botol retak yang sampai ke tangan influencer? Kemarin ia dan Diego sudah ke ruangan pemasaran, tapi tidak menemukan seorang pun di sana. Usut demi usut ternyata tim pemasaran tengah makan siang bersama.

Sehingga mereka memutuskan untuk kembali beberapa jam lagi. Dan begitu mereka kembali ke ruangan pemasaran, mereka melihat sendiri proses pengemasan tersebut. Tim mereka sangat berhati-hati dalam mengemasnya.

"Bu Galie!" ketus Amanda—sang investor—kesal sebab tidak mendapat jawaban dari Galiena.

Galiena menggaruk pelan tengkuknya sebelum berucap, "Sebelumnya maaf Bu Amanda, saya belum mendengar kabar apa pun terkait itu karena kebetulan hari ini saya izin datang siang ke kantor. Tapi saya akan segera mencari tahu dan menghubungi ibu. Sekali lagi, saya minta maaf."

Tanpa membalas ucapan panjang Galiena, panggilan tersebut langsung diputus secara sepihak. Tidak ingin membuang waktu sedetik pun, Galiena lekas menancap pedal gas. Ia takut kabar tidak mengenakkan tersebut yang ia belum ketahui semakin menyebar di kalangan investor dan berujung menimbulkan sebuah kekacauan besar.

Saking buru-burunya, Galiena bahkan tidak membalas sapaan karyawan yang kebetulan berpapasan dengannya. Pemandangan yang Galiena lihat pertama kali melalui kaca jendela ruang pemasaran adalah Diego yang bersandar di pilar dengan tatapan mengintimidasi.

"Kamu bilang ke saya kalau semuanya dalam keadaan aman, Teresa! Lalu ini apa? Kenapa banyak influencer yang unggah di story mereka kalau mereka dapat botol retak?"

Teresa—ketua tim pemasaran—hanya bisa menundukkan kepala mendengar omelan berapi-api Luna. Dia juga tidak tahu perihal botol retak itu. Kemarin dia dan karyawan lainnya sudah sangat berhati-hati dalam mengemasnya. Mereka juga menggunakan banyak bubble wrap untuk melapisinya.

Scent of LoveWhere stories live. Discover now