Bab Tiga Puluh Lima

184 30 22
                                    

Happy reading❤️

Setelah lima hari lembur, akhirnya hari ini Galiena dapat pulang di jam yang bersamaan dengan matahari terbenam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lima hari lembur, akhirnya hari ini Galiena dapat pulang di jam yang bersamaan dengan matahari terbenam. Membayangkan betapa nikmatnya berendam air hangat membuat Galiena mempercepat langkahnya menuju pintu utama. Ia lantas berhenti melangkah kala ekor matanya tak sengaja menangkap sosok Gabriella yang sibuk di dapur.

Ia bergerak mendekati sang ibu yang masih belum menyadari keberadaannya. Kening Galiena berkerut melihat ada beraneka ragam hidangan yang tersaji di meja. "Mama."

"Anak ayam lahiran," spontan Gabriella terkejut.

Galiena terkekeh. "Anak ayam mana, Ma, yang lahiran?"

Gabriella memukul lengan anak semata wayangnya. Dia mencebikkan bibir. "Kamu, sih, ngagetin aja. Untung jantung mama enggak copot."

"Haha. Mama kenapa masak banyak banget? Ada yang mau datang?"

Gabriella menggeleng. "Enggak ada. Itu buat kita berdua. Mama sengaja masak yang banyak biar kamu puas makannya. Dari lima hari kemarin kamu sibuk banget, pulang selalu di atas jam sembilan malam. Mama jadi enggak tahu apa aja yang kamu makan, kenyang atau enggak."

"Ya ampun, Ma. Enggak perlu sampai repot gitu juga. Nanti mama capek."

Gabriella menoleh sejenak ke panci sebelum kembali menatap Galiena. Dia membalikkan badan Galiena dan bersiap mendorong. "Enggak ada istilah capek kalau buat kamu. Sekarang kamu bersih-bersih dulu, gih."

Karena tidak ingin Gabriella menunggu terlalu lama, terpaksa Galiena menunda rencana berendamnya. Ia bisa berendam lain hari. Ia menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit untuk membersihkan badan.

"Selamat makan, Sayang," ujar Gabriella tersenyum lebar.

Galiena menatap empat macam hidangan tersebut secara bergantian—ayam lada hitam, bebek panggang, sapo tahu, serta sup jagung. Bagaimana cara agar ia tidak menyisakan satu makanan pun? Seakan tidak cukup membuat Galiena kebingungan, Gabriella tak tahu-menahu mengeluarkan macaron dari oven.

"Buat penutup."

"Makasih makanannya, Mama."

Gabriella mengangguk. Di sela mereka menikmati makanan, Gabriella menyempatkan diri bertanya kepada Galiena tentang pekerjaan yang dilakukan anaknya selama lima hari belakangan ini.

"Persiapan buat rilis produk baru, Ma."

"Tumben selama itu?"

"Biar lebih matang, Ma, persiapannya. Enggak setengah-setengah."

"Kasih mama spoiler, dong, produk barunya kayak apa. Siapa tahu mama berhasil ngehasut temen-temen arisan mama buat borong nanti pas launching."

Galiena tertawa pelan kemudian membagikan sedikit bocoran kepada ibunya. Ia juga memberitahu alasan mereka lembur belakangan ini—bukan hanya tentang menyiapkan produknya, Galiena ingin strategi pemasarannya nanti sungguh sempurna. Tidak seperti produk-produk mereka yang sebelumnya.

Scent of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang