20 || Tawuran Lagi ?

61 4 0
                                    


“Tawuran lagi?”

Kalimat pertama yang Jack lontarkan Ketika menyambut kedatangan Alendra memasuki rumah. Jack melipat tangannya didepan dada sembari meneliti penampilan Alendra yang jauh dari kata rapih. Dasi yang seharusnya terpasang rapi dileher kini sudah beralih terikat diatas dahi. Seragam berwarna putih penuh bercak darah, dan wajah terdapat beberapa luka memar.
Jack menghela napas pelan, sepertinya sehari saja putranya itu tidak membuat onar rasanya tidak sah. Ada saja kelakuan diluar nalar yang Alendra lakukan.

“Yo, Pah.” Sapa Alendra sembari melambaikan sebelah tangannya so akrab.

“Nggak usah caper.” Sinis Jack.

Alendra menyengir lebar, tahu saja kebiasaan Alendra Ketika mencoba mengalihkan perhatian Jack agar todak jadi untuk mengamuk. Jika Jack sudah seperti itu Alendra tidak bisa lagi untuk membela diri. Alendra hanya bisa pasrah menerima amukan dari bos besar.

“Kali ini lawannya siapa?” tanya Jack dengan nada suara tertahan menahan emosi.

“Anak SMU Bantara, Geng Thor.” Balas Alendra santai.

“Menang?”

Alendra mengangkat bahu, “Belum tau menang apa nggak. Tapi, kalau nggak menang besok tinggal tawuran lagi.”

Jack mengacungkan dua jempolnya. “Mantap anak Papah, sini peluk dulu dong.”

Alendra memicing mata penuh curiga, tidak mungkin Papah nya luluh begitu saja mendengar ceritanya. Biasanya Jack akan menendang bokong Alendra lalu mengomel habis-habisan persis seperti Puppy Ketika tahu bedak barunya pecah karena dihancurkan Amora.

Baiknya Jack pasti ada apa-apa, sebagai anak yang sering mendapat Tindakan diskriminasi. Alendra patut waspada.

“Tunggu, kok tiba-tiba baik? Kayak temen deketin pas ada maunya doang,” ujar Alendra penuh curiga.

“Kucing burik punya mang Aleh, emang nggak boleh?” tanya Jack berpantun.

“Saya patut curiga nih.” Balas Alendra.

Alendra mengusap dagunya sembari menelisik Jack dari atas sampai bawah. Jack tersenyum manis, Ok lah kalau sudah berhubungan dengan senyuman Alendra akan percaya-percaya saja. Lagipula jarang sekali Papah nya itu mau mengumbar senyum kecuali pada Sang Mamah.
Alendra pun menubruk tubuh Jack memeluk Jack dengan erat. Tubuhnya yang sejajar dengan Ajck semamin terlihat keduanya lebih tepat menjadi kakak dan adik ketimbang orang tua dan anak.

Usapan halus dirambut Alendra semakin membuat Alendra terlena, sementara Jack menggertakan giginya menahan emosi. Dalam sekali Gerakan, tangan Jack yang semula mengusap rambut Alendra berpindah mencapit telinga Alendra dengan kuat.

“Awhhh!!” ringis Alendra memiringkan kepalanya memberontak meminta Jack untuk menjauhkan tangan dari telinganya.

“Sakit hmm?” tanya Jack semakin kuat
memelintir telinga Alendra.

“Pak Jepri pacarnya Maya. Ya sakit malah ditanya!” ketus Alendra berpantun.

“Kapan kamu tobat hah?! Apa perlu Papah masukin kamu pesantren?”

“Jangan Pah, kalau aku masuk pesantren gimana nasib Leviana?” cegah Alendra cepat.

“Biarkan anak mu ini memberikan penjelasan, Pah.” Mohon Alendra.

“5 menit!” balas Jack melepaskan tangannya dari telinga Alendra.

“Jadi, tadi tuh kan aku berangkat pagi karena mau menjemput calon pacar. Nah terus pas sampai disana aku di tawari buat sarapan bareng sama calon mertua,” cerita Alendra.

AlendraWhere stories live. Discover now