26 || Makin halu aja lo

63 4 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman. Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya....







Selamat Membaca Alendra ✨
***

Terhitung sudah lebih dari satu minggu Leviana berdekatan dengan Alendra. Sepertinya Leviana beberapa kali merasakan gelenyar aneh setiap merespon segala gerak-gerik Alendra. Seperti jantung yang berdetak tidak normal dan juga pipi yang merona hany akarena mendengar gombalan receh Alendra. Leviana selalu saja menampik semua gelagat aneh yang menyerang dirinya bisa di masukan dalam kategori suka. Itu tidak yakin, Leviana yakin akan hal itu.

Dulu saja saat pendekatan dengan Jovian, Leviana membutuhkan waktu lebih dari satu bulan. Sangat mustahil jika Leviana bisa menjatuhkan perasaan kepada Alendra kurang lebih dari waktu satu bulan sesuai perjanjian yang sudah Leviana dan Alendra sepakati.

Leviana hanya sedikit terpukau dengan sifat Alendra. Meski menyebalkan, namun Alendra tahu bagaimana caranya menyikapi seseorang yang notabennya seorang cewek. Leviana tidak bisa dengan mudah sepercaya itu dengan Alendra. Leviana takut jika apa yang dikatakan Jovian tempo hari mengenai Alendra yang mendekati Leviana karena ada tujuan tertentu membuat cewek itu was-was. Walaupun saat ini tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan mengenai Alendra. Tetap saja, bagaimana pun juga Alendra adalah musuh abangnya. Dan belum lagi Leviana sempat curiga bahwa Alendra yang membuat abangnya koma beberapa tahun ini.

***

Pagi ini, Alendra sudah menunggu didepan gerbang rumah Leviana padahal jam masih menunjukkan pukul 6 pagi. Ini hari kelima bagi Leviana melihat Alendra datang kerumah Ketika pagi tanpa mengenakan seragam sekolah.

“Lo masih belum masuk sekolah?” tanya Leviana melipat tangan didepan dada meneliti penampilan Alendra dari atas sampai bawah.

“Kan gue bilang lagi dapat cuti sayang, senin besok juga gue udah masuk sekolah lagi.” Jawab Alendra.

Leviana memutar bola matanya malas. Sejak kapan ada sekolah yang mengadakan system cuti sekolah? Apalagi untuk siswa kelas 12 seperti Alendra. Bukankah Alendra harus bersiap untuk segala ujian-ujian nantinya? Mengapa ini malah diberikan cuti, sungguh heran. Leviana sedikit curiga pada Alendra, apa mungkin Alendra punya kekuasaan di Nusa?

“Dev, gue heran deh kenapa murid berandalan kaya lok nggak dikeluarin dari sekolah? Nusa kan elit, rasanya nggak wajar aja masih ada siswa nggak tahu aturan macam lo disana.” Cibir Leviana.

“Astagfirullah, Na. kalimat lo berhasil buat gue sakit hati,” ujar Alendra mendramatisir.

“Jijik sekali.”

“Ana sayang, Nusa kan sekolah punya bokap gue. Ya kali aja bokap gue mau keluarin gue dari sekolah? Kalau iya gue di keluarin dari sekolah, gue bakalan sekolah dimana? Kan kata lo gue murid berandalan yang nggak tahu aturan. Mana ada sekolah yang mau nerima gue bukan?”

Kedua bola mata Leviana membola. Sudah Leviana duga Alendra pasti bukan orang biasa. Penampilan boleh asal-asalan, tapi dibalik semua itu Alendra bukan orang sembarangan.

“Seriusan lo anak pemilik sekolah Nusa?” tanya Leviana tidak percaya.

Alendra menaikan satu alisnya menatap Leviana heran, “Iya. Emang nya tampang gue nggak ngeyakinin ya?”

“Lo tau kan kalau bohong itu dosa?!” hardik Leviana menunjuk Alendra dengan mata menyipit curiga.

“Ya Allah, Na. gue gini-gini juga mana mungkin bohong sih.”

“Apa buktinya kalau lo anak pemilik sekolah?” tanya Leviana menggebu-gebu.

“Na, gue kan pernah ngenalin diri gue dengan nama lengkap gue. Yaitu Devano Alendra Demiand. Gue anak Puppy dan juga Jack Demiand. Nah, karena nama belakang gue ada Demiand sudah sangat jelas kalau gue anak Jack Demiand.”

“Jack Demiand?!” pekik Leviana.

Siapa yang tidak kenal dengan pria itu? Mustahil sekali jika pria berwibawa seperti Jack Demiand yang terkenal di dunia bisnis dan juga mantan mafia yang paling ditakutkan memiliki anak berandalan seperti Alendra. Kalau Scorpio dan juga Amora, Leviana dapat mempercayainya. Sedangkan Alendra? Entahlah.

“Devano, lo beneran anak Jack Demiand?” tanya Leviana.

“Iya, sayang.”

“Serius?”

“Serius sekali sayangku. Lagi pula, gue nggak yakin kalau lo se gak tau itu

“Gue curiga.” Leviana mendekati wajahnya kearah Alendra meneliti setiap detail wajah Alendra.

“Cu… curiga apa sih?” tanya Alendra gugup.

“Lo pasti anak pungut!”

Alendra mendengkus “Iya, Na. iya gue anak pungut. Waktu kecil bokap gue nemuin gue di solokan. Puas lo?!”

Leviana terkekeh geli, “Gue kan bercanda, Dev.” Kelakar Leviana. “Gue ambil tas sama ponsel gue dulu, sekalian mau bawa sarapan buat lo. Tunggu ya.”

Alendra mengangguk patuh, matanya bergerak menatap kepergian Leviana.

***

“Nanti pulang sekolah, ikut gue ketemu temen gue ya. Na.” ajak Alendra sesaat motornya telah berhenti didepan took eskrim yang biasa Alendra gunakan menjadi tempat mengantar jemput Leviana.

Leviana menggigit sudut bibirnya, bertemu dengan teman-teman Alendra? Pasti semua dari anak Nusa. Leviana tidak ingin jika nanti menjadi bahan intimidasi, apalagi ia anak Bantara. Leviana sudah banyak tahu sepak terjang dari dua sekolah yang selama ini tidak pernah bisa akur.

“Tenang, temen-temen gue udah pada jinak kok. Gue juga sering certain lo sama mereka,” ujar Alendra menaik turunkan kedua alisnya menggoda.

“Hah? Pasti lo ceritain gue yang jelek-jelek ya.” Tuduh Leviana.

“Mana mungkin lah, gue kan sayang sama lo. Masa iye gue jelek-jelekin lo sih? Palingan gue ngaku kalau lo pacar gue.”

“Makin halu aja lo.” Sinis Leviana.

“Yang halu gue, kok lo yang komentar terus sih. Nggak bisa apa biarin gue happy.” Jawab Alendra seraya merentangkan kedua tangannya lebar.
Leviana menggeleng lirih, merasa heran dengan tingkah laku Alendra.

“Sana, cepetan ke sekolah dan langsung ke kelas.” Titah Alendra

Leviana manggut-manggut “Iya, iya.”

“Assalamalikum cantik,” ujar Alendra tersenyum menggoda.

“Walaikumsalam deh yang nggak ganteng.” Jawab Leviana terkekeh geli dan meninggalkan Alendra.



Jangan lupa buat ajak teman-teman kalian untuk baca Alendra. Yuk, bantu share cerita Alendra disosial media kalian ya.

Jangan lupa juga buat COMMENT DAN VOTE yang selalu paling di tunggu dari teman-teman.


Makasih banyakkk semuanya. Selalu kangen dan sayang kalian semua ....


Salam,




AnRisma




AlendraWhere stories live. Discover now