58 || Balik Indonesia

45 2 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Jadi, gimana nih Na?” tanya Raka.

“Kita harus susun rencana. Gue yakin nggak lama lagi Devano pulang. Pokoknya, setelah Devano pulang kita harus bongkar ini semua dihadapan seluruh anak Dirgoun,” ujar Leviana.

“Iya, gue setuju. Lagipula gue punya rencana, tapi sorry nih sebelumnya. Rencana ini mengharuskan lo berurusan lagi dengan Jovian.” Raka meringis melihat respon Leviana yang langsung berekspresi datar.

“No! I don’t want to deal with a guy like him anymore!” ketus Leviana.

“Ayolah, Na. Ini juga kan demi Alendra. Kita harus segera membongkar ini semua, atau nggak nyawa Alendra terancam emangnya lo mau?”

Leviana menghela napas pelan. “Yau dah, terpaksa gue ikutin rencana ini. Inget ya, demi Devano.”

“Lo se sayang itu ya sama Alendra?” tanya Leviana.

“Yang lo liat gimana?” timpal Leviana.

“Intinya Alendra beruntung dapat lo, dan lo beruntung dapat dia. Lo tau kan? Selama 18 tahun hidupnya, dia baru pacaran dan itu sama lo. Sekalinya pacaran sekarang se bucin itu sama lo.”

Leviana mengangguki ucapan Raka. Ia sendiri juga paham bagaimana seorang Devano Alendra Demiand yang menjadi bucin angkut ya Leviana.

***
“Kak Lend!”

“Kak….”

Teriakan nyaring menyambut kedatangan Alendra Ketika memasuki rumah.

Scorpio dan juga Amora berlari pontang-panting menghampiri Alendra. Alendra membungkuk merentangkan dua tangannya mempersiapkan diri untuk mendapatkan pelukan dari kedua adiknya itu.

“Kak Lend, Mola kangen.” Rengek Amora memeluk erat leher Alendra. Menciumi seluruh wajah Alendra membuat cowok itu tertawa kegelian.

Tiga minggu lebih pergi, rasanya rindu sekali dengan suasana rumah.

“Kak Lend juga kangen sama kamu, sayang.” Alendra mengangkat Amora ke dalam gendongannya. Diciumnya gemas pipi gembil Amora.

Alendra melirik ke arah Scorpio pelan, melihat reaksi Scorpio yang tidak bersahabat. Sungguh membuat Alendra dongkol. Bukannya Scorpio juga ikut memeluknya, bocah lelaki itu malah memasang wajah cemberut seperti orang yang tidak senang.

“Lo nggak kangen gue gitu? Nggak niatan mau peluk gue?” tanya Alendra.

Scorpio menggeleng, “Lagian, kenapa pergi nya bentar banget sih? Padahal aku senang banget kalau Kak Lend nggak pulang lagi.”

“Terus maksud lo yang teriak-teriak tadi itu apa hah raja kelinci?!”

“Ya pencitraan doang lah, Kak Lend pikir aku beneran kangen? Sorry, males banget.”

Alendra tersenyum terpaksa. “Oke, sabar, sabar. Lo ganteng makannya harus banyak sabar Al.”

“Mor, Kak Lend bawa banyak oleh-oleh nih buat kamu. Mau nggak?”

“Mau, Kak.” Seru Amora mengangguk antusias.

“Buat aku juga ada kan, Kak?” tanya Scorpio.

“Siapa lo hah?” tanya Alendra sinis.

“Kak, nggak boleh pelit sama adik sendiri.” Ucap Scorpio.

“Emangnya lo adik gue hah?!” tanya Alendra.

“Aku bilangin Papah nih.” Ancam Scorpio.
“Ck! Aduan lo jadi orang.”

“Nih, ada oleh-oleh buat lo.” Alendra merogoh saku celananya mengambil beberapa permen kemudian Alendra berikan kepada Scorpio.

Scorpio menatap permen ditangannya dan Alendra secara bergantian. Wajahnya terlihat kebingungan. “Kok cuman permen sih, Kak?” tanya nya.

“Katanya mau oleh-oleh, ya itu lah bagian punya lo. Syukuri aja napa sih. Ayo, Amora kita makan Coklat Merlion yang yummy banget nih. Berdua aja lah, nggak usah ajak si itu tuh.” Alendra menjulurkan lidahnya meledek Scorpio.

“Kak, aku juga mau dong!”

“Males ah, sana lo minta ke Papah. Kalau punya gue cuman cukup buat berdua sama Amora.”

Bibir Scorpio menukik ke bawah. “Kak Lend pelit, jahat. Aku nangis nih.” Ancam Scorpio.

“Nangis tinggal nangis, malah laporan lo."

“Kak Lend nggak boleh gitu.” Amora mencubit pipi Alendra.

“Maaf sayang.” Ringis Alendra.

“Aku boleh ikut kan, Kak?”

“Boleh, asal lo harus selalu nurut sama gue.”

“Tapi ka_”

Alendra berdeham, “Lo nolak, nggak bakalan gue kasih coklatnya.” Ancam Alendra.

“Iya kak, iya aku nggak bakalan nolak kok.” Jawab Scorpio memasang raut wajah so imut.

“Nah itu baru adik gue. Mari kita ke kamar Kakak.” Alendra menunjuk kopernya. “Lo bagian bawa tuh koper gue ya.” Titah Alendra songong berjalan mendahului Scorpio.

“Tapi itu berat, kak.” Protes Scorpio.

“Lo nggak mau ya udah sih berar_”

“Eh, iya aku bawa ke kamar kakak!” sela Scorpio kesal.

Kalau bukan karena coklat, sudah Scorpio pastikan ia tidak akan mau menuruti perintah Alendra.

“Papah sama Mamah kemana ya, Mor?” tanya Alendra heran karena tidak menemukan kedua orang tuanya.

“Tadi mamah di kamal, telus papah nyusul. Katanya papah mau cek adik bayi.” Jawab Amora polos.

Alendra mendengus jengah, ia dapat menangkap perkataan Amora dengan jelas. Sudah di pastikan papah nya itu sedang iya-iya dengan mamah nya. Memang Jack menyebalkan dan tidak tahu diri. Baru sampai rumah saja dia sudah langsung tancap gas iya-iya.

“Papah gue ternyata sekalinya bucin langsung ngajak iya-iya mulu perasaan. Memang nggak punya akhlak tuh jadi bokap.” Gumam Alendra.

” Gumam Alendra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AlendraWhere stories live. Discover now