66 || Mencoba untuk menerima

88 5 0
                                    

“Al, makan dulu coba

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


“Al, makan dulu coba.” Dino menepuk paha Alendra meletakkan sebungkus nasi dimeja kecil. Dino mengambil piring di dapur lalu Kembali ke tempat Alendra. Namun, ia mendapati Alendra masih tertidur lelap dengan lengan tangan yang menutupi Sebagian wajah Alendra.

Melepas jaketnya, Dino membungkuk menyikirkan lengan tangan Alendra. Tidak biasanya Alendra tidur selelap ini. Apalagi tadi pagi Alendra juga tidak masuk sekolah.

Sempat menitip absen kelas pada Dino, Alendra mengatakan jika ia sakit. Biasanya, kalaupun tidak masuk sekolah Alendra tidak pernah membuat surat izin. Entah sedang kesambet apa Alendra ini.

“Al.” Dino masih berusaha membangunkan Alendra. Tak lama kemudian mata Alendra mulai mengerjap disusul dengan lenguhan pelan.

Alendra bangkit dari tidurnya, wajahnya sembab khas seseorang baru bangun tidur selama berjam-jam lamanya. Alendra menggaruk bagian belakang kepalanya, matanya mengernyit Ketika mendengar basecamp sudah Kembali ramai bertanda anak-anak Dirgoun sudah bubaran sekolah.

“Apa?” Alendra menatap Dino dingin. Semenjak pengakuan Dino, sikap Alendra benar-benar berubah. Tidak sehangat dulu, bahkan untuk berbasa-basi dengan Dino saja Alendra merasa enggan.

Dino masih berusaha keras untuk mencoba memulihkan semuanya. Meskipun Dino tahu harus butuh waktu yang lama, namun Dino tidak akan pernah menyerah agar bisa terus meyakinkan Alendra.

“Lo belum makan kan? Mending makan dulu, tadi sebelum gue ke sini gue beliin lo makanan. Dari tadi pagi lo tidur terus kan?”

“Bukan urusan lo.” Ketus Alendra Kembali membaringkan tubuhnya di sofa. Namun, Dino mencegahnya membuat Alendra semakin kesal. “Apa sih?!” geram Alendra tertahan.

“Makan dulu, Al. muka lo pucat banget, lo sakit?”

“Nggak usah sok peduli sama gue, lo. Bukannya lo sendiri yang pengen gue mati?!” sinis Alendra.

Dino langsung terbungkam, kalimat Alendra sukses membuat hati Dino merongrong sakit.

“Mending lo pergi dari hadapan gue, jangan sampai bikin gue marah.” Usir Alendra.

“Wes-wes ada apa nih?” tanya Raka yang baru saja memasuki basecamp bersamaan dengan Aksa disampingnya.

“Lo suruh dia pergi dan jangan ganggu gue.”

“Din, lo tau sendiri ya kalau Alendra itu butuh waktu. Lo gabung dulu aja sama anak-anak, biar gue yang coba ngomong ke dia,” ujar Aksa yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Dino.

Setelah Dino keluar dari basecamp Raka dan Aksa duduk mengapit Alendra.

Tidak ada pembicaraan diantara mereka, ketiganya masih sibuk dengan pemikiran masing-masing. Situasi seperti ini tentu saja membuat suasana menjadi canggung.

“Kalau nggak ada yang mau diomongin, lebih baik kalian berdua juga keluar. Gue mau lanjutin tidur.”

Aksa membuka tudung Hoodienya lalu menatap Alendra sekilas sebelum mengalihkan pandangannya ke luar.

AlendraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon