24 || Ketemu kakak ipar

61 5 0
                                    


“Masih aku liatin kok, Kak Lend. Belum aku siram pake air got,” ujar Scorpio menatap datar Alendra melalui pantulan cermin. Scorpio duduk di atas ranjang memangku Amora, sementara Bram di samping Scorpio sedang asik memakan coklat.

Coklat? Tunggu dulu, darimana Bram mendapatkan coklat tersebut? Jangan bilang kalau Bram mengambil coklat yang tergeletak di atas meja belajar Alendra.

“Bram, kamu dapet coklat itu darimana?!” tanya Alendra histeris. Ia membalikkan badan menatap ketiga bocah itu galak.

Alendra menggigit bibir bawahnya kuat, mencoba menahan diri untuk tidak membentak Bram yang sudah berani memakan coklat padahal seharusnya coklat tersebut akan Alendra berikan kepada Leviana. Kenapa selalu saja ada orang yang mengacaukan kegiatan manis yang akan Alendra lakukan kepada Leviana? Kemarin martabak diambil adik dari Papah Leviana, sekarang coklat dimakan Bram.

“Bram, lain kali kalau ada makanan yang bukan punya kamu jangan asal dimakan ya. Kalau dimakanan itu ada sianida nya gimana? Itu coklat kan punya kakak,” ujar Alendra tersenyum gemas menahan diri untuk tidak menyentil bibir Bram.

“Kata Scorpio, kalau mau sesuatu ambil aja. Aku kan lagi pengen coklat, jadi aku ambil terus aku makan.” Jawab Bram.

Alendra terkekeh kesal, bisa sekali calon anak tiri Roni ini menjawab ucapannya. Alendra menduga jika Bram sudah ketularan virus menyebalkan dari Roni. Sikap manis Bram saat pertama kali bertemu dengan Alendra mendadak lenyap begitu saja. Atau mungkin karena terlalu sering bergaul dengan Scorpio jadi ikut tertular sifat kurang ajar adiknya itu.

“Mola mau digendong, Kak Len.” Rengek Amora mengulurkan tangannya meminta Alendra untuk menggendongnya.

Alendra mengambil alih Amora dari Scorpio. Ia menepuk-nepuk punggung Amora dan sesekali mencium pipi adiknya itu.

“Ini kalian bertiga ngapain sih kekamar kakak?” tanya Alendra curiga. Tidak biasanya Scorpio dan Bram mau berdekatan dengannya. Jika sudah begini pasti ada udang di balik bakwan, ehh di balik batu.

“Papah sama Mamah mau pergi katanya. Terus aku sama Amora disuruh main sama Kak Lendra.” Jawab Scorpio.

“Iya, Papah sama Mamah juga mau pergi. Jadi, aku disuruh main sama Kak Al.”

“Apa?!” jerit Alendra histeris “Bisa-bisanya ya tuh orang tua seenaknya sama gue, enak aja mereka bisa bebas keluar sedangkan gue disuruh jaga anak-anak menyebalkan ini!” dumel Alendra tak terima.

Dengan Langkah cepat Alendra pergi menuju ruang tengah. Ini tidak bisa dibiarkan, jika Alendra ditugaskan menjaga ketiga bocah ini maka mala mini Alendra tidak bisa mengapeli rumah Leviana. Alendra yakin, pasti Papah dan Mamahnya ingin berkencan alay tanpa mengajak Scorpio dan juga Amora.

“Papah!” pekik Alendra.

“Nggak usah teriak-teriak bisa nggak, Dev.”

“Kenapa Papah titipan tiga anak curut ini sama aku? Aku mau kencan Pah,” ujar Alendra dengan nada tak santai.

“Yaelah, kayak yang iya kamu punya pacar aja pake acara mau kencan. Jagain sebentar aja emang nggak bisa?” sambar Roni nyolot.

“Apa sih om-om satu ini, nyambung aja.”dumel Alendra melirik Roni sengit.

“Al, Mamah sama Papah mau datangin pesta teman Papah,” ujar Puppy.

“Lah, emangnya di pesta ada larangan membawa ana kapa?!” protes Alendra.

“Bawel banget kamu, nih uang. Ajak main Scorpio, Amora, sama Bram.” Titah Jack memberikan sepuluh lembar uang berwarna merah kepada Alendra.

“Cuma satu juta doang?!” Alendra menadahkan tangannya “Pinjam mobil Papah yang baru, aku mau ajak ketiga anak curut ini main.”

AlendraWhere stories live. Discover now