05 || Ke gaduhan makan malam

142 7 0
                                    

“Vano, makan yang benar jangan gangguin Amora terus!”

“Scorpio, jangan banyak-banyak makan ayamnya.”

“Amora, jangan di  acak-acak itu nasi. Vano! Udah! Jangan digangguin terus Amora Nya.”

Puppy memijat keningnya yang terasa pusing. Bagaimana tidak? Lihatlah ketiga anaknya ini. Alendra terus saja mengganggu Amora dan Scorpio makan, Scorpio yang selalu memakan ayam cukup banyak. Dan juga Amora sibuk mengaduk-ngaduk nasi tanpa memakannya.

“Scor, tuh ayam banyak banget bakal habis?” tanya Alendra.

“Habislah, kak.” Jawab Scorpio santai.

Alendra menyengir tanpa dosa, dengan gerakan slow motion ia mengambil dada ayam milik Scorpio.

“Kak, balikin ayam Scor.” Rengen Scorpio.

“Itu kan masih banyak, Scor.”

“Duh … ini ayam enak banget, Scor.” Goda Alendra menggerakan dada ayam ditangannya dihadapan Scorpio.

“Kak Lend … ayam Scor.” Cemberut Scorpio.

Belum puas dengan menjahili Scorpio, kini Alendra menjahili Amora dengan mengambil wortel dari piring Amora.

“Woltel Mola … kak Lend, balikin woltel Mola.” Isak Amora berlari kepangkuan Jack.

Jack mengambil nafas pelan. Berusaha untuk tetap bersabar. Disaat seperti ini tangan Jack rasanya gatal sekali ingin memukul sesuatu. Namun, Jack harus bisa menahan diri. Jack tidak ingin anak-anaknya tahu sifat aslinya.

Jack tidak ingin suatu saat nanti Alendra tahu jika dulu papahnya yang dianggap baik adalah seorang mafia besar yang sangat keji. Bahkan, tak jarang Jack menghabisi musuh-musuhnya melalui tangan Jack, jika ALendra mengetahuinya maka Alendra akan sangat kecewa. Ia pun tak ingin bila harus dimusuhi anaknya.

“Lendra, Scorpio. Bisa nggak kalian jangan ribut?!” sentak Jack geram.

“Kak Lendra duluan.” Tuding Scorpio.

“Apaan? Orang lo duluan.”

“Kak Lendra sama bang Scol yang salah.” Rengek Amora.

Jack menghembuskan nafas lemah “Cepetan makannya, setelah itu kekamar masing-masing dan langsung tidur.”

“Pah, masih jam 7 masa disuruh tidur? Nggak asyik ah papah mah.” Protes Alendra.

“Kalau kamu protes, papah potong uang jajan.” Ancam Jack tak main-main.

“Pah … masa mainnya ngamcam mulu,” ujar Alendra lesu.

“Kamu besok berangkat jalan kaki kalau masih ngeluh,” ucap Jack.

Alendra berdecak kesal, selalu saja papahnya mengancam. Ingin sekali Alendra menjadi pemberontak, mencoba kabur dari rumah dan ikut nongkrong di malam hari bersama teman-temannya. Andai saja Alendra seberani itu untuk memberontak. Nyatanya tidak, menghadapi Jack ketila marah jauh lebih menyeramkan daripada melawan musuh-musuhnya ketika tawuran.

“Kalian cepet balik ke kamar.” Titah Jack tegas.

Alendra dan Scorpio kompak bangkit dari duduknya. Baru saja Alendra melangkah beberapa langkah, deringan ponsel milik Jack mencuri perhatian Alendra. Alendra pun berhenti dan berbalik sembari memasang senyuman miring.

“Perang dunia 5 akan dimulai.” Gumam Alendra girang.

Alendra sudah bisa menebak siapa yang menelpon. Sebab, ia sendiri yang memberikan nomor Jack kepada Amel tadi melalui Dino. Ponsel Jack hanya diisi dengan nomor khusus keluarga besar saja dan tentunya bersifat privasi.

Puppy dengan segera memgambil ponsel tersebut.

“Halo.”

“ …. “

Alendra tersenyum miring, raut penuh kepuasaan terpancar jelas diwajahnya. Sebentar lagi perang dunia ke 5 akan dimulai, dan Alendra menyukai ini.

“Siapa yang nelpon, sayang?” tanya Jack.

Puppy mengangkat bahu sembari meggeleng.

“Siapa ya?!” sewok Puppy.

“ …. “

“Amel? Amel siapa?” tanya Puppy heran.

“Sebentar, kenapa manggil beib-beib ya?!” sewot Puppy.

“ …. “

“Hah? Amel yang tadi siang semeja di kantin bareng suami saya?”

Jack terkesiap, ucapan Puppy membuat alarm pertanda bahaya di dalam otak Jack berbunyi pertanda bahaya.

“Jack,” desis Puppy menatap Jack tajam sembari meremas ponselnya kuat sesaat panggilan telah terputus.

“Ap … apa?” cicit Jack.

“Siapa Amel?!”

“Mana aku tahu,” ujar Jack cepat.

“Terus, kenapa dia nelpon ke nomor pribadi kamu hah?” ini kan nomor khusus Jack!”

“Aku nggak kenal Amel, dan aku gak ngasih nomor kesiapapun sayang. Serius.”

Puppy memejamkan matanya pelan. Ia menghirup nafas dalam lalu dihembuskannya secara pelan.

“Jack ku sayang.” Panggil Puppy dengan nada sensual.

“Kamu tidur diluar oke!”

“Ap … apa? Kok gitu sih sayang? Aku seriusan gak kenal siapa itu Amel.”

“Nggak peduli.”

“Amora anak papah yang cantik, bantuin papah dong. Masa papah tidur di luar.” Rayunya kepada Amora.

Amora menatap Puppy bingung. “Kata kak Lend, papah tidul dilual aja gapapa. Jadi nanti Mola yang nemenin mamah.”

“Sayang ….” Rengek Jack.

Puppy melengos, ia menggendong amora lalu meninggalkan meja makan menyisakan Jack seorang diri.

Alendra tertawa sembari menepuk lututnya merasa tergelitik dengan adegan panas perang dunia ke 5 itu.

“Pah.” Panggil Alendra

“Apa?! Ngapain kamu masih disitu hah?!”

Alendra tersenyum menang “Lendra yang kasih nomor papah ke Amel.”

“Kurang aj_”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Kurang aj_”

“Pah, selamat menimati istirahat diluar ya.”

DEVANO!” bentak Jack emosi.

“Kabur!” seru Alendra berlari ngacir menuju kamarnya.

Jack mengusap wajahnya frustasi “Salah apa gue? Dosa apa pula gue punya anak semacam dia.” Gumam Jack lirih.

AlendraWhere stories live. Discover now