32 || Aksa!

64 4 0
                                    


“Gue nggak mau lagi diajak belanja sama si Steffany!” teriak Alendra emosi berjalan menuju ruang tengah rumah Dino dengan badan penuh keluh keringat. Cowok jangkung itu menatap Steffany tidak terima karena sudah membuat nya kesal.

Bagaimana Alendra tidak emosi? Alendra meminta Steffany untuk membelikan barang-barang cewek yang seperlu nya saja. Lah ini? Steffany pun malah ikut-ikutan belanja.

“Kenapa sih?’ tanya Dino tak minat.

“Itu, cewek lo tuh. Nyiksa lahir dan batin gue. Gue udah bilang, belanja buat cewek nya yang seperlunya aja. Lah ini anjing, buat Leviana cuman dikit. Kebanyakan nya buat dia sendiri.” Gerutu Alendra.

“Ya lo nya aja yang bego! Salah ngajak orang lo kalau soal belanja. Ini nih asalan gue nggak mau temenin Steffany belanja. Suka kalap dia.” Ucap Dino.

“Hehehe, ya maaf. Soalnya kalau urusan belanja gue suka khilaf, ya itung-itung bayaran buat gue udah nemenin lo belanja kan,” ujar Steffany dengan cengiran kudanya.

“Udahl ah, Al. itung-itung tanda terimakasih aja. Dasar lo, cowok nggak tau terimakasih.” Cibir Raka yang baru saja datang dari arah dapur.

“Apa lo bilang?” Alendra mendekatkan sisi wajahnya pada Raka dengan kedua mata mengernyit “Coba lo ulang! Gue, manusia nggak tau terimakasih?”

“Ya!” teriak Raka ditelinga Alendra.

“Kalau gitu, gantiin semua uang yang udah lo pake buat jajan selama ini!”

“Apa lo bilang?!” seru Raka tidak terima.

“Dasar lo kismin! Jajan aja minta-minta duit sama gue, kerjaannya so-soan mau bayarin orang!” ejek Alendra semakin menjadi.

“Baku hantam lah kita!” ajak Raka seraya menggulung lengan bajunya keatas memperlihatkan bisep lengan tangannya yang sedikit berotot.

“Apa? Lo pikir gue takut hah!”

“Sini lo.” Tantang Raka menarik rambut Alendra kemudian menghempaskan Alendra secara kasar hingga jatuh terjerembab kelantai.

Steffany yang melihat pertengkaran Alendra dan raka pun berubah menjadi panik. Mati-matian ia berteriak menoba melerai. Namun, Aksa dan Dino justru malah asyik menonton bahkan Dino sempat-sempatnya memvideo perkelahian Alendra dan Raka yang sedang saling memukul satu sama lain.

“TINJU TERUS, AL. TINJU” teriak Dino mengompori. Ia sampai bangkit dari duduknya mengepalkan tangan seraya melompat kecil mencoba menyemangati Alendra.

“LAH, ANJING. PUKUL NYA YANG KENCENG DONG! MANA KERASA KALAU GITU. GREGET GUE NIH.”

“Aksa, jangan diem aja dong. Lerai mereka kek, malah diem aja.” Geram Steffany.

Aksa menutup kepalanya menggunakan tudung hoddie kemudian memejamkan mata mencoba tidak peduli.

“Aksa!”

“Ribet ah! Biarin aja napa. Nanti kalau mereka cape juga diem sendiri. Cape sendiri ngurusin orang nggak waras.”

Steffany langsung diam. Ucapan Aksa begitu sangat pedas. Ia pun memilih untuk membiarkan  Alendra dan Raka terus memukul satu sama lain.

***
Alendra meringis sakit Ketika tak sengaja menyentuh sudut bibirnya yang terluka. Lagi dan lagi wajahnya harus berakhir terluka hanya karena perdebatan tidak bermanfaat yang ia lakukan Bersama dengan Raka.

Setelah tadi berakhir membuat wajah satu sama lain babak belur. Dengan begitu baiknya Dino mengakhiri perkelahian dengan cara meminta maaf hingga berujung keduanya berbaikan. Kejadian semacam ini bukanlah yang pertama kali. Mereka berempat sudah biasa seperti ini.

AlendraOnde as histórias ganham vida. Descobre agora