56 || First Kiss

77 3 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Leviana kini sedang berada di dalam kamar nya, ia sedang menangis. Semenjak pertengkaran di basecamp Bersama Alendra dan juga basecamp senior Thor. Ia dibuat kebingungan dan berakhir dengan menangis di kamarnya.

Sebenarnya permasalahan apa yang saat ini sedang dihadapi oleh Dirgoun dan juga Thor. Leviana sendiri masih tidak tahu alasan apa sehingga Thor berani menyerang basecamp Dirgoun dan berakhir dengan penusukan Aksa.

“Gue harus apa, gue aja nggak ngerti permasalahan nya.” Gumam Leviana.

Ia turun dari ranjang, membuka pintu balkon kemudian menutupnya. Leviana menaikkan kedua kakinya ke atas kursi lalu memeluk lututnya sendiri. Ia memandangi langit malam yang kali ini sedang indah karena banyak nya taburan bintang.

“Dev, gue kangen lo. Gue butuh lo disini.” Lirih Leviana.

“Gue disini, Na.”

Leviana mengangkat kepalanya, ia mendengar suara Alendra. Tapi, ia bingung. Apakah ini hanya halusinasi nya akibat terlalu merindukan Alendra atau memang Alendra ada Bersama nya?
Namun, matanya terbelalak Ketika mendapati Alendra berada di hadapannya. Ditangan cowok itu sudah ada beberapa bucket bunga.

Tanpa banyak kata, Leviana yang memang merindukan Alendra langsung menerjang Alendra memeluk cowok itu erat. “Dev, kangen.” Rengek Leviana.

Alendra tertawa geli, ia pikir Leviana masih marah dan tidak mau bertemu dengannya. Tapi, ia salah besar. Leviana malah menangis karena merindukannya.

“Dev, maaf. Maafin aku yang terlalu egois karena ingin selalu di mengerti kamu. Nggak seharusnya aku berlebihan gitu sama kamu. Tapi kamu tau kan Dev, aku khawatir sama kamu dan rasa khawatir itu malah berlebihan sehingga bikin kamu ngerasa terkekang. Aku min_”

Alendra menempelkan jari telunjuknya di bibir Leviana. “Suttt, kamu kalau ngomong lagi nggak segan-segan aku cium nih.”

Leviana terkekeh lirih, air matanya turun namun dengan cepat ia mengusapnya. “Dev, maaf. Maafin aku, Aaa kangen.”

Alendra menggeleng, “Sini duduk dulu.” Alendra membiarkan Leviana duduk disalah satu kursi, lalu ia menjatuhkan diri memeluk erat Leviana dari depan. Ia meletakkan wajahnya tepat di leher Leviana. “Bukan salah kamu, Na. jelas salah aku karena ngebentak kamu di depan banyak orang.” Lirih Alendra.

“Aku juga salah, Dev. Nggak seharusnya aku egois, harusnya aku bisa ngerti posisi kamu.” Leviana semakin mendekap Alendra erat. Tangannya terulur mengusap rambut Alendra. “Maafin aku ya, Dev.”

“Udah, jangan minta maaf terus. Disini kita berdua yang salah, jadi saling memaafkan aja ya. Lagipula aku tau, kamu terlalu cinta aku sampai nggak mau aku kenapa-napa kan?” goda Alendra.

“Kamu tau sendiri kan sekarang? Se cinta itu aku sama kamu, Dev.” Jujur Leviana seketika membuat Alendra mematung.

“Na, nanti aku bakalan pergi selama tiga minggu. Jadi, selama itu pula aku nggak bakalan bisa ketemu kamu dulu ya.”

“Emang nya kamu mau kemana, Dev?”

“Singapura.”

“Kenapa kesana?”

“Aksa. Aku harus bawa Aksa kesana, dia koma dan itu gara-gara aku. Jadi aku sama Papah akan bawa Aksa ke Singapura untuk berobat.”

“Bukan sepenuhnya salah kamu, Dev. Jadi stop untuk merasa bersalah ya, Kak Aksa juga kalau tau kamu gini dia pasti nggak bakalan suka.”

“Na, Dirgoun semakin kacau. Pengkhianat itu ada di dekat gue, bahkan saking dekatnya gue nggak sadar itu selama ini.” Alendra menatap Leviana sendu.

“Pengkhianat? Siapa?”

“Raka, Na. Dia yang udah bocorin lokasi basecamp, bocorin rencana penyerangan Dirgoun, dan dia juga yang udah kerja sama dengan Jovian.”

Leviana mengerjapkan matanya, terkejut. Leviana dapat melihat dengan jelas dari sorot mata Alendra bahwa lelaki itu benar-benar sedang kecewa. Ia dan Alendra sama-sama dikhianati, maka dari itu Leviana tahu bagaimana perasaan Alendra saat ini.

“Na, aku bingung harus gimana. Apa aku nggak pantas untuk jadi ketua? Tapi aku nggak mau kalau sampai Dirgoun bubar, Na. Dirgoun keluarga kedua bagi aku.”

“Sutt, nggak boleh ngomong gitu Dev. Kamu tetap seseorang yang pantas untuk jadi ketua Dirgoun, nggak ada yang lain. Lagipula kita sama, Dev. Kita sama-sama dikhianati.”

“Maksud kamu?” tanya Alendra heran dengan maksud perkataan Leviana.

“Iya, Dev. Hari ini pun aku dikhianati oleh seseorang yang aku anggap abang. Dia teman dekat bang Elmero, Namanya Eren Darlino dan merupakan Senior di Thor. Dia juga pengkhianat Thor, Dev.” Jujur Leviana.

“Lev, sekarang kita sedang di posisi yang sama ternyata. Maafin aku ya, kamu tau sendiri aku bagaimana kan? Apa kamu akan tetap bertahan dengan aku lelaki yang emosional?”

“Dev, kamu ngomong apa sih? Aku sayang dan cinta sama kamu dengan tulus. Aku nggak pernah bisa ninggalin kamu, aku mau tetap berada di samping kamu.”

Alendra mengangkat wajahnya menatap Leviana tanpa berkedip. Jari-jarinya menyelusuri pipi Leviana mengusapnya lembut.

Usapan jarinya kini turun ke bibir mungil Leviana, ditatapnya bibir tersebut cukup lama dengan senyuman Alendra yang sangat manis.

“Mau ngapain, Dev?” panik Leviana saat Alendra mulai memajukan wajahnya.

Cup.

Aleyza merasakan ada benda kenyal menyentuh bibirnya, dilumatnya bibir tersebut oleh Alendra. Ini kali pertama Leviana merasakan hal ini, dan begitupun dengan Alendra. Tepat saat ini first kiss Leviana telah diambil oleh Alendra, begitupun first kiss Alendra untuk Leviana.

Lumatan pelan dan manis yang dilakukan Alendra itu membuat darah Leviana berdesir hebat, tubuhnya terasa lemas. Ia hanya mampu meremas bagian belakang kaos Alendra.

Alendra pun menuntun lengan tangannya sendiri untuk melingkari leher Leviana. Lumatan yang awalnya dilakukan pelan, kini terasa semakin menuntut membuat Leviana tidak bisa berpikir waras hingga pada akhirnya Leviana sendiri terlena dengan tanpa sadar membalas ciuman manis Alendra.

Malam ini, tepat sebelum kepergian Alendra ke Singapura menjadi malam manis bagi keduanya. Meski Alendra kini sudah melanggar janjinya sendiri untuk tidak berani menyentuh Leviana lebih. Tapi, dengan berani sekarang Alendra mencuri first kiss milik Leviana. Sejak kapan seorang Devano Alendra Demiand menjadi seberani ini?



✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AlendraWhere stories live. Discover now