27 || Kemarahan Alendra

71 5 0
                                    

Sesuai ucapan Alendra yang mengajak Leviana bertemu dengan teman-temannya, Alendra pun membawa Leviana ketempat tongkrongannya bersama dengan ketiga sahabatnya.

Sejak tadi Dino terus saja sibuk mengirim pesan pada Alendra karena tidak sabar melihat cewek yang katanya berhasil membuat seorang Devano Alendra Demiand jatuh hati. Alendra tahu muslihat Dino itu apa, yang jelas Dino tidak sesenang itu Ketika tahu Alendra berhasil menemui tambatan hatinya. Tujuan utama Dino hanya untuk menggoda Leviana.

“Ini tempatnya?” tanya Leviana mengamati sebuah warung berukuran sedang dengan dahi berkerut heran.

“Tadinya gue mau ajak lo ke basecamp. Cuma disana itu kan banyak cowok, gue nggak rela kalau lo di godain sama mereka. Makannya gue ajak kesini, disini palingan cuman ada teman dekat gue kok.” Alendra mengacak rambutnya hingga menjadi berantakan. Cowok itu semakin terlihat tampan dimata Leviana. Setidaknya Alendra berhasil membuat Leviana terhipnotis olehnya selama beberapa detik.

“Nggak usah sok gandeng bisa?!” ketus Leviana memalingkan wajah merasa malu dengan perkataanya yang secara tiba-tiba.

Alendra mengerjapkan matanya, mulutnya sedikit terbuka menatap Leviana cengo. Perasaan sejak tadi Alendra tidak melakukan apapun.

“Gue kan diem aja dari tadi, Na.”

“Terserah.”

Alendra menggelengkan kepala lirih merasa heran dengan Leviana yang suka sekali marah-marah tidak jelas. Cowok bertubuh jangkung itu menggenggam tangan Leviana, hebatnya cewek itu tidak memprotes atas aksi tak terduga nya.

Alendra mengajak Leviana bergabung dengan ketiga sahabatnya. Alendra bisa melihat tatapan jahil dari Dino, tatapan tidak peduli dari Aksa, dan tatapan paling menyebalkan dari Raka.

“Ini cewek yang sering lo certain?” tanya Raka meneliti penampilan Leviana dari atas sampai bawah. “Cantik.”

“Ya jelas dong.” Balas Alendra bangga.

“Nama lo siapa?” tanya Dino.

“Gu… gue Leviana Anastasya Baker.” Jawab Leviana gugup.

“Elmero’s Sister?” tanya Aksa tiba-tiba.

Alendra yang tadi tersenyum-senyum merasa banggan dengan Leviana seketika menjadi diam. Memikirkan ucapan Aksa.

“Lo adeknya kan?” ulang laki-laki itu menuntut.

“Iya, gue adeknya.” Leviana menjawab dengan dingin. Seolah tidak suka topik ini dibicarakan.

“Aduh, kok tegang gini sih. Santai dong guys.” Raka memecahkan kecanggungan.

“Hehehe iya santai dong, masa iya cewek cantik gini dibuat tegang ya,” ujar Dino cengengesan.

Alendra menaikkan tangannya yang terkepal kuat di depan wajah Dino, “Lo belum tau rasanya tangan gue? Mau lo cobain sekarang?” tanya Alendra dengan nada mengancam. Enak saja Dino terus-terusan menatap Leviana dengan tidak biasa.

“Ampun sahabat, ampunilah kesalahan dan dosa sahabatmu ini. Jangan main tangan ya, gue kan masih punya Steffany masih mau berkelana bareng jodoh gue ini,” ujar Dino begitu mendramatis. Membuat teman-temannya menjerit jijik.

“Jodoh lo bukan Steffany deh, noh jodoh lo udah di surga. Dan lo disuruh mati dulu buat nyusulin dia.” Sahut Raka.

“Kayaknya neraka lebih siap nampung orang macem lo deh.” Ledek Aksa.

“Astagfirullah, apalah salah hamba mu ini. Mengapa hamba memiliki teman seperti mereka,” ujar Dino.

“Sini lo, gue jadi pengen nimpuk lo beneran!” geram Alendra.

AlendraWhere stories live. Discover now