30 || Permintaan Maaf

65 4 0
                                    

Alendra sudah memutuskan untuk mengeluarkan Arthur dari geng Dirgoun. Tidak peduli anak Dirgoun lainnya yang tidak menyetujui aksi sepihak Alendra yang mengeluarkan Arthur dari geng yang sudah Alendra dirikan kurang lebih 3 tahun ini. Alendra sudah memikirkan dengan matang, meskipun tanpa melibatkan Aksa dalam pengambilan keputusan ini. Alendra pun yakin jika Aksa akan satu pendapat dengannya. Memang dari dulu Alendra ingin mengeluarkan Arthur, mengingat sudah banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh Arthur selama bergabung dengan Dirgoun.

“Kak!” teriak Scorpio melompat ke Kasur Alendra dengan tidak santai. Alendra yang tengah berbaring sontak terperanjat kaget.

“Lo kalau mau masuk kamar orang ketuk dulu pintunya bisa? Atau enggak ucap salam kek. Lo jadi adek nggak tau sopan-sopan nya, Hermann gue.” Omel Alendra menimpuk kepala Scorpio menggunakan bantal guling.

“Heran kali ah.” Jawab Scorpio.

Ia mengerucutkan bibirnya, bocah itu pun turun dari ranjang kemudian Kembali berdiri diambang pintu. Baju piyama kebesarannya beserta penutup mata bergambar ayam berada di kening Scorpio. Ritual Scorpio sebelum tidur adalah mengganggu Alendra dan tanpa berdosa nya Kembali ke kamarnya.

“Aku ulang ya,” ujar Scorpio menarik handle pintu Kembali menutupnya. “Assalamualaikum, Kak. Anak Papah Jack yang paling ganteng mau masuk!” teriak Scorpio dari luar.

“Waalaikumsalam, iyain aja dah. Masuk, hari ini pintu neraka nya nggak di kunci kok!” sahut Alendra berteriak.

Dengan Langkah songong nya Scorpio berjalan pelan menghampiri Alendra. Kedua bola matanya bergerak liar mencari celengan ayam yang biasanya Alendra letakkan di atas meja belajar. Scorpio tidak tahu saja, bahwa celengan ayam milik Alendra sudah di pecahkan untuk membeli bunga yang di berikan kepada Leviana tadi siang.

“Matanya jelalatan nih, gue juga tau lo pasti lagi nyari celengan ayam gue kan?!” terka Alendra menunjuk-nunjuk Scorpio dengan tatapan penuh curiga.

“Kak Lendra tahu kan kalau nuduh itu dosa? Lagian siapa juga yang nyariin celengan ayam punya kakak.” Elak Scorpio sembari mendudukkan dirinya di samping tubuh Alendra.

Alendra mengubah posisi tidurnya jadi tengkurap. Jujur saja hari ini ia tidak ingin diganggu oleh siapapun. Apalagi jika harus di ganggu oleh anak curut satu ini, Scorpio.

“Kak.” Panggil Scorpio mencolek lengan tangan Alendra.

“Nggak usah colak-colek ya. Lo kira gue cowok apaan hah!” sewot Alendra.

Scorpio mencebikkan bibirnya dengan kedua alis bertautan, pertanda bingung. Scorpio bingung dengan tingkah kakak nya ini.

“Scor, mending lo balik kamar aja. Jangan ganggu gue.” Usir Alendra.

“Apa sih kak, sok galau banget. Padahal aku aja yang habis ditinggal sama Siti B aja. Kelinci aku mati.” Oceh Scorpio dengan suara bergetar mengingat kelinci kesayangannya mati sore tadi.

“Ya terus hubungannya tuh kelinci sama gue apa?! Apakah gue harus nih ngundang orang-orang komplek buat ngadain tahlilan?”

Scorpio menggeleng ragu, “Ya nggak gitu juga konsepnya Kak.”

“Ya terus?”

AlendraWhere stories live. Discover now