57 || Singapura

59 4 0
                                    

“Kak Raka!”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Kak Raka!”

Raka tersentak kaget, buru-buru ia memakai hoddie nya kemudian membayar makanan meletakkan lembaran uang berwarna merah di atas meja. Melihat kehadiran Leviana, Raka langsung bergegas pergi.

“Kak Raka! Tunggu ih!” teriak Leviana berlari mengejar Raka. Tepat saat Raka bersiap akan menaiki motornya, Leviana dengan sigap menarik kupluk hoddie milik Raka.

“Apa, Na. Lepas.” Tepis Raka.

Leviana mundur selangkah, Raka kali ini terlihat tidak bersahabat. “Ma…maaf kak kalau gue lancang. Gue sengaja cari lo.”

“Ngapain cari gue? Kalau nggak ada urusan penting, gue mau cabut.” Raka memakai helmnya cepat. Untuk saat ini, ia benar-benar harus pergi menjauh dari Leviana.

“Kak, gue tau kalau bukan lo pengkhianat itu,” ujar Leviana.

Raka menolehkan kepalanya ke arah Leviana secara perlahan. Dari sekian banyak nya orang terdekat dengannya, mengapa hanya Leviana yang percaya dengan nya?

“Ta_”

“Gue tau kalau bukan lo pengkhianat itu, kak. Lo sahabatan sama Devano dari kecil kan? Jadi nggak mungkin lo tega untuk berkhianat sama dia kan.” Sela Leviana.

“Lo tau kan, dari semua bukti yang ada mengarah ke gue. Gimana bisa lo seyakin itu kalau bukan gue yang berkhianat?”

“Karena emang bukan lo pengkhianat itu. Gue tadi habis mergokin seseorang yang ketemu sama Jovian.” Raka menatap Leviana tak yakin.

“Siapa, Na?!” desis Raka. “Anak Dirgoun kan?”
Leviana menggigit sudut bibirnya, ia merogoh ponsel yang berada disaku seragamnya. Kemudian menunjukkan salah satu video yang tadi ia rekam.

Tadi, Ketika pulang sekolah Leviana memutuskan untuk membeli beberapa kue. Namun, secara tidak sengaja Leviana melihat Jovian sedang Bersama seseorang yang tak asing lagi bagi Leviana.

“Gue sempat ikutin mereka, tapi sayang. Gue nggak tau mereka ngomongin apa, Kak,” ujar Leviana.

Raka mengepalkan kedua tangannya erat, matanya terfokus pada layar ponsel yang masih memutar video Jovian Bersama dengan salah satu pengkhianat Dirgoun sebenarnya.

“Kak Raka.”

“Kenapa, Na. kenapa harus dia? Gue nggak nyangka, buat apa dia ngelakuin ini?” lirih Raka. “Gue waktu itu difitnah, saat itu gue meminta pembelaan dia. Tapi apa? Dia malah diam aja dan ikut nyalahin gue. Kenapa? Kenapa, Na? ini nggak adil, dia yang berkhianat tapi kenapa malah gue yang dikeluarin dari Dirgoun?”

Leviana menatap Raka prihatin. Sebenarnya tidak tega juga, lagi pula mengapa salah satu anak Dirgoun harus bekerja sama dengan Jovian dan memilih untuk berkhianat?

“Gue nggak bakalan kasih tau Devano dulu kok, Kak. Lagi pula ini masih belum pasti, apa lo mau bantu gue buat cari bukti yang cukup buat bongkar semuanya?” tanya Leviana. “Gue mohon lo mau, karena bagaimana pun juga semua ini harus terbongkar. Tapi, kita jangan main kasar. Kita cukup ikuti dulu permainan mereka sampai mereka sendiri yang terjebak dengan permainan yang dibuatnya.”

AlendraWhere stories live. Discover now