42 || Kucing Garang?

60 5 0
                                    

?

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

?

“Hah, kucing garang?” Jack menggeleng kepala lirih, menatap aneh putranya itu yang sudah sembarangan memanggil nama orang.

“Leviana Anastasya, Pah. Aku manggil nya Kucing Garang, biasa panggilan kesayangan,” ujar Alendra tersenyum-senyum jenaka.

Mendengar perkataan Alendra seketika membuat Leviana dibuat geram. Kedua tangan Leviana terkepal berusaha keras untuk tidak mendaratkan satu tangannya mengenai wajah Alendra. Alendra terlalu kurang ajar untuk ukuran cowok yang memperkenalkan pacarnya sendiri kepada orang tua dengan memanggil menggunakan sebutan Kucing Garang.

“Kamu pacar Devano?” tanya Jack setengah tak percaya. Matanya menilisik penampilan Leviana atas sampai bawah dengan dahi berkerut. Bukan maksud apa-apa, Jack hanya tak menyangka bahwa anak lelaki nya ini memiliki seorang pacar yang sangat cantik dan juga imut. Jack pernah berpikiran bahwa Alendra belok akibat Alednra terlalu sering Bersama dengan ketiga lelaki dan juga anak-anak Dirgoun dibandingkan perempuan. Tapi, untunglah kali ini Jack percaya kalau Alendra masih normal meski otaknya yang tak akan pernah normal.

“Pah, matanya tolong ya. Liat tuh, papah bikin calon mantu sendiri ketakutan,” ujar Alendra.

“Dev!” desis Leviana malu.

“Terlalu pede pun tidak baik untuk kehidupan selanjutnya, ati-ati aja ya!” ujar Dino meremas bagian depan dadanya sembari melirik melalui ekor matanya.

“Ada yang ngomong ya? Tapi siapa?” Raka mengorek telinganya. “Oh ternyata kotoran telingan gue.”

“Sialan!” geram Dino meninju lengan tangan Dino sekali.

“Ribut teros!” seru Jack.

“Biasa, bocah kan emang gitu om,” ujar Aksa.

“Dengan seperti ini om semakin yakin kalau cuman kamu yang waras.”

Aksa menatap Jack datar, “Alhamdulillah om, isi otak saya terlalu kuat untuk tidak ikut-ikutan virus gila mereka yang jelas-jelas goblog tapi malah bangga.”

“WANJIRRR!” seru Alendra, Dino, dan Raka bersamaan.

Leviana mengernyitkan matanya sebelah merasa terjebak situasi yang tiba-tiba berubah menjadi gila.

“Wah, Devano pinter ya cari pacar.” Jack mencibir sembari berjalan menuju sofa lantas duduk di samping Aksa.

Alendra bangkit dari tidurnya, ia bersandar pada punggung ranjang. Rasa pusingnya yang semula menyergap kepalanya perlahan mulai menghilang.

“Ya iyalah, Devano gitu loh,” ujar Alendra senang.

“Leviana kok mau sama Alendra? Anak saya ini kan nggak ada bagus-bagusnya sama sekali. Ya meski pinter dikit, tapi kan dia anak nakal. Saya malah setuju kalau kamu sama Aksa aja.” Jack menepuk bahu Aksa.

AlendraOnde as histórias ganham vida. Descobre agora