43 || Go Publik

68 5 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aksa memberhentikan motornya tepat disebuah rumah berlantai tiga dengan gerbang bercat warna putih yaitu rumah Leviana. Aksa pun mematikan mesin motornya.

Leviana turun dari motor Aksa dan melepaskan helm yang ia kenakan tadi, “Emm ma.. makasih ya kak,” ujar Leviana gugup. Bagaimana tidak? Sedari tadi di perjalanan mereka hanya diam saja, Leviana tidak terlalu berani untuk memulai percakapan dengan Aksa yang notaben nya cowok dingin.

“Hmm.” Jawab Aksa singkat.

“Alendra itu orang nya goblog pake banget. Karena lo udah jadi pacarnya Alendra, itu artinya lo harus banyak-banyak sabar ngehadepin dia. Dia baru pertama kali pacaran, dan itu sama lo. Gue tau kok kalau Alendra orangnya setia, dan gue liat-liat juga dia bakalan jadi penerus bucin sama kayak om Jack.” Ucap Aksa Panjang lebar.

Leviana sedikit terkejut, tidak menyangka saja Aksa bisa bebricara sepanjang ini apalagi meyakinkan perasaan Leviana untuk Alendra. Dibalik wajah kaku dan dingin Aksa terdapat jiwa care  nya juga ternyata.

“Iya, gue ngerti. Sekali lagi makasih ya, gue masuk dulu.” Ucap Leviana dan mulai memasuki rumahnya.

Aksa yang melihat Leviana sudah masuk rumah pun menyalakan motornya, melajukan motornya dan pergi meninggalkan rumah Leviana. Setidaknya tugas mengantarkan Leviana sampai rumah sudah dilaksanakan.

***
Leviana merebahkan tubuh ke tempat tidurnya, meletakkan tangan di belakang kepala sambil menatap langit-langit kamar.

“Tumben banget Kak Aksa bisa ngomong Panjang lebar gitu?” gumam Leviana.

“Lah ngapain juga di pikirin ya,” ucapnya dan berlalu membuka laci disebelah tempat tidur. Mengambil sebuah bingkai foto. Foto yang sangat berharga bagi dirinya.

“E.G.B.” ucapnya mengeja tulisan yang terdapat di ujung kanan bingkai foto. Leviana mengelus pelan wajah seorang lelaki tampan di balik kaca tersebut. Lalu mengalihkan perhatiannya ke gadis yang ada disebelah lelaki tersebut. Tersenyum sendu saat melihat kebahagiaan yang terpancar dari mata keduanya.

“Bang, gue kangen sama lo.” Lirihnya dalam hati.

Drttdrtt

Leviana segera mengambil ponselnya yang berderingan itu, melihat nama panggilannya lalu berdeham untuk menormalkan suara.

“Ada apa, Bang?”

“Gimana kabar lo? Sehat-sehat terus kan?”

“Sehat kok bang, tumben nelpon ada apa nih bang?”

“Gue kangen nih makannya nelpon lo, masa iya lo nggak kangen abang lo ini? Lo gapapa kan disana?”

“Nggak yakin lo bisa kangen sama gue, gue gapapa kok. Aman.”

“Gimana kondisi El?”

Leviana tidak membalas, ingin rasanya ia berkata ‘Bang El baik-baik saja’ tapi kenyataannya tidak seperti itu.

AlendraWhere stories live. Discover now