Princess 2

15.6K 1.6K 14
                                    

Annelise Clair Vaganza, gadis cantik dan pemalas yang masih berusia 17 tahun. Yang bahkan baru mendapatkan kartu tanda penduduknya sebulan lalu. Tiba-tiba mati karena sebuah kulit pisang yang lupa dia bersihkan?!?! Lalu, terbangun di tempat asing sebagai bayi yang dikelilingi tujuh orang aneh. Argh!!!! Aku masih tidak percaya dan tidak bisa menerima ini.


Bagaimana mungkin aku bisa hidup di sini?!?!

Tuhan!!! Tolong kembalikan aku! Aku janji akan mengurangi rasa malasku!

Baiklah! Aku sudah muak! Selama 15 hari, aku memulai hariku dengan kalimat yang sudah didramatisir. Lalu, memohon kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh agar mengembalikanku. Bahkan, aku menangis sampai aku tidak bisa membuka mataku karena ada benjolan merah sebesar bola bekel di sana. Dan, endingnya selalu sama. Masih berada di dalam tempat asing bernama kotak bayi dan masih dalam keadaan menjadi bayi.

Sebenarnya, apa dosa dan salahku selama ini? Aku jelas adalah anak yang baik. Hanya keluargaku saja yang tidak baik. Ibu dan ayahku menikah karena perjodohan mendadak yang dilakukan orang tuanya seminggu sebelum menikah. Dan, coba tebak! Mereka adalah musuh sejak SMA sampai sekarang. Argh, yang benar saja!

Saat menikah pun, mereka hanya melewati malam pertama sebagai formalitas. Sialnya, benih yang disemai itu tumbuh. Dan, setelah itu, mereka pisah ranjang. Ayahku harus berlayar dengan kapal besar. Ibuku harus berterbangan kesana kemari dengan burung besi. Mereka jelas tidak jatuh cinta satu sama lain. Tak akan pernah jatuh cinta lebih tepatnya.

Ini jelas bukan cerita wattpad dimana dua musuh bebuyutan menikah karena perjodohan. Dan, kejutan! Mereka saling mencintai setelah menghabiskan malam bersama. Apalagi begitu buah hati mereka lahir. Cinta mereka seolah membuat mereka lupa siapa mereka di masa lalu.

Argh!!! Mengingat permasalahan cinta kedua orang tuaku membuatku semakin frustasi saja.

Kira-kira, apa yang dirasakan ibuku ketika tahu putri semata wayangnya mati? Karena kulit pisang pula. Yah, aku yakin dia sama sekali tidak keberatan. Lagipula, sejak kecil, asisten rumah tanggalah yang mengasuhku. Ibu terlalu sibuk bekerja. Ayah juga sama. Sampai, akhirnya ayah meninggal karena tugas.

Hah! Walau mereka membuatku dengan terpaksa. Tapi, setidaknya urus aku dengan benar, dong! Orang dewasa memang sulit dimengerti. Beruntung aku kembali jadi bayi.

Ngomong-ngomong, aku penasaran kenapa kaisar meletakkanku di ruangan seluas ini. Jarak dari pintu sampai kotak bayiku bisa ditempuh dalam waktu 2 menit. Yang artinya, lebar ruangan ini adalah 50 meter. Haha, aku rasa ada yang sudah kehilangan akal sehatnya hingga menempatkan bayi di ruangan sebesar ini. Aku bahkan belum bisa berjalan!

"Ristel!!! Kakak kesayanganmu datang lagi." Pintu tinggi itu terbuka lebar. Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dengan rambut pirang dan mata biru berjalan ke arahku.

Sebuah kepala muncul di atas kotak bayiku. Aku menatap Alaric datar. Calon kaisar ini selalu datang ke kamarku setiap selesai jam makan siang. Dia akan menatapku selama berjam-jam dengan senyum yang terus mengembang. Aku rasa, sekrup di otaknya sedikit kendur. Yah, setidaknya dia tidak lagi menggendongku.

Pintu itu kembali terbuka. Suara langkah kaki kembali terdengar. Kali ini lebih banyak. Empat kepala muncul di atas kotak bayiku.

Bagus, semua pangeran bodoh berkumpul. Memutari kotak bayiku dengan saling berdesakan seperti orang yang menerima bantuan. Sekarang, apa? Bertengkar satu sama lain untuk memperebutkan tempat yang luas untuk melihatku? Apa akan ada kekuatan yang muncul dari kedua tangan mereka?

Kelima pangeran kompak saling tatap satu sama lain. Aku meneguk ludah. Apa mereka benar-benar punya kekuatan? Tangan kanan mereka disembunyikan di belakang punggung masing-masing. Aku semakin tegang. Kelimanya mengangguk. Tangan kanan itu keluar dari persembunyiannya. Aku menutup mata.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Tidak ada apapun. Tidak ada suara ledaka. Kesakitan. Rintihan. Atau tangisan.

Aku membuka mata dengan perlahan. Bervan, Dimitri, dan Euclid tersenyum. Sementara Alaric dan Cedric meringis. Kelima tangan mereka masih lurus di depan. Ketiga pangeran yang tersenyum menunjukkan telapak tangannya. Sedangkan, kedua pangeran gila yang nampak sedih menunjukkan punggung tangannya.

Tunggu!!! Hompimpah? Mereka melakukan hompimpah untuk memperebutkan tempat yang luas dan cocok untuk melihatku? Apa-apaan itu!? Mana boleh begitu! Kalian harus bertengkar. Setidaknya, walau kalian tak punya kekuatan, pakailah pedang! Kalian harus bertengkar! Tapi, jangan ada yang mati. Aku benci darah.

Aku menggerakkan kaki dan tanganku. Mulutku menceracau. Mengeluarkan kata yang aku sendiri tak mengerti artinya.

"Apa Ristel lapar? Mau susu?" Bervan mengangkat botol susu yang kosong. Aku menendangnya.

"Mau coklat?" Dimitri mengeluarkan sebuah coklat yang terbungkus aluminium foil dari dalam saku bajunya.

Aku menatapnya datar. Dia sangat benci aku, ya sampai mau membunuhku dengan cepat?

"Mau es jeruk?" Euclid dengan polos mengambil es jeruk dari atas meja.

Aku memukul jidatku. Memang tidak ada satupun pangeran yang bisa diandalkan. Aku rasa, jika aku dibiarkan hidup bersama mereka walau hanya sehari. Dapat dipastikan aku akan menjalani kehidupan ketigaku. Dan, semoga aku jadi batu saja.

Alaric dan Cedric dengan setengah hati bergeser. Ketiga pangeran lain dengan senang hati menempati tempat yang kosong. Pangeran pertama dan pangeran ketiga itu diam. Sama sekali tak melawan meski ketiga adiknya memperlakukan mereka seperti sampah.

Tak apa Alaric, Cedric. Anggap saja itu hukuman untuk kalian karena sudah membuatku muntah semalam. Kalian layak mendapatkannya.

Pintu kembali terbuka. Kali ini kaisar dan ratu muncul. Kaisar dengan santai menggendong Alaric dan Cedric. Padahal, kedua anak itu terlalu tua untuk digendong.

"Ayah!!! Turunkan kami! Kami bukan bayi seperti Ristel!" Alaric menatap ayahnya. Begitu pula dengan Cedric.

"Kalian berdua tidak ingin melihat wajah Ristel yang lucu ini dengan jelas?"

Alaric dan Cedric memalingkan wajah mereka. Pipi kedua anak itu menggembung. Mereka marah. Tapi, amarah itu menghilang ketika mereka melihatku. Aku menatap mereka datar.

Pintu kembali terbuka. Suara langkah kaki kembali terdengar. Bukan hanya satu. Tapi, ada 5. Bukan, 10. Bukan, 15. Bukan, 20. Eh???? 25???? Bukan. Bukan.... Semuanya ada...... 35?

Apa istana ini sedang di serang? Apa orang-orang itu adalah penyusup? Tapi, wajah kaisar dan ratu nampak santai. Kelima pangeran juga sama.

Suara gemuruh muncul dari bawah tanah. Aku gemetar. Tapi, kaisar dan ratu masih memasang tampang yang sama. Kelima pangeran malah tertawa melihatku ketakutan.

Aku menutup mataku rapat-rapat. Kembali membukanya ketika telingaku tidak mendengar suara teriakan atau suara aduan pedang.

35 kepala muncul di atasku. Kepala mereka nampak semakin kecil dan berada di tempat yang tinggi. Tunggu, bagaimana mungkin ada 35 kepala yang muncul di atasku? Apa mereka membuat gedung manusia?

Kaisar menurunkan kedua pangeran. Semua kepala di atasku menghilang. Kaisar mengangkat tubuhku. Di depanku, berdiri 35 orang yang terlihat asing. 25 di antara mereka adalah anak-anak hampir mendekati remaja. Sisanya adalah orang dewasa. Tapi, 5 orang pria dewasa hampir tua terlihat mirip dengan ratu. Kecuali di bagian mata.

Kaisar menggerakkan tangannya pelan. Aku bergerak sesuai lambaian tangan kaisar. Mereka yang berdiri di depanku lantas berlutut.

Bukankah, ini terlalu mirip dengan kartun Lion King?

Dan, siapa kalian?

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Where stories live. Discover now