Princess 119

1.2K 202 0
                                    

👑👑👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👑👑👑

Hari dimana pesta ulang tahun ratu yang pertama kali sejak aku lahir akhirnya tiba. Yah, mari singkat saja ceritanya. Karena akan terlalu panjang rasanya jika aku cerita sejak menyiapkan kado ulang tahun untuk ratu. Atau, sebaiknya langsung aku ceritakan ketika serangan itu terjadi, ya? Atau, sampai aku diculik untuk yang kedua kalinya saja? Baiklah! Akan aku ceritakan secara singkat ceritanya.

Kemarin setelah aku dan Ian kembali dari padang bunga dandelion, aku langsung mandi. Kemudian, menyambut kedatangan pesanan peralatan melukisku di depan pintu masuk istana putri sebelum Laure mengetahuinya. Bisa gawat kalau Laure tahu aku membeli peralatan melukis padahal baru beberapa hari lalu bilang sudah membelinya. Yang ada nanti Laure memecatku jadi majikannya. Haha....

Syukurlah, saat itu aku berhasil menyelundupkan peralatan melukis itu ke dalam kamarku tanpa ketahuan setelah mengendap-endap. Padahal yang aku lakukan saat itu hanyalah memasukkan peralatan lukis untuk hadiah ulang tahun ibuku. Tapi, entah kenapa rasanya seperti menyelundupkan barang terlarang.

Setelahnya, aku langsung melukis bersama Ian di kamarku. Lukisan Ian terlihat begitu indah dan nyata. Berbeda sekali dengan lukisanku yang tidak lebih baik dari lukisan anak TK. Padahal aku sudah berusaha dengan sangat keras. Ratu memang akan menerimanya lukisanku meski aku hanya menumpahkan cat dengan sembarangan. Aku benar-benar iri dengan Ian. Dia tampan. Dan, pandai melakukan semua hal. Bukannya itu tidak adil! Hanya karena dia seorang keturunan dewa murni, bukan berarti dia harus selalu jadi sempurna, kan? Lagipula, Ian kan sekarang sama seperti manusia biasa. Karena keabadian yang merupakan sifat dewa sudah menghilang sejak Phobos memutuskan mengkhianati keluarganya. Tapi, sepertinya sifat sempurna itu tidak menghilang, ya.

Dan, sekarang di sinilah aku berada. Duduk di atas kursi takhta yang berhiaskan berlian dan permata. Mataku menatap ratusan keluarga bangsawan yang ada di kekaisaran. Ian berdiri di sampingku. Dengan tajam pandangannya menyapu semua tamu undagan yang hadir. Memastikan mereka tidak punya niat buruk padaku. Di Kekaisaran Terium memang tidak ada yang namanya anti kekaisaran ataupun pemberontak. Tapi, tidak menutup kemungkinan kalau ada bangsawan yang tidak menyukai kehadiranku. Kehadiran ratu saja sudah membuat Peranto begitu kuat. Apalagi dengan adanya kehadiranku yang justru malah memperkuat dua kekaisaran.

Meski aku memegang nama keluarga Terium di belakang nama lengkapku, aku tetaplah Putri milik Kekaisaran Peranto. Karena sama seperti ratu dan pangeran lain, aku juga memiliki tanda di bahu kiriku. Tanda yang muncul ketika aku berusia 5 tahun. Tanda yang merupakan lambang Kekaisaran Peranto. Tapi, berbeda dengan ratu yang tandanya muncul setelah merasakan sakit yang luar biasa. Tanda milikku muncul begitu saja tanpa ada rasa apapun. Sepertinya, ada campur tangan Charolais dalam munculnya tanda itu.

Mataku menatap gerombolan anak yang sebaya denganku dengan kesal. Padahal tema pesta kali ini adalah keluarga. Tapi, mereka tetap keluar dari lingkaran keluarga mereka. Dan, kenapa juga mereka terus bicara setelah menatapku? Menyebalkan sekali!

"Ristel, bermainlah dengan anak sebayamu!" Kata ratu lembut.

Aku menoleh. Ratu berpikir aku menatap gerombolan anak sebayaku karena ingin bermain dengan mereka, ya? Padahal aslinya aku hanya sebal pada mereka. Tapi, kalau aku mengatakan yang sejujurnya, Dimitri pasti akan langsung mengusir mereka. Mumpung ketiga pangeran pertama tidak ada di pesta ini, lebih baik aku 'bermain' saja dengan gerombolan anak itu.

"Baik, ibu!" Kataku sembari beranjak dari kursi takhtaku.

"Ian, tolong jaga Ristel!"

Dimitri dan Euclid menatap Ian tajam. Tatapan mereka itu bahkan bisa melubangi baja.

"Baik, Yang Mulia Ratu!" Kata Ian sembari bersimpuh di hadapan ibuku. Ratu tersenyum. Mengangguk. Ian segera bangkit dan menyusulku yang sudah mulai menuruni tangga.

"Apa ada yang mengganggu anda, Tuan Putri?" Tanya Ian yang entah sejak kapan ada di sampingku.

Aku tersentak. Menggeleng, "Tidak ada! Aku hanya ingin memastikan sesuatu!" Kataku sembari terus menatap ke depan.

Salah satu dari gerombolan anak-anak itu menyadari kehadiranku. Dia langsung berseru panik. Beberapa dari mereka menatapku sekilas. Sepertinya, ingin memastikan apakah ucapan temannya barusan benar atau tidak. Dan, dalam sekejap mereka semua kompak tersenyum dan menatapku manis.

"Saya memberi salam pada Bulan Dua Kekaisaran!" Sapa salah seorang gadis sembari menekuk lututnya. Kedua tangannya mengangkat ujung gaunnya. Anak-anak yang lain mengikutinya.

Ah, sepertinya dia adalah sang alpha di antara para serigala omega ini.

Rupanya mereka adalah putri dari 5 duke terkenal di kekaisaran, ya. Duke Afronzo. Duke Aleon. Duke Brian. Duke Leonare. Dan, Duke Vransis. Aku memang pernah mendengar kalau kelima duke itu punya hubungan pertemanan yang kuat. Tidak aku sangka putri mereka juga akan mewarisi pertemanan ayah mereka.

"Angkat kepalamu!" Kataku.

Alpha itu menurut. Omega yang lain mengikuti.

"Saya pernah dengan rumor kalau anda begitu cantik, Tuan Putri! Budak saya sangka kalau ternyata anda secantik ini!" Sapanya dengan senyum manis_ yang tentu saja palsu.

"Ah, terima kasih! Perawatan di istana kekaisaran memang yang terbaik!"

Apanya yang perawatan. Memakai masker saja kulitku rasanya langsung kering. Wajah yang dibilang cantik ini adalah hasil gen ayah dan ibuku yang luar biasa. Dan, juga berkah dari naga.

"Apakah kekuatan spirit anda hanyalah es? Padahal, saya dengar ratu bisa bicara dengan hewan dan tumbuhan. Tanah yang gersang karena ulah iblis juga disuburkan oleh ratu."

Ah, kekuatan ratu memang sudah diketahui banyak orang sejak ia memutuskan untuk membantuku dan Ian ketika usiaku 6 tahun. Meski begitu, untuknya tidak ada yang berani membunuh ratu. Mungkin, karena sumber kekuatan kekaisaran terbesar kini ada di tanganku.

"Bukankah seharusnya spirit anda lebih kuat, Putri? Putri Kekaisaran sebelum anda dan ratu bahkan lebih hebat."

Aku menatap gadis itu tajam. Tapi, entah kenapa tatapan Ian lebih tajam lagi.

"Saya mengatakan hal ini karena saya mengkhawatirkan anda! Saya tidak ada maksud lain. Sungguh!"

Hah! Di dunia ini memang tidak adil rasanya kalau hanya diisi oleh orang yang baik.

"Saya dengar usaha pakaian ayah anda mengalami krisis, Nona Angeline. Kira-kira, butuh waktu berapa lama bagi bisnis yang diambang kehancuran itu untuk benar-benar hancur?" Kataku sembari melemparkan senyuman manis.

Nama gadis itu berarti adalah 'sayap malaikat'. Tapi, entah kenapa dia lebih mirip tanduk iblis.

Angeline menatapku pias. Keempat temannya yang lain mulai berbisik. Yah, memang tidak ada satu pun orang yang tahu jika bisnis pakaian Duke Vransis berada di ambang kebangkrutan. Tapi, sayangnya Angeline tidak beruntung. Semua keluarga kekaisaran tahu semua rahasia rakyatnya.

"Seharusnya anda menasehati ayah anda yang suka berjudi. Ah, saya mengatakan ini untuk kebaikan anda. Tidak ada maksud lain!" Kataku lagi sembari menyentuh bahu Angeline.

Aku melangkah pergi. Ada tamu lain yang lebih penting untuk aku sambut dibandingkan bicara dengan hama itu.

Kakekku yang sudah berpetualang selama belasan tahun akhirnya kembali.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Where stories live. Discover now