Princess 112

1.3K 208 1
                                    

👑👑👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👑👑👑

Aku keluar dari REXSIA. Entah kenapa rasanya seperti pensil warna putih. Ada. Tapi, tidak terlalu dianggap. Elea dan Alanda sibuk berbicara satu sama lain. Sama sekali tidak peduli dengan kehadiranku. Ah, rasanya lebih tepat kalau menyebut mereka berdebat. Mereka berdua berdebat tentang nama panggilan apa yang cocok untuk masing-masing.

Alanda ingin Elea memanggilnya dengan santai layaknya sahabat karib. Tapi, Elea menjunjung tinggi perbedaan status keduanya. Dan, karena tidak ada satu pun dari mereka yang mau mengalah, perdebatan itu terus berlanjut. Karena aku malas mendengarkan adu mulut yang tidak berakhir dengan satu atau dua pukulan. Jadi, aku lebih memilih pergi.

Kenapa kedua anak itu lebih memilih untuk adu mulut? Padahal, ada tangan dan kaki yang bisa menyelesaikan semua masalah hanya dengan dilayangkan ke wajah. Mereka itu benar-benar aneh.

Aku berjalan di jalanan ibukota tanpa mengubah penyamaranku. Rambut palsu berwarna biru dengan manik mata hijau itu masih menjadi ciri fisikku. Tujuan perjalananku kali ini adalah wisma yang dibangun Alaric untuk para pengemis dan tunawisma. Wisma yang diberi nama Amour yang berarti 'cinta' dalam bahasa kuno itu didirikan di atas tanah gersang yang sudah 'disuburkan' oleh ratu.

Pengerjaannya sudah selesai beberapa hari yang lalu. Sebagian besar kamar yang kosong juga sudah terisi. Dan, tujuanku ke sana adalah untuk memastikan tidak ada masalah yang terjadi. Seperti pengurus wisma yang diam-diam mengurangi jatah konsumsi. Atau, penghuni wisma yang melakukan tindakan kriminal di luar ataupun di dalam wisma. Aku juga akan bertanya pendapat para penghuni wisma mengenai rumah baru mereka. Iya! Aku akan menyamar sebagai penyiar berita koran kekaisaran.

Sebenarnya, ini adalah tugas milik Alaric selaku ketua Wisma Amour. Tapi, karena Alaric tengah berbulan madu bersama Zeira. Haha, sebenarnya bukan bulan madu, sih. Lebih tepat kalau menyebutnya masa pendekatan. Iya, walau sudah menikah selama 2 bulan. Tapi, mereka berdua masih belum menyimpan rasa satu sama lain. Jadi, ayahku mengirim pasangan pengantin baru itu ke tempat paling jauh dari kekaisaran. Walau jauh, tempatnya indah, kok.

Kaisar juga mengirim hadiah untuk menantu dan anak kesayangannya. Hadiahnya adalah pembunuh bayaran yang datang setiap 6 jam sekali untuk membunuh mereka. Tapi, tidak akan sampai mati, kok. Jangankan mati. Terluka pun tidak. Karena niat kaisar hanyalah membuat dua manusia itu jadi semakin akrab. Saat ini, mereka pasti saling menjaga untuk menghadapi semua pembunuh bayaran yang datang.

Wuah, apa kakak laki-lakiku akan pulang dalam bentuk abu jenazah, ya? Tapi, melihat kekuatannya. Rasanya tidak mungkin. Di samping itu, Zeira kan bukan gadis yang lemah. Dia pasti bisa melawan pembunuh bayaran yang ada tanpa harus bergantung pada Alaric.

Makanya, kaisar memberikan kastil yang dipenuhi jebakan bagi mereka berdua. Semuanya sudah dirancang dengan sangat baik. Merrka pasti sedang berpelukan sekarang agar bisa terhindar dari lahar panas yang mengalir dari dinding. Ayah bilang, kastil itu dulunya adalah tempat untuk membunuh para pelaku kejahatan berat secara diam-diam dengan menyiksa mereka terlebih dahulu. Haha, aku jadi tidak sabar untuk mendengar cerita mereka nanti.

Rencananya, mereka berdua akan berada di kastil itu selama 2 tahun ke depan. Atau, paling lama adalah sampai mereka berdua saling mencintai. Haha, aku suka sekali dengan ide ayahku ini.

Karena Alaric pergi, secara otomatis pemegang pemerintahan saat ini adalah Dimitri. Seharusnya memang Bervan yang merupakan pangeran kedua. Tapi, Bervan dan adik kembarnya juga pergi ke kastil untuk disiksa. Maksudku, bulan madu.

Kalau Alaric dan Bervan sih pasti tidak akan kesulitan melindungi istrinya. Tapi, kalau Cedric bagaimana, ya? Istrinya kan begitu lemah lembut dan baik. Jadi, dia tidak mungkin bisa bertarung. Spirit airnya saja hanya digunakan untuk menyiram tanaman dan memberi minum hewan liar. Haha...

"Apa ada yang bisa saya bantu, Nona?" Tanya wanita berusia 30an yang merupakan penanggung jawab Wisma Amour, Maugel.

Iya, namanya hanya Maugel. Tidak ada nama tengah ataupun nama keluarga. Itu karena Maugel adalah seorang elf. Elf memang hanya memiliki satu nama. Arti setiap nama mereka pun pasti masih ada hubungannya dengan tanaman. Entah itu bunga, pohon atau bahkan rumput. Seperti nama Maugel yang artinya adalah bunga matahari.

Alasan kenapa Alaric memilih bangsa elf untuk menjadi pengurus wisma ini adalah karena para elf merupakan makhluk yang memegang teguh prinsip mereka. Elf dikenal sebagai makhluk yang setia dan taat pada perintah atasannya. Mereka juga jujur dan tidak serakah. Sebenarnya, ada banyak penolakan dari bangsawan ketika bangsa elf dijadikan sebagai pengurus wisma ini. Tapi, ketika Alaric memotong 1 jari bangsawan yang menolak tegas keputusan itu, semua protes kemudian lenyap begitu saja.

"Nona?" Tanya Maugel sekali lagi.

Aku bangkit dari lamunanku.

"Ah, i-itu.... Aku Tuan Putri!" Kataku sembari melepaskan rambut palsu dan mengusap mataku. Serbuk ramuan pengubah warna mata kemudian menghilang.

"Ah, rupanya anda, Nona Auristele!" Kata Maugel lebih ramah.

Yah, dalam kamus bahasa hidup elf, orang yang harus dihormati adalah orang yang lebih tua. Bukan orang dengan jabatan paling tinggi. Bagi mereka, usia lebih mencerminkan seseorang dibandingkan jabatan. Makanya, Maugel memanggilku 'Nona' dan bukan 'Tuan Putri'.

"Apa aku boleh masuk ke dalam, Maugel?"

"Tentu saja, Nona!"

Aku tersenyum. Melangkah masuk.

Maugel menyambutku ramah, "Selamat datang di Wisma Amour, Nona Auristele!"

"Terima kasih, Maugel!" Kataku.

Aku melangkah masuk ke bagian dalam wisma. Aku akan bertanya pada penghuni wisma sebagai Tuan Putri saja. Memakai serbuk pengubah warna mata rasanya membuat mataku jadi berat dan mengantuk. Mereka pasti akan tetap menjawab pertanyaanku dengan jujur.

Wisma ini begitu besar. Setidaknya ada 4 bangunan utama tempat dimana para penghuni wisma ini tidur. Setiap kamar dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti kamar mandi di bagian dalam, kasur tingkat, lemari pakaian dan meja serta kursi. Entah kenapa rasanya seperti kamar kost dalam versi yang lebih besar.

Setiap bangunan dipisahkan menjadi laki-laki dan perempuan. Bagi penghuni keluarga, akan memiliki kamar sendiri di bangunan ke 5.

Bangunan ke 6 dan 7 adalah ruang makan, aula, gedung olahraga, rumah sakit dan dapur. Ada taman, kebun dan juga danau di tempat ini. Kalau dihitung, luas wisma ini adalah setengah luas seluruh istana Kekaisaran Terium. Entah berapa biaya produksi untuk membangunnya. Yang jelas pasti tidak sedikit.

Setidaknya, dengan begini tidak akan ada tunawisma atau pengemis yang tidur di teras toko atau mengumpulkan makanan dari sampah lagi. Di wisma ini, para penghuninya akan mendapat pelatihan seperti pendidikan dasar, merajut, menjahit, menyulam dan keterampilan lain yang akan berguna bagi mereka untuk mencari pekerjaan.

Aku berjalan menuju gedung 5. Tempat dimana semua keluarga tinggal bersama.

Aku berhenti di sebuah pintu. Karena ini adalah jam istirahat, semua orang dewasa pasti ada di kamar mereka. Sementara, anak-anak bermain di taman atau danau.

Kriet!

Pintu itu terbuka. Aroma amis menusuk hidungku.

Deg!

Mataku terbelalak. Aku mundur beberapa langkah. Kakiku terasa lemas. Aku terduduk di atas lantai setelah menabrak dinding. Tubuhku bergetar.

Sebenarnya, apa yang terjadi di sini?!

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Where stories live. Discover now