Princess 28

4.5K 590 4
                                    

*****

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

*****

"Pia!!!"

Seekor anak ayam sebesar setengah ukuran bola basket berwarna biru dengan sayap senada yang cantik terbang ke arahku.

Dia adalah Pianota Lea De Terium alias Pia, anak ayam yang menetas dari telur pemberian kaisar di hari ulang tahunku yang pertama tahun lalu. Usia Pia sudah satu tahun sekarang. Tapi, entah kenapa tubuhnya sama sekali tidak tumbuh besar meski sudah makan banyak. Malahan, tubuhnya saja yang membulat.

Aku tersenyum. Menekuk tangan kananku sebagai tempat mendarat Pia. Ayam biru itu kemudian hinggap di tanganku. Pia nampak mengejan. Sebuah kotoran berwarna putih keluar dari pantatnya dan mendarat di tanganku. Sial! Aku lupa jika anak ayam tak tahu diri ini menganggap tanganku sebagai toilet.

Pia langsung terbang dan hinggap di kepalaku. Aku menatap cermin kamarku datar. Aku nampak seperti seorang putri yang terkena tumor anak ayam di kepala.

Para Morphix memang sangat setia pada majikannya seperti yang dikatakan kakek. Tapi, dia tidak bilang kalau para Morphix yang menetas setelah telurnya dibekukan itu akan memiliki sifat yang sama dengan majikannya! Pia jadi tumbuh menjadi anak ayam tak tahu diri yang suka bertindak seenaknya, sama seperti diriku.

Andai saja aku bisa memutar ulang waktu, aku akan menggoreng telur yang diberikan kakek alih-alih menetaskannya.

Aku meniup kotoran di tanganku. Kotoran itu langsung mengering dan hilang. Aku menghembuskan nafas lega. Untunglah, kotoran para Morphix mudah dibersihkan dan tidak bau. Jadi, aku tidak perlu mencuci tanganku dengan sabun atau menggoreng Pia.

"Pi...ta...ea....de....ium! Uyun ayi ala Iel!"

Hah!!! Anak usia 2 tahun ini masih belum bicara dengan jelas. Aku jadi terdengar lucu. Bukannya marah.

Manik mataku menatap ke atas. Kaki kecil Pia mencengkeram rambutku. Anak ayam itu kemudian membalikkan badannya. Kepala dan tubuh bulatnya yang jadi satu berada di bawah. Aku menatap Pia tajam.

"Iel yang uyun!" Tatapan mataku semakin tajam.

Pia akhirnya turun dari kepalaku. Terbang menuju bahuku. Aku mengusap kepala dan tubuhnya yang menjadi satu. Asal kalian tahu saja, anak ayam ini tidak punya leher. Pia benar-benar nampak seperti bola basket yang diberi mata, paruh, kaki dan sayap.

KLEK!!!!

Kedua pintu kamarku terbuka lebar. Seorang wanita dengan gaun berwarna hitam bertaburkan permata di bagian dada hingga pinggang berjalan ke arahku. Dua orang pelayan di belakangnya mengekor.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum