Princess 79

2K 328 1
                                    

👑👑👑

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

👑👑👑

Aku dan Ian berjalan beriringan menuju ibukota. Yah, kami sengaja untuk tidak memakai kereta kuda. Alasannya sederhana. Kekaisaran tidak punya kereta kuda biasa. Karena Alaric membakar semuanya supaya aku tidak bisa menyusup keluar dari istana. Haha, alasan yang begitu mengenaskan.

Kekaisaran bisa saja langsung membeli kereta kuda biasa. Tapi, aku tidak bisa menunggu lagi. Jadi, lebih baik jalan kaki saja. Masalah jalan-jalan ini kan adalah prioritas utama dibandingkan yang lain. Tidak bisa ditunda lebih lama lagi. Bahkan hanya untuk satu detik saja.

Lagipula, aku juga harus pergi secepat mungkin sebelum kaisar berubah pikiran. Aku mendapatkan ijin dari kaisar setelah berusaha keras membujuknya. Aku bahkan sampai harus membuat pertunjukan drama yang penuh adegan menangis dan lirihan. Aku tidak mau kehilangan kesempatan yang mungkin hanya terjadi selama sekali dalam seumur hidup ini.

"Apa anda benar-benar tidak keberatan berjalan kaki, Putri?" Tanya Ian yang kini tampil dalam balutan rambut hitam dan manik mata senada. Beruntung sekali, masih ada ramuan pengubah warna rambut dan manik mata di gudang istana.

Walau tampilan fisiknya berubah. Tapi, ketampanannya tetap saja sama. Hah! Orang tampan memang akan tetap tampan bahkan jika botak sekalipun.

Kalau ini adalah sebuah cerita romansa, aku yakin kalau Ian akan jadi pemeran utama pria yang diperebutkan banyak wanita. Aku benar-benar beruntung karena pria tampan ini adalah ksatria pribadiku.

"Tuan Putri?"

Aku tersentak. Tanpa sadar aku jadi memperhatikan wajah Ian. Aku harap dia tidak menyadarinya.

"A-a-aku baik-baik saja!"

"Wajah anda memerah. Apa anda kelelahan? Saya bisa menggendong anda jika anda tidak keberatan."

Aku dengan cepat mengibaskan tangan dan menggelengkan kepalaku.

"Aku baik-baik saja! Tidak perlu khawatir. Haha...."

Aduh! Apa wajahku jadi memerah tanpa sadar karena menatap Ian? Aku harap dia tidak menyadarinya. Apa yang dirasakan Ian ketika melihat wajahku memerah karena menatapnya, ya? Aku tidak bisa melihat perasaannya karena ramuan pengubah warna mata itu membuat warna perubahan manik matanya jadi tidak terlihat. Aku juga tidak mungkin masuk ke dalam perasaan terdalamnya hanya untuk masalah sepele seperti ini.

"Jika anda lelah, tolong katakan pada saya!"

Aku mengangguk. Ian kembali menatap lurus ke depan.

Ah, aku baru menyadari beberapa hal terkait perubahan fisik Ian di usianya saat ini. Punggung Ian begitu lebar. Dadanya juga bidang. Apa tubuh anak laki-laki memang seperti ini? Perasaan kelima kakakku terlihat biasa saja, kok.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora