Princess 93

1.5K 257 3
                                    

👑👑👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👑👑👑

Malam hari tiba. Udara di luar terasa begitu dingin. Angin yang membawa dinginnya musim salju bertiup lembut di seluruh kekaisaran. Lampu di setiap rumah masih menyala. Semua rakyat dan bangsawan berpesta. Menyambut datangnya musim dingin yang menandakan tahun baru akan segera tiba. Makanan mewah yang jarang dimakan terhidang di atas meja. Wine anggur yang mahal tersedia di sampingnya.

Aku juga ikut berpesta. Di dalam mimpiku. Yah, aku sudah tertidur.

Beberapa jam lalu, ketika matahari sudah tenggelam di ufuk barat, para pangeran dan kedua orang tuaku mengajakku makan malam bersama. Ada begitu banyak makanan mewah yang ada di atas meja. Aku sampai bingung ingin memakan yang mana. Daging sapi. Steak ayam. Lobster. Udang. Ikan. Kuda. Semuanya ada. Hanya tinggal mengurus perutku agar bisa memakan semuanya. Dan, urusanku berhasil. Aku bisa memakan banyak makanan yang ada di atas meja sampai perutku terasa hampir meledak. Aku bahkan rasanya bisa bertahan hidup lebih dari setahun hanya dengan mengandalkan lemak di perutku.

Setelah tertawa dan makan bersama keluargaku, aku berniat untuk terjaga sepanjang malam untuk melihat salju pertama yang turun. Sayangnya, kelopak mataku terus menutup. Aku tertidur saat sedang makan. Ratu menggendongku menuju ke kamar.

Dan, beginilah keadaanku saat ini. Tidur nyenyak dalam balutan selimut yang membuatku tetap hangat. Suara kesiur angin di luar sana sama sekali tidak mengganggu tidurku.

Aku sekarang adalah sebuah batu yang gemuk.

Apa?! Aku memang ingin melihat salju pertama turun. Tapi, salju pertama itu mempermainkan diriku. Mereka seharusnya muncul 2 hari lalu. Tapi, entah karen Dewa Musim Dingin yang lupa melihat jadwal turunnya salju. Atau, memang karena perubahan iklim, tidak ada satu pun salju yang turun.

Aku sudah terjaga selama 2 malam dan mereka masih saja belum turun!

Dasar salju sialan!

Tuk! Tuk! Tuk!

Sebuah suara yang terdengar seperti kaca yang terkena pukulan kerikil kecil memenuhi kamarku. Aku menggeliat. Menutup telingaku dengan bantal. Berharap bulu angsa dalam bantal itu bisa meredam suara bising dari luar.

Tuk!!! Tuk!!! Tuk!!!

Sial! Alih-alih membisu, suara itu justru semakin kencang. Seperti ada orang yang menambah volumenya.

Aku melempar bantal yang menutupi telingaku ke sembarang arah. Bantal bulu angsa itu tetap mendarat di atas kasurku karena memang kasur ini lebih cocok dipanggil lapangan dibandingkan kasur.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Where stories live. Discover now