The Only Princess✔ [Sequel BOTP]

Princess 78

👑👑👑

12 tahun. Usiaku saat ini adalah 12 tahun. Besok adalah hari dimana aku melangsungkan debutanteku. Tidak hanya itu. Besok juga adalah hari pernikahan Avanka. Iya, kaisar dari Peranto itu akhirnya menikah setelah 3 tahun lamanya bertunangan. Debutante sekaligus hari pernikahan itu akan menjadi pesta paling megah dalam sejarah dua kekaisaran. Kedua acara yang sangat penting itu akan dilaksanakan dua hari lagi di aula pesta utama Terium.

Aku, Avanka dan Lottie yang akan menjadi tokoh utama dalam acara ini sudah sibuk sejak bulan lalu. Tapi, tetap saja, yang paling sibuk di kekaisaran ini adalah para pelayan dan ksatria. Tugas mereka untuk memastikan semuanya berjalan lancar tentu lebih menguras tenaga dibandingkan tugasku.

Para tamu undangan juga sudah sibuk. Mereka sibuk berpikir akan menggunakan pakaian dan perhiasan apa di acara nanti. Belum lagi berpikir toko pakaian mana yang masih menerima pakaian. Sebab, seluruh toko pakaian yang ada di dua kekaisaran sudah penuh. Bahkan, sebenarnya terlalu penuh. Beberapa toko bahkan ada yang sampai menambah jumlah pekerja demi memenuhi pesanan.

Kakekku yang kini hampir menginjak usia 75 tahun juga sibuk kembali ke kekaisaran. Iya, mantan Kaisar Peranto pertama itu punya jiwa petualang yang hebat meski usianya tidak lagi muda. Setelah memberikan telur Pia di hari ulang tahun pertamaku, kakekku itu pergi menjelajah.

Ah, bicara soal Pia, ayam mungil itu sudah kembali ke kampung halamannya lagi. Pia terlihat kesepian di kekaisaran. Dan, karena mustahil mencari teman baru untuk Pia, jadi kami memutuskan untuk mengembalikannya saja. Lagipula, tempat yang cocok untuk Pia memang di rumahnya. Bukan istana kekaisaran.

Aku sangat merindukan Pia. Tapi, aku tidak mungkin mengekangnya terus. Daripada Pia tidak bahagia denganku, lebih baik aku sengsara tanpanya. Asalkan Pia baik-baik saja. Aku juga akan baik-baik saja.

Aku menatap pantulan diriku di cermin. Manik mataku menangkap sosok gadis cantik berusia 12 tahun dengan rambut hitam panjang terkepang dua. Aku tidak menduga kalau aku akan tumbuh jadi gadis secantik ini. Apa yang ada di depanku ini benar-benar aku?

"Anda ingin mengunjungi Nona Eleanora, Tuan Putri?"

Aku menoleh. Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dengan rambut emas dan manik mata senada menatap ke arahku. Sorot matanya begitu tajam. Tubuhnya sangat tinggi hingga rasanya perlu tangga agar bisa menyentuh kepalanya. Dia terlihat begitu tampan. Juga keren. Pakaian ksatria berwarna perak itu membuatnya jadi semakin berkarisma.

Ian-ku ternyata sudah tumbuh sebaik ini. Andaikan dia bukanlah seorang monster, aku yakin akan ada banyak gadis yang menyukainya. Kalau pun Ian bukanlah seorang monster, aku tetap yakin kalau tidak akan ada gadis yang menyukainya. Sebab, dia terlalu banyak menghabiskan waktu bersamaku dibandingkan bermain dengan para gadis. Dan, entah kenapa aku merasa senang akan fakta itu.