Princess 120

1.2K 205 0
                                    

👑👑👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👑👑👑

Seorang pria dengan rambut pirang dan manik mata hijau langsung memeluk diriku ketika matanya menangkap sosokku. Orang-orang langsung terdiam dan menatap kami. Kalau melihat keadaan saat ini, sudah jelas kan kalau orang yang memelukku ini adalah orang yang begitu berpengaruh hingga bisa membuat semua orang yang ada di pesta langsung terdiam. Jabatannya sebagai kaisar mungkin sudah lengser. Tapi, tidak dengan wibawa dan auranya. Iya, orang itu adalah Frans Jin Peranto. Ayah dari ibuku. Alias, kakekku.

Usianya sudah menginjak 70 tahun sekarang. Rambutnya memang sudah harusnya memutih. Tubuhnya sudah sepantasnya jadi lemah. Dan, wajahnya sudah layak dihiasi kerutan. Tapi, kakekku ini masih terlihat seperti usia 30an tahun. Tidak hanya fisik. Tapi, juga kekuatannya. Ucapkan terima kasih banyak kepada berkah naga. Keluarga kami jadi awet muda semua. Tentu saja kecuali para menantu kekaisaran. Karena darah kekaisaran tidak mengalir dalam diri mereka.

"Apa kakek baik-baik saja?!" Tanyaku setelah melepaskan pelukan.

"Tentu saja, Ristel sayang! Kakek baik-baik saja karena selalu mengingat Ristel yang cantik!" Jawab mantan kaisar sembari mengusap rambutku lembut. Aku tersenyum dengan lebar. Menunjukkan barisan gigiku yang rapi. Usiaku memang sudah 17 tahun. Bahkan sudah lebih. Tapi, kalau di depan kakekku, aku selalu diperlakukan seolah usiaku baru 17 bulan.

"Apa kakek makan dengan baik?" Tanyaku sekali lagi.

"Memangnya, Ristel pikir kakek mencari makanan di tempat sampah?"

Aku tertawa kecil. Mantan kaisar Peranto dan juga aku bergandengan tangan menuju kursi takhta. Kakek menatap Ian sekilas. Aneh! Aku pikir kakekku ini akan langsung membekukan Ian. Dia dan anggota keluargaku yang lain kan sama saja. Sama-sama tidak suka melihatku berada di dekat anak laki-laki. Apa ada yang salah dengan kakekku? Apa pergi menjelajah selama belasan tahun membuat pikirannya jadi terganggu? Tapi, syukurlah kakekku tidak menyakiti Ian. Aku jadi bisa memberikan kenyamanan pada Ian. Karena, selama ini rasanya aku terus menyiksa Ian dengan bantuan para sepupu dan kelima kakakku.

Bicara soal para sepupuku, mereka baru akan datang di pesta malam hari nanti. Iya, pesta ulang tahun ratu akan diselenggarakan selama seharian penuh. Dan, orang yang menghadiri pesta akan berganti setiap 6 jam sekali. Hal ini aku lakukan agar tidak ada terlalu banyak keluarga yang menghadiri pesta.

"Ayah!" Seru ratu dengan nada suara yang penuh akan kegembiraan. Tanpa mempedulikan soal wibawa atau kebijaksanaan, ratu langsung memeluk mantan kaisar. Semua orang yang melihat kejadian itu langsung tersenyum.

Hah! Reaksi mereka berbeda sekali dengan reaksi saat aku memeluk kakekku tadi. Tatapan yang menunjukkan seolah aku adalah seorang pengemis yang tengah 'menjilat' mantan kaisar agar mendapatkan jabatan. Sebenarnya, kenapa ada banyak orang yang membenciku, sih? Selama ini kan aku hanya diam saja dan tidak pernah membuat masalah yang merugikan banyak orang. Apa karena aku adalah sumber kekuatan untuk dua kekaisaran? Kalau alasannya begitu sih aku tidak bisa mengubahnya. Memangnya mereka pikir aku mau mati karena terpeleset kulit pisang dan masuk ke dalam tubuh ini?!

Kakek tersenyum. Balas memeluk ratu erat, "Qiya! Qiya sekarang bertambah tua, ya?"

Ratu melepaskan pelukannya. Manik matanya menatap ayahnya penuh kasih, "Walau begitu,Qiya masih jadi putri kecil ayah, bukan?"

"Tentu saja! Mau jadi fosil sekali pun Qiya tetaplah putri kecil ayah!"

Bukankah 'fosil' terlalu tua untuk disebut sebagai putri kecil? Sepertinya, pikiran kaisar masih waras. Aku menyesal karena sempat meragukannya tadi.

Wuah, aku sama sekali tidak menyangka kalau ratu ternyata punya sisi manja seperti ini. Memang ya, ayah itu adalah cinta pertamanya anak perempuan.

"Coba kita lihat! Wuah! Ada menantu yang sudah mencuri putriku juga di sini!" Kata kakek sembari menatap ayahku.

Haha, aku pikir hubungan mereka cukup buruk. Ternyata sangat buruk!

"Wuah, ayah mertua! Saya kan sudah memberikan cucu yang cantik seperti ini. Masa anda tetap menghina saya?"

"Yah, benihmu lumayan juga!"

Haha, keluargaku ini memang jauh dari kata normal, ya.

Kedua orang tua dan kakekku bercengkrama sembari sesekali menerima salam dari keluarga bangsawan. Sementara, aku menunggu teman-temanku datang. Dari kelima gadis yang ada, hanya Elea yang belum datang.

Sebenarnya, kemana anak itu pergi? Padahal, ayahnya sudah ada di sini. Apa mungkin aku bertanya saja pada Baron Dejerlink?

"Alanda! Apa kau tahu Elea ada dimana?" Tanyaku pada Alanda yang tengah duduk di meja khusus keluarga kekaisaran klan pengubah wujud black panther.

"Ah, selamat datang di pesta sederhana ini, Tuan Aluil dan Nyonya Xeren. Saya harap anda berdua menikmati pesta ini!" Sapaku ramah. Karena terlalu fokus pada Elea, aku jadi tidak sadar dengan kehadiran dua orang ini.

"Ayah, Ibu, saya pamit undur diri!" Kata Alanda sembari menundukkan kepalanya.

Alanda kemudian berjalan di depanku. Aku menundukkan kepala di depan dua penguasa dari klan pengubah wujud black panther itu dan berjalan mengekori Alanda.

Alanda berhenti di tempat yang sepi, cukup jauh dari taman tempat pesta itu berlangsung walau aku masih bisa melihat kepala para tamu undangan.

"Ristel, sebenarnya ada sesuatu yang harus aku katakan padamu. Maafkan aku karena sudah lama menyembunyikan ini. Aku harap kau tidak...."

Dia ini bicara apa, sih? Orang-orang yang mendengar pasti mengira kalau Alanda akan mengatakan perasaannya padaku. Untung saja Ian pergi ke kamar mandi. Jadi, dia pasti tidak akan salah paham dengan ucapan Alanda. Tapi, memangnya kalau Ian salah paham kenapa? Dia kan hanya ksatria pribadiku walau aku menyukainya.

"Sebenarnya, selama ini...."

BUM!

Sebuah suara ledak terdengar nyaring. Aku memutar kepalaku. Salah satu sudut tempat pesta itu berlangsung meledak. Serpihan daging dan tulang berserakan di atas rumput.

Wajahku pias. Lihatlah di atas sana! Ribuan iblis dengan wajah menyeramkan dan kulit yang kasar tengah melayang. Gigi mereka yang runcing menyeringaikan senyuman yang nampak mengerikan. Ratusan tamu undangan berteriak panik. Saling mendorong. Saling menginjak. Berusaha mencari anggota keluarga. Mereka yang kehilangan keluarga menangis dengan kencang sembari menggoyangkan tubuh yang tidak lagi lengkap itu. Berusaha membangunkan mereka dari kematian.

Anggota keluarga kekaisaran langsung bergegas menyelamatkan para tamu undangan. Mereka yang memiliki spirit dengan level yang cukup tinggi memilih ikut menjadi tameng.

"Jadi, Ristel..." kata Alanda dengan wajah yang pucat.

Aku langsung pergi, "Alanda! Aku tidak punya waktu lagi! Keluargaku dalam bahaya!"

Alanda menatap kepergianku. Matanya menatap seseorang yang balas menyeringai.

Bum!

Ledakan di lain tempat terdengar.

Itu adalah ledakan dari bom asam. Pantas saja kulit semua orang yang terkena bom itu langsung mengelupas. Daging mereka juga tercerai-berai. Kalau diingat lagi, kejadian ini persis seperti saat paman pertamaku diangkat menjadi kekaisaran. Kalau begitu, apa mungkin Nymph belum sepenuhnya mati? Tapi, saat itu ratu sudah membunuhnya, kok.

"Tolong aku!"

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Where stories live. Discover now