Princess 5

11.3K 1.2K 22
                                    

👑👑👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👑👑👑

Lihat! Aku sudah berusia 4 bulan sekarang. Sama seperti bayi pada umumnya, aku sudah bisa tengkurap. Yah, seharusnya begitu. Tapi, aku bertekad untuk menyembunyikan fakta bahwa aku sudah bisa tengkurap. Aku dengar dari para pelayan, kaisar dan ratu akan mengadakan pawai di jalanan ibukota dengan aku yang tengkurap di atas kereta kuda. Haha, rasanya lebih baik aku jadi bayi yang tidak bisa apa-apa saja.

Awalnya, aku tidak percaya dengan ucapan para pelayan yang terdengar melebih-lebihkan. Tapi, begitu melihat sikap kaisar dan ratu selama ini, aku jadi lebih percaya pada para pelayan dibandingkan pada diriku sendiri.

Kaisar dan ratu beserta kelima anaknya selalu bersikap berlebihan padaku. Semua yang aku lakukan rasanya selalu dianggap keajaiban dunia ke 8.

Aku sendawa dianggap suara dari malaikat. Kentutku terdengar seperti alunan musik yang merdu. Dan, bahkan bernafas pun dipuji sebagai anggun. Aku sendiri tidak tahu dimana bagian anggunnya.

Baiklah, aku akan terus tidur tanpa tengkurap atau merangkak atau duduk atau bicara atau jalan. Karena aku tau, kaisar dan ratu akan lebih bersikap berlebihan. Mungkin, bisa saja ada hari peringatan aneh atau pawai besar-besaran atau bahkan pesta. Aku jelas tidak mau mempermalukan diriku sendiri.

Awalnya aku berencana begitu. Tapi, semua rencanaku gagal karena dua makhluk itu malah mendatangkan saintess untuk memeriksa kesehatanku. Iya! Mereka memanggil para pendeta dengan kekuatan suci untuk memeriksa bayi yang belum bisa tengkurap di usia 4 bulan.

"Bagaimana keadaan Ristel?"

Aku menatap kaisar galak. Otaknya ini benar-benar rusak, ya? Padahal, aku dengar ratu dan sulur peraknya memiliki kekuatan penyembuhan yang hebat. Bisa-bisanya dia malah mengundang saintess yang harus melakukan perjalan selama 4 hari untuk sampai ke kekaisaran mengenaskan ini. Parahnya lagi, kaisar tidak hanya mengundang 1 saintess. Tapi, mengundang semua saintess yang ada di kekaisaran. Bahkan, kakak laki-laki ratu yang merupakan kaisar di kekaisaran sebelah juga mengirimkan para pengguna kekuatan penyembuh dan saintess.

Dan, coba tebak apa hasil perbuatan mereka? Kamarku penuh sesak oleh para pria dan wanita berpakaian putih dengan wajah asing. Argh!!! Yang benar saja!!!

"Tuan Putri Auristele baik-baik saja! Tapi, kami akan mengambil sampel darah Putri untuk pemeriksaan!" Seorang saintess dengan rambut putih dan kulit yang sudah mengkerut seperti jeruk menatapku.

Aku balas menatapnya galak.

Apa maksudnya dengan sampel darah? Aku ini hanya berusaha untuk melindungi harga diriku tahu. Jadi, tidak perlu ada pengambilan sampel darah segala.

"Apa kalian berniat menyakiti Ristel?" Kaisar mengepalkan tangannya. Bersiap mengeluarkan kekuatannya untuk melawan.

Bagus, kaisar! Ayo hancurkan istana ini lagi agar aku bisa tidur di kamarmu!

"Yah, jika Yang Mulia Kaisar tidak ingin tahu apa yang terjadi pada Tuan Putri Auristele tidak masalah. Kami akan pergi!" Saintess itu memalingkan tubuhnya dan berjalan menjauh. Disusul para saintess lain.

Para pengguna kekuatan penyembuh hanya diam. Kehadiran mereka di sini entah untuk apa. Mereka sudah berusaha menyembuhkanku. Tapi, selalu gagal. Itu karena kekuatan mereka hanya bisa menyembuhkan luka atau penyakit. Bayi yang menolak tengkurap karena melindungi harga dirinya jelas bukanlah penyakit.

"Baik! Lakukan apapun yang kalian butuhkan demi kesembuhan Ristel. Tapi, pastikan dia tidak terluka!" Kaisar menatap galak para saintess yang tersenyum dan kembali berjalan ke arah kotak bayiku.

Hei!!! Apa-apaan kau itu!!! Kalau mereka mengambil darahku, otomatis mereka harus melukaiku. Memangnya kau pikir darah itu di dapat darimana? Air liurku?

Sebuah kepala saintess muncul di atas kotak bayiku. Aku menatapnya galak. Seperti anak singa kecil yang menatap buruannya.

"Saya rasa ekspresi Tuan Putri juga harus diperiksa. Beliau terlihat seperti ingin membunuh saya. Haha....." saintess itu tertawa renyah.

"Kami yang akan melakukannya!" Alaric dan keempat pangeran lain melangkah maju.

"Jika ada yang terjadi pada Ristel...." Dimitri melayangkan pedangnya pada lemari kayu setinggi 2 meter itu hingga terbelah menjadi dua. Entah kayunya yang terlalu tipis atau pedang Dimitri yang terlalu tajam.

Tubuhku bergetar. Begitu pula tubuh para saintess. Ini jelas pertarungan antara hidup dan mati.

Seorang saintess berjalan mendekatiku dengan tubuh bergetar. Di tangannya nampak sebuah pulpen dengan jarum kecil yang tersembunyi di dalamnya seperti ujung pena. Aku terdiam. Kupikir mereka akan menyayat tanganku. Rupanya hanya dengan jarum kecil, ya. Aku rasa memang seharusnya tanganku disayat andaikan tidak ada 6 mata yang menatap galak.

Aku rasa tidak masalah jika hanya jarum kecil. Tidak! Ini masalah besar! Tidak hanya satu atau dua saintess yang menusukku dengan pensil berujung jarum. Hampir semua saintess melakukannya. Mereka juga mengambil rambut dan air liurku. Mereka bilang itu karena para saintess memiliki keahlian dibidang tertentu seperti syaraf, penyakit dalam, tulang, sendi atau lainnya. Dan, mereka membutuhkan banyak sampel untuk pemeriksaan. Tapi, bagiku ini lebih mirip dengan penyiksaan dibandingkan pemeriksaan.

Baiklah!!! Aku menyerah. Aku bisa tengkurap. Kalian lihat?!?! Jadi, hentikan penyiksaan ini.

Aku memutar tubuhku dengan cepat. Kaisar dan kelima pangeran menatapku dengan mata berbinar.

"Ristel sudah bisa tengkurap!" Kaisar menggendongku.

"Kami bangga dengan Ristel!"

"Bagus adik kecil!"

"Ristel yang terbaik!

"Ristel sudah besar!"

"Ristel pintar sekali!"

"Ristel sangat jenius!"

Sudah aku duga akan jadi begini. Setidaknya, ini lebih baik daripada harus menghadapi saintess gila yang terus menyuntikku. Tapi, bisakah kalian mengganti nama panggilanku? Nama "Ristel" itu membuatku rindu dengan makanan di kampung halamanku tahu! Jadi, ganti nama panggilanku dengan yang lain. Ele atau Auris atau siapalah selain Ristel.

Hei!! Kenapa mata kalian jadi terlihat menjijikkan? Kalian mendengarkanku tidak, sih? Ah, tentu saja mereka tidak mendengarkanku. Atau lebih tepatnya tidak bisa mengerti apa yang aku ucapkan. Itu karena....

"Aboo!!! Bo!!! Abuuu!!! Appu!!" Kalimat itu yang keluar dari mulutku.

Argh!!! Kapan bayi ini bisa bicara dengan jelas?!?!

"Kami juga senang, Ristel sudah bisa tengkurap!" Kaisar menggosongkan pipinya. Para pangeran lain menggenggam kaki dan tanganku. Aku menatap kepala kaisar datar.

Siapapun! Tolong aku dari keadaan yang memuakkan ini!

Hari itu, kaisar, ratu dan para pangeran menginap di kamarku dan membuat tempat tidur beberapa meter di atas tanah agar bisa melihatku dengan jelas.

Para pelayan jadi semakin sibuk. Kaisar bahkan menambah jumlah pelayan. Karena, besok akan ada pawai besar-besaran di jalanan ibukota. Hah! Kaisar mengadakan pawai hanya dalam waktu semalam. Memangnya, dia pikir dia itu putri raja yang memberikan syarat pada pria yang melamarnya untuk menyiapkan pawai hanya dalam waktu semalam?

Jika aku adalah pelayan, aku akan berhenti dari pekerjaan ini dan mencari pekerjaan yang lebih layak dimana majikanku bukanlah kaisar gila dengan 5 pangeran yang tak kalah gila.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang