The Only Princess✔ [Sequel BOTP]

Princess 92

👑👑👑

Hari ini adalah malam musim dingin. Tepat di tengah malam nanti, salju pertama akan turun. Disusul jutaan salju lainnya. Setelah hidup selama 9 tahun di kekaisaran ini bersama keluarga gilaku, aku akhirnya berhasil mendapatkan ijin ayahku untuk bermain salju di musim dingin.

Hampir 5 bulan berlalu sejak peristiwa penculikan itu. Sekarang, sudah tidak ada lagi pusaran angin ataupun air di dalam dan luar istanaku. Kelima pangeran juga sudah tidak lagi mengekang diriku untuk pergi keluar istana.

Sekarang, aku sudah benar-benar bebas!

Tapi, entah kenapa dadaku masih terasa sesak. Ini semua terjadi karena peristiwa 3 bulan lalu. Ketika Elea datang ke istanaku untuk minum teh bersama, aku mendapatinya tengah berbincang dengan Ian di taman kaca istana sebelum aku datang. Elea terlihat begitu sumringah. Begitu pula dengan Ian. Dan, ketika aku datang, mereka berdua langsung bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Sejak saat itu, aku jadi penasaran. Apa hubungan Ian dengan Elea. Kenapa mereka nampak begitu dekat? Kenapa Ian tersenyum semanis itu di depan Elea? Dan, apa yang mereka bicarakan?

Aku sendiri tidak tahu kenapa aku mencurigai mereka berdua. Maksudku, selama pusaran angin dan air itu ada, tidak ada satu pun dari mereka yang menghisap Ian dan Elea. Dengan kata lain, mereka berdua tidak memiliki niat jahat padaku. Kalau begitu, kenapa mereka harus menyembunyikan sesuatu dariku?

Apa mungkin mereka berencana untuk berkencan diam-diam? Mungkin saja kan Ian dan Elea pacaran di belakangku. Aku tidak keberatan kalau Elea dan Ian berpacaran karena keduanya terlihat begitu serasi. Apalagi, keduanya adalah teman baikku. Tapi, tetap saja. Aku tidak terima!

Hah! Apa remaja memang labil dan penuh emosi begini? Seingatku dulu aku hanya sibuk memikirkan drama apalagi yang ingin aku tonton.

Kenapa kehidupan keduaku ribet begini, sih?! Padahalkan sudah enak-enak jadi putri pengangguran yang kaya.

Menjalani kehidupan memang tidak seindah kalimat motivator. Beban hidup putri pengangguran rupanya sulit juga, ya. Otakku yang tidak dirancang untuk berpikir ini rasanya pusing sekali.

Aku bangkit dari tempat tidurku. Dengan cepat berlari keluar dari kamar. Daripada harus repot-repot memikirkan hal yang jawabannya bisa aku dapatkan dengan mudah, lebih baik aku langsung bertanya pada narasumber terpercaya saja.

Aku berlari di koridor istana. Kalau guru tata krama melihat perilakuku saat ini, dia pasti akan jadi setan yang kesurupan iblis. Berlari selain di dalam pacuan lari adalah hal yang sangat haram bagi bangsawan. Tapi, demi mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang selalu menghantui kepalaku. Aku rela melanggar peraturan seorang bangsawan.