Princess 67

2.2K 363 1
                                    

👑👑👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👑👑👑

"Tuan Putri, nanti anda bisa gatal-gatal!" Teriak Laure.

Entah kenapa, tiba-tiba Laure muncul di dekatku dan terus berteriak. Padahal, dia biasanya selalu menghindari bagian luar istanaku. Itu karena dia enggan bertemu Ian. Laure mengalami trauma fisik dan mental setelah serangan Ian. Saat melihat Ian serangan paniknya akan langsung kambuh. Maka dari itu, Laure dan Ian tidak diperbolehkan bertemu. Jika aku sedang bersama Ian, Laure akan pergi. Begitu juga sebaliknya.


Ian sepertinya tidak menyukai Laure. Karena, bagi Ian, tangan kananku satu itu adalah penyebab dia berubah jadi monster dalam artian sebenarnya.

"Tidak apa, Laure! Mengambil biji bunga matahari tidak akan membuatku mati." Kataku sembari menggerakkan tanganku.

Tangga yang terbuat dari es itu ikut bergerak. Membawaku menuju bunga matahari lain. Yah, putri kekaisaran yang hidup dengan selimut kekayaan satu ini tengah mengumpulkan bunga matahari yang ada di taman bunga kekaisaran. Alasannya sederhana, dia ingin membantu teman baiknya tanpa melibatkan orang lain. Bahkan, termasuk para pelayan yang seharusnya melayani dirinya. Laure berjalan mengikutiku.

Satu hal lain yang aku suka dari Laure adalah dia tetap menjalankan perintahku meski dia merasa apa yang aku perintahkan tidak masuk akal. Seperti sekarang, Laure terus berjalan mengekor tangga esku sembari membawa keranjang. Membantuku mengumpulkan bunga matahari yang tidak ia ketahui apa gunanya.

Apapun alasannya, jelas bukan untuk ditanam ulang. Kekaisaran ini punya ratusan tukang kebun. Jadi, untuk apa Tuan Putri mereka mengumpulkan bunga matahari untuk ditanam ulang?

"Kenapa anda tiba-tiba memetik semua bunga matahari yang ada di taman?" Tanya Laure sembari menatap keranjang yang penuh akan bunga dengan kelopak berwarna kuning itu. Di belakang Laure, sudah ada banyak keranjang berisi bunga matahari. Yah, aku dan asistenku itu sudah bekerja keras sejak pagi.

"Aku akan membuat camilan dari bunga matahari." Aku melempar satu bunga matahari lagi. Laure dengan cermat menangkapnya. Keranjang itu sedikit terangkat hingga sejajar dengan wajahnya.

Laure menurunkan keranjang itu. Menatapku bingung, "Memangnya bunga ini bisa dimakan?"

"Bukan bunga. Tapi, bijinya!" Kataku tanpa melihat Laure.

Masih ada banyak bunga matahari yang belum dipetik. Aku tidak punya waktu untuk bersantai.

Laure menatap biji bunga matahari yang bergerombol seperti kawanan lebah itu. Air mukanya berubah jadi seperti orang yang tengah melihat kotoran.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Where stories live. Discover now