Princess 48

2.9K 457 6
                                    

👑👑👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👑👑👑

Bervan masih menatapku. Kedua matanya berair. Bibirnya bergetar.

Aku tidak tahu kenapa aku bisa berpindah ke istana Bervan. Padahal, tadi aku yakin kalau aku ada di taman istanaku. Di samping itu, kenapa semua luka yang aku dapatkan karena mengetest para pangeran dan kaisar masih ada? Bukankah luka ini seharusnya ikut menghilang.

Entahlah, yang jelas, aku punya firasat buruk soal hal ini. Ekspresi di wajah Bervan sama dengan ekspresi keempat pangeran saat bersikap berlebihan padaku.

Aku melirik Bervan.

"Ristel!!!" Seru Bervan sembari menghampur ke dalam pelukanku. Kakak laki-laki keduaku itu memeluk kedua pundakku. Manik mata hitamnya menyusuri setiap jengkal tubuhku. Melihat setiap luka kecil dengan tatapan nanar seolah aku akan mati.

"Kau tidak apa-apa kan, sayang? Lukamu kelihatan sakit. Apa Ristel akan mati? Tolong jangan tinggalkan, kakak!" Bervan memelukku erat. Pangeran kedua kekaisaran itu memangis kencang. Air matanya mengalir deras. Membasahi gaunku. Bahkan, rasanya dia bisa membanjiri kekaisaran ini hanya dengan air matanya.

Mataku membulat.

Apa yang terjadi pada aset berhargaku yang waras ini?! Kenapa dia jadi sama gilanya dengan keempat saudara dan ayahnya?! Siapa yang berani mengubah letak sekrup di otak Bervanku yang waras?!

Aku mendorong Bervan.

Apa-apaan dengan penampilannya itu. Ingus yang mengalir dari lubang hidung. Air mata yang membasahi pipi. Rambut berantakan seperti habis tersapu angin. Dia ini pangeran kekaisaran atau mahasiswa yang diusir dari kostan dalam keadaan miskin?

Masa pangeran kekaisaran tampil seperti orang yang tidak berpendidikan begini.

Dimana kakak keduaku yang memiliki wajah tampan dan sikap manis?!

"Ristel!!! Kenapa Ristel tega sekali mendorong kakak?"

Bervan terduduk di atas lantai pualam koridor istananya. Tangan kanannya terjulur. Hendak meraihku. Aku langsung menepisnya.

Tidakkah dia bersikap berlebihan? Aku kan hanya mendorongnya. Bukan mengusirnya dari istana apalagi mencoretnya dari silsilah keluarga. Walau, sebenarnya aku ingin sekali melakukannya.

"Ristel! Apa lukanya sesakit itu? Ambil saja darah kakak untuk Ristel!" Bervan menjulurkan kantong berwarna merah ke hadapanku.

Aku bergidik ngeri. Darimana dia mendapatkan darah sebanyak itu? Lukaku kan hanya luka tergores dan lecet saja. Diobati oleh Paman Niel juga pasti sembuh.

The Only Princess✔ [Sequel BOTP]Where stories live. Discover now