"Calon Suami Idaman"

791 102 19
                                    


"A Asep" Sapanya dengan suara lembut yg khas.

"Eh, Erna?" Asep melirik sosok perempuan tersebut sedangkan yg dilirik hanya tersenyum malu sembari menundukan pandangannya.

"Siap nih cwek? Pacarnya Asep?" Batin Jennie penasaran.

"A Asep beli surabi juga?"

"Iya, kamu kesini sama siapa? Sendiri?" Tanya Asep bingung, soalnya jarak rumah Erna dengan rumah Karman itu cukup jauh.

"Iya A Erna sendiri, kebetulan Erna lagi nginep dirumah Iros"

"Ah begitu, Aa kira kamu sendiri jauh2 dari rumah kesini cuma buat beli Surabi"

"Perasaan udh sore deh tapi kok gue panas ya?" Batin Jennie saat melihat keakraban Erna dan Asep.

"Engga atuh A, Erna gak berani" Jawab Erna menunduk menyembunyikan rona di pipi gembilnya. Sedangkan Asep terkekeh tampan melihat kepolosan Erna.

"Ini pesenan Asep dan Neng Jennie" Bi Imas memberikan 2 kantong kresek kepada Asep kemudian Asep merogoh uang dalam dompetnya untuk membayar surabi pesanan Teh siti sekaligus milik Jennie.

"Eh Sep gak usah, punya gue biar gue aja yg bayar" Sela Jennie saat melihat Asep membayar surabi miliknya.

"Gpp Neng, anggap aja teraktiran perkenalan" Ucap Asep tersenyum kepada Jennie. Jennie menggangguk sebagai jawaban, ia memalingkan wajahnya agar tidak bertatapan langsung dengan Asep, karena jujur saja senyuman Asep itu bisa membuat seorang Primadona seperti Jennie terbawa perasaan. Erna melihat keduanya dengan tatapan bertanya dan ada sedikit rasa tak suka dihatinya.

"Ya sudah kalo begitu, saya sama Jennie pamit ya Bi"

"Iya, hati2 ya Asep dan Neng Jennie"

"Erna, Aa duluan ya"

"Eh, iya A, hati2 dijalan"

"Iya, Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Jawab Bi Imas dan Erna.

Asep dan Jennie pun pergi meninggalkan warung Bi Imas.

"Perempuan tadi siapa Bi?" Tanya Erna

"Oh itu cucunya Nek Dedeh dari kota, namanya Jennie anaknya Pak Cahyo sahabat Abah kamu." Jelas bi Imas

"Hati2, Jennie saingan berat kamu buat dapetin hati Asep" Bisik Bi Imas menggoda Erna

"Ih Bibi apaan sih?" Jawab Erna salah tingkah

"Bibi tau, kamu suka sama Asep kan?"

"Ih bibi jgn gitu atuh, Erna kan malu"


.................









Saat ini Jennie dan Asep sedang diperjalanan pulang menuju rumah nenek Jennie.

"Cewek tadi siapa Sep? Pacar lo?" Tanya Jennie penasaran.

"Kkkkk... Bukan Neng, dia itu Erna anak bungsunya Pak Lurah, mungkin 2 tahun lebih muda dari Neng Jennie, soalnya Erna baru masuk SMA"

"Ouh kiraian pacar lo. Emmm btw dari tadi gue lihat cwek2 disini penampilan nya pada ketutup semua, emang tradisi pakean disini kek gitu ya?" Tanya Jennie ia penasaran karena dari tadi ia berpapasan dengan perempuan warga desa mayoritas menggunakan baju lengan panjang dipadukan celana panjang ataupun rok panjang.

Asep melirik ke arah Jennie kemudian ia tersenyum simpul.

"Bukan tradisi sih sebenernya, tp memang suatu keharusan seorang perempuan Muslim berpakaian tertutup. Karena pada dasarnya perempuan yg baik adalah perempuan yg bisa menutup aurat nya" Jelas Asep, sedangkan Jennie merasa tersindir dengan perkataan Asep.

Petani CoganWhere stories live. Discover now