"Rumah Kenangan"

592 87 24
                                    

Setelah malam dimana lamaran Jennie dan Asep  berlangsung penuh drama. Ke esokan harinya keluarga Asep kembali ke rumah Jennie untuk berpamitan sekaligus membahas lebih lanjut rencana minggu depan.

"Jadi kalian mau pulang ke Nangka Runtuh?" Tanya Cahyo

"Iya Yo, lagiankan kita juga perlu persiapan. Jadi besok pagi kita mau pulang dulu, dan InsyaAllah H-1 udah balik lagi kesini." Jelas Agung

"Selain itu, kami juga ingin menanyakan perihal mahar Yo... " Sambungnya

"Kalo urusan itu kamu tanya aja langsung sama Jennie, gimana Jen?" Cahyo melirik Jennie yang duduk anteng disampingnya sembari mencuri tatap pada Asep.

"Jennie gak minta yang aneh-aneh Om, apapun yang Asep kasih sebagai mahar pasti Jennie terima dengan senang hati. Jennie gak mau ngeberatin, semampunya Asep aja." Ujar Jennie sembari tersenyum tulus. Cahyo dan Yuna menatap Jennie bangga, sementara Asep tersenyum teduh.

"Terimakasih Neng, InsyaAllah saya akan memberikan yang terbaik untuk Eneng." Jawab Asep, Jennie mengangguk malu.

"Oh iya, untuk persiapan disini ada yang bisa kami bantu?" Tanya Susi

"Kayaknya gak ada, soalnya acara nanti cuma ijab qobul biasa jadi persiapannya gak seribet resepsi. Oh iya, untuk baju nanti saya yang handle gimana?"

"Emang gak ngerepotin kalo baju kamu yang handle sendiri?"

"Engga kok, malahan saya seneng ya kan Kang?" Yuna melirik Cahyo

"Iya, kalian gak usah sungkan, kan sebentar lagi kita bakal jadi keluarga."

"Makasih ya Yo, mungkin itu aja yang mau kami tanyakan. Kalo gitu kami pamit ya, Assalamu'alaikum."

"Iya, Waalaikumsalam. Hati-hati di jalannya Yo! "

"Iya" Agung dan Cahyo saling menjabat tangan kemudian menepuk bahu masing-masing. Sementara Yuna dan Susi saling peluk sembari cipika-cipiki khas ibu-ibu. Berbeda lagi dengan Asep dan Jennie...

"Sep, eh A maksudnya, ati-ati ya... " Asep terkekeh saat Jennie merevisi ucapannya.

"Iya Neng, Eneng juga jaga kesehatannya ya, makan yang banyak, gak usah diet-diet, saya gak mau calon istri saya sakit." Jennie menunduk malu dengan ucapan Asep.

"Saya pamit ya Neng, sampai ketemu lagi di hariha. Assalamu'alaikum... "

"Iya, Waalaikumsalam... "

Asep beserta keluarganya pun pergi dari rumah Jennie.

............






Perjalanan dari Jakarta menuju Bangtan Asri memang cukup jauh dan melelahkan, apalagi jika menggunakan angkutan umum seperti yang dilakukan Asep dan keluarganya saat ini.

"Bang, kalo gak salah, Kiki pernah seangkot loh sama Teh Jen." Celetuk Juki yang duduk disebrang Asep.

"Kapan?"

"Dulu waktu Kiki nyari Abang, pas mau ke terminal Jakarta Kiki sempet seangkot sama anak SMA, kalo gak salah yang satu Teh Jen, yang satu lagi Teh Lilis." Asep mengangguk paham sementara Siti ikut menyimak.

"Mungkin itu pertanda kalo Jennie bakal jadi kakak ipar kamu Ki." Ucap Siti

"Hmm... bisa jadi sih Teh"

Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sampai ke rumah sederhana milik Asep.

"Assalamu'alaikum" Ucap Siti saat membuka pintu, kemudian masuk diikuti Asep dan Juki.

Petani CoganWhere stories live. Discover now