"Seblak Rasa Bucin"

683 92 10
                                    


Asep sudah berganti pakaian dengan celana training dan kaos lengan pendek. Saat ini ia tengah berada di meja makan bersama sang istri, sementara para pemuda Nangka Runtuh sudah bubar 30 menit yang lalu.

"Nih A, cobain deh seblak bikinan Jennie, yang ini spesial khusus buat TJ oppa... " Asep terkekeh dengan panggilan Jennie.

Ya, tadi Jennie sudah mendengar cerita Asep dan Cahyo saat di acara kolega bisnis. Awalnya Jennie kesal dengan sosok bernama Olivia, namun ia cukup puas setelah tau suaminya bersikap acuh pada gadis tersebut. (Bagian ketemu kakeknya gak diceritain ya)

Asep menatap mangkuk berisi seblak di hadapannya dengan ragu.

"Aduh gimana nih, saya kan gak bisa makan pedes" Batin Asep

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aduh gimana nih, saya kan gak bisa makan pedes" Batin Asep. Aromanya sih enak membuat perut keroncongan, tapi melihat warna merah dan penuh biji cabe membuat Asep bergidik ngeri.

Kemudian tatapannya beralih ke arah sang istri yang tengah menunggunya dengan mata berbinar penuh harap.

"Saya gak mungkin nolak makanan yang istri saya buat susah payah. Bismillah aja lah, semoga gak terjadi apa-apa."

Dengan perlahan Asep mulai menyendok seblak buatan Jennie dan memakannya. Sensasi panas yang terasa membakar langsung menyapa indra pengecap nya.

"Gimana A, enak gak?" Jennie bertanya dengan semangat, sementara Asep hanya tersenyum sembari mengangguk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana A, enak gak?" Jennie bertanya dengan semangat, sementara Asep hanya tersenyum sembari mengangguk. Ia berusaha menahan ekspresi wajahnya agar tidak terlihat kepedasan.

"Enak, gurihnya pas. Aa bersyukur punya istri pinter masak kayak kamu Neng..." Asep mengusak surai Jennie lembut setelah meneguk segelas air hingga tandas.

"Alhamdulillah kalo Aa suka" Jennie tersenyum dengan pipi merona atas pujian dari sang suami.

"Kalo gitu abisin ya A!"

Asep sedikit tersentak kemudian ia mengangguk dan mulai memakan seblak buatan Jennie hingga habis. Ia hiraukan rasa terbakar di mulutnya, bahkan bibirnya nampak membengkak dan merah serta matanya berair, begitupun dengan tenggorokannya yang perih dan kepalanya yang pening. Namun tak apa, selagi ia bisa melihat sang istri tersenyum ceria Asep akan menahannya. (Hmm....tanda-tanda bucin🌚)

Petani CoganWhere stories live. Discover now