"Dia? Mantan? "

564 81 10
                                    







Saat ini Asep, Jimi dan Kai tengah berada di saung deket tambak lele milik Jimi.

"Sep, saya liat akhir2 ini kamu suka ngelamun, ada masalah?" Tanya Jimi memulai percakapan.

Asep melirik ke arah Jimi lalu berganti ke arah Kai. Menghembuskan nafasnya kasar, sebelum membuka suara.

"Saya bingung sama perasaan saya sendiri Jim, Kai"

"Perasaan gimana maksudnya?" Tanya Kai bingung

"Perasaan saya ke Neng Jennie" Jawab Asep

"Kamu suka sama Neng Jennie?"

"Saya gak tau. Disatu sisi saya nyaman sama Neng Jennie, tapi di sisi lain saya belum bisa lupain dia"

Jimi dan Kai saling tatap saat mendengar kata "dia" Dari mulut Asep. Mereka tentu tau siapa "dia" Yg dimaksud Asep dan cerita dibaliknya.

"Gini ya Sep, kalo menurut saya, mending kamu moveon dari dia, lagiankan dia pergi ninggalin kamu tanpa kejelasan. Mungkin aja dia udh punya calon"

"Iya sih, tapi masalahnya.. "

"Kenapa?"

"Dia kembali Kai, Jim" Kai dan Jimi mematung. Mereka tau kalau dia kembali, peluang Jennie untuk mendapatkan Asep semakin kecil. Bagaimana pun Mereka lebih suka Asep bersama Jennie. Jennie sudah seperti adik bagi mereka, keduanya tak tega bila melihat adik kecilnya patah hati oleh sahabat mereka sendiri.

"Terus kalo dia kembali, memang kalian bisa bersama? Belum tentu juga Sep, kamu taukan bagaimana dia dari dulu?"

"Buat apa kamu nunggu yg blum pasti Sep, sementara orang yg jelas2 ngejar kamu udh di depan mata."

"Semua orang punya batas kesabaran Sep, kalo misalnya Jennie milih mundur, memangnya kamu gak ngerasa kehilangan gitu?" Jimi

Asep tersentak, ada sedikit rasa tak rela dihatinya saat mendengar kalimat Jimi.

"Terus saya harus bagaimana Jim, Kai?"

"Kamu harus tegas. Kalau kamu milih tetap ngejar dia, kamu jelasin semuanya ke Neng Jennie, tp kalau kamu milih Neng Jen, kamu harus bisa lupain dia. Kalau kamu masih kaya gini, kamu cuma bakal nyakitin Neng Jen Sep, kesannya kamu cuma nge PHPin dia Sep"

"Atau kamu cuma mau maenin Neng Jen? Sama kaya ayahmu yg ninggalin Bi mayang buat perempuan lain?" Jimi menaikan alisnya dengan smirk di bibirnya.

Perkataan Jimi membuat Kai terkejut, sedangkan Asep mengepalkan tangannya.

"Jangan bawa2 Ayah sama alm.Ambu saya." Ucap Asep dengan nada rendahnya.

"Kenapa? Kamu ngerasa kesindir Sep? Itukan fakta, emang ya buah jatuh gak jauh dari pohonnya." Jelas Jimi menyindir Asep..

"Jim cukup, kata2mu sudah keterlaluan" Peringat Kai

"Saya TIDAK seperti itu Jim" Asep menekan kata tidak sembari menggertakan giginya menahan marah.

"Apa buktinya kalau kamu gak sama brengseknya kaya ayah kamu?"

"Jimi!" Teriak Kai

Asep menutup matanya meredakan emosi yg mulai menguasai dirinya.

"Cukup Jim, saya tidak mau berdebat sama kamu" Ucap Asep pelan.

"Ck, gk punya pendirian, labil"

"Iya saya tau"

"Jd, kamu lebih milih dia atau Neng Jen?" Jimi mengulang pertanyaan, dan Asep bungkam kembali.

"Sudah saya duga, Asep yg dikenal baik sama orang2 , gak jauh dari sekedar pengecut yg gak punya pendirian, cuma bisa ngasih harapan dan sakit hatiin perempuan"

Petani CoganWhere stories live. Discover now