"Trio AJK Jadi Anak Kota"

462 84 4
                                    




"Lis, kamu dicium dimana sama Karman?"

"D-di kening A" Jawab Lilis gugup.

Jejen menghela nafas panjang kemudian menepuk bahu Kai.

"Man, kamu taukan tugas anak laki-laki dalam keluarga? Salah satunya yaitu melindungi ibu dan saudara perempuannya. Akang disini bukannya mau ikut campur, tapi Akang menjalankan tugas  sebagai saudara laki-laki Lilis. Kamu liat Agus, dia galak dan tegas sama Jimi. Namun, bukan berarti dia benci, melainkan untuk melindungi Iros. Begitupula Asep, meski statusnya sebagai adik Airin, tapi kamu taukan segimana tegasnya Asep dalam melindungi kakak nya?" Asep mengangguk membenarkan, sementara Kai semakin merasa bersalah begitupun Lilis.

"Akang emang gak segalak dan setegas Agus, tapi bukan berarti Akang acuh. Akang ngasih kepercayaan sama kamu untuk menjaga Lilis, bukan untuk membebaskan kamu melakukan apapun pada Lilis, kamu paham Man?" Sambung Jejen

"Iya Kang, saya tau saya salah, maaf ya Kang" Ujar Karman sungguh-sungguh. Sementara Jejen hanya mengangguk.

"Aa... " Panggil Lilis pelan dengan mata berkaca-kaca. Ia tak menyangka jika sosok Jejen yg menyebalkan dengan tingkah jahilnya ternyata begitu menyayangi dan berusaha melindunginya.

Bruk!

Lilis memeluk kakaknya erat, Jejen terkekeh tampan dengan tingkah adik pertamanya itu.

"Moment langka bisa liat Kang Jejen sama Lilis akur" Batin Jimi

"Lilis sayang Aa" Gumam Lilis tulus

"Tapi Aa gak sayang sama Lilis" Ujar Jejen jahil. Lilis langsung melepas pelukannya kemudian menatap Jejen datar.

"Siapa juga yang sayang sama A Jejen? Orang Lilis sayang Aa yang lain"

"Mana ada Aa yg lain, udah jangan ngeles, kalo sayang ya sayang aja"

"Ih mana mau Lilis sayang sama tiang listrik!"

"Diem kamu menara sutet! "

"Baru juga akur, eh ribut lagi" Batin Jimi

Setelah perdebatan unfaedah antara adik dan kakak tersebut, mereka memutuskan untuk pulang. Kai dan Lilis bersama Jejen dengan mobil dinas milik RM, sementara Jennie, Asep, Iros dan Jimi menggunakan mobil Yuna yg dibawa Jimi.

Pukul 21.30, ketujuhnya sudah berada dihalaman rumah Jennie. Mereka langsung disambut ramah oleh Yuna dan Cahyo.

"Ayo anak-anak masuk dulu" Mereka pun masuk mengekor sang pemilik rumah.

"Jen, Lis, Ros, kalian langsung ganti baju terus istirahat ya, udah malem" Ujar Yuna kemudian melenggang pergi ke arah dapur.

"Iya mom"

"Iya Bi" Ujar Lilis dan Iros kemudian naik ke lantai dua, kamar Jennie.

"Kalian berempat mau nginep disini juga?" Tanya Yuna sembari menaruh 5 gelas kopi di atas meja ruang tamu.

"Makasih Bi, kami nginep di bekas kosan Lilis aja" Jawab Jejen mewakili.

"Iya Bi, gak enak kalo kita nginep disini, soalnya ada 3 gadis yang bukan mahramnya, takut jadi fitnah eheheheh" Timpal Asep, Yuna tersenyum lembut kearah 4 pemuda tersebut.

"Iya bibi ngerti, kalo gitu gapapa nih Bibi tinggal? Udah ngantuk soalnya eheheh"

"Gapapa Bi, mangga, sebentar lagi kami juga pulang kok." Yuna mengangguk kemudian pergi.

"Santai aja, itu kue sama keripiknya dimakan ya. Asep bisa ikut Mamang sebentar?" Ujar Cahyo

"Iya siap Mang" Jawab Kai, Jimi dan Jejen kompak sementara Asep langsung beranjak mengikuti Cahyo.

Petani CoganWhere stories live. Discover now