"Panen Rambutan"

603 88 6
                                    


Minggu malam kali ini warung Bu Jaenab terlihat cukup ramai oleh para pemuda yg  asik nongkrong di temani berbagai jenis gorengan dan segelas kopi yg masih mengepul panas.

"Kang, kalo akang jd pelatih, terus nanti yg bakal gantiin akang jadi kapten siapa?" Tanya Kai membuka percakapan

"Ada seseorang" Jawab Agus singkat.

"Latihannya mulai kapan kang?" Tanya Asep

"selasa"

"Emangnya kang Agus gak sibuk? Sebentar lagi kan akang mau nikah sama teh Ayu?" Timpal Jimi

"Tenang aja, udh di atur" Jawaban Agus yg selalu singkat agaknya membuat Kai, Jimi dan Asep bingung. Sementara Jejen hanya tertawa dalam hati sambil fokus makan pisang goreng.

"Bu saya mau mie instan pake telor satu" Ucap Jejen

"Siap, ditunggu ya" Jawab Bu Jaenab dari dalam warung.

"Kang, gak kenyang itu makan gorengan sebanyak itu terus pesen mie?" Tanya Jimi

"Engga tuh Jim" Jawabnya santai kemudian mengambil tahu goreng dan melahapnya dalam satu kali gigitan.

"Maklum perut gentong ya gitu" Timpal Agus kemudian meminun kopi hitamnya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Biarin, suka-suka saya, setidaknya badan saya besar gak kaya kamu Gus, bandan kerempeng gitu" Balas Jejen tak suka sementara Agus memutar matanya malas. Sudah tak asing lagi kalau mereka berdua sering berdebat, karena Jejen dan Agus sebelas duabelas dengan Kai-Jimi.

"Ini pesenannya Jejen, yg lain mau pesen mie juga?" Tanya Bu Jaenab

"Engga Bu saya udah makan" Jawab Asep yg diangguki Jimi, Kai dan Agus.

"Yaudah kalo gitu Ibu tinggal ya, kalian jgn ribut lagi"

"Iya mantan Bu RW" Celetuk Kai yg berhasil mendapat delikan tajam dari Bu  Jaenab.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah Bu Jaenab masuk kembali kedalam  warung, suasana jadi sepi karena ke 5 pemuda tersebut fokus memakan makanan yg tersaji di hadapan mereka. Sampai perkataan Asep memecah keheningan.

Petani CoganWhere stories live. Discover now