"Simulasi keluarga Asjen"

620 92 13
                                    







"Hiks.. Mama.... Hiks"

"Cup cup cup udah ya nangisnya cantik, nanti mama pulang kok jemput Sifa, sekarang Sifa sama A Asep dan Teh Jennie dulu ya" Tangis Sifa tak mau reda dari semenjak dititipkan sampai sekarang di rumah Nek Dedeh. Asep bingung harus bagaimana sementara Jennie duduk anteng di kursi ruang tengah sembari mengamati Asep yg berusaha menenangkan Sifa.

"Sifanya aus kali Sep" Celetuk Jennie

"Sifa haus? Mau Aa ambilin minum?" Tanya Asep yg mendapat gelengan dari Sifa

"Mau susu hiks... "

"Aduh gimana nih Neng, eneng punya susu gak?" Ujar Asep panik karena Sifa terus menangis dan meminta susu.

"Hah?" Jennie blank namun beberapa detik kemudian ia langsung menyilangkan kedua tangannya di dada. Asep yg melihat itu terkejut.

"Eh Astagfirullah, maksud saya teh bukan itu neng, maksudnya susu kemasan gitu, kasian ini Sifa." Jelas Asep supaya Jennie tidak salah paham.

"Kenapa gk lo ambil dulu tadi di rumahnya?"

"Astaghfirullah, saya lupa neng. Yaudah kalau gitu saya ngambil susu sekaligus perlengkapan Sifa dulu ya." Asep menyerahkan Sifa ke gendongan Jennie kemudian setelah itu Asep melesat keluar.

Namun anehnya Sifa langsung terdiam saat berada dipangkuan Jennie. Balita tersebut memandang wajah cantik Jennie dengan binar mata polosnya, sementara yg dipandang hanya tersenyum awkward. Jennie bingung harus bersikap seperti apa kepada Sifa. Maklum saja, ini pertama kalinya Jennie berhadapan dengan anak kecil.

"Duh gue kudu ottoke nih?" Batin Jennie

"Ehehehe Hai Sifa" Sapa Jennie

"Goblok" Batinnya

"Assalamu'alaikum" Jennie mengalihkan pandangannya pada Nek Dedeh yg baru saja masuk sambil menenteng tas jinjing berisi sayuran.

"Waalaikumsalam nek"

"Loh Jen udah pulang?"

"Udah Nek"

"Itu anak siapa yg kamu bawa?"

"Gak tau nek" Jawab Jennie jujur

"Lah ai kamu teh kumaha? Anak gak tau siapa orang tuanya malah dibawa"

"Ih nenek, Jennie gak tau siapa orang tua Sifa, tapi tadi bapaknya titipin Sifa ke Asep karena ibunya Sifa mau lahiran." Jennie menekuk wajahnya cemberut, dan hal itu tak luput dari pandangan Sifa yg tengah asik mengamati Jennie.

"Sifa? Oh anaknya Entin ya? " Jennie mengangkat bahunya tak tau.

"Teh Ifa haus" Sifa berucap sembari tangannya menarik-narik lengan baju Jennie.

Balita usia 3 tahun itu termasuk anak yg pintar, dia sudah mampu berbicara dengan lancar dan juga pandai mengekspresikan diri.

"Sifa haus? Sebentar ya, tunggu Asep balik kesini"

"Asep?"

"Heh, kalo ngomong sama anak kecil tuh jangan sembarangan nanti di ikutin" Tegur Nek Dedeh  kemudian melangkah ke dapur untuk menyimpan belanjaan yg dibelinya.

"Eh maksudnya A Asep"

"A Asep? " Ulang Sifa

"Iya, tunggu A Asep sebentar ya? " Sifa mengangguk lucu, hal itu membuat Jennie tersenyum gemas seraya mengusak rambut hitam Sifa.

"Assalamu'alaikum" Akhirnya Asep pun tiba dengan sebuah tas gendong berisi perlengkapan Sifa yg tersampir dipunggungnya.

"Waalaikumsalam, loh Sep kok barang Sifa banyak banget?"

Petani CoganWhere stories live. Discover now