"Pilihan Asep"

574 73 7
                                    

"Sep, kamu udh ikhlas ngelepas teh Siti buat Jejen?" Tanya Ramdan setelah ia menceritakan niat baik Jejen yg ingin melamar Siti dalam waktu dekat.

"Insya Allah Asep ikhlas Mang, kalo emang Kang Jejen jodohnya Teh Siti Asep gak bisa ngelarang, lagiankan cepat atau lambat Teteh pasti nikah, dan Asep pun suatu saat pasti bakal ketemu sama jodoh Asep, saat itu tiba Asep gak bisa terus2an sama Teteh karena Asep punya prioritas lain yg harus Asep utamakan."jawab Asep tulus.

"Kamu pasti nyesel Gung udh nyia2in anak seperti Asep, dia tumbuh menjadi sosok yg baik, dewasa,dan bertanggung jawab. Didikan Mayang emang gak diragukan." Batin Ramdan miris.

"Kamu gak perlu khawatir ya, Insya Allah Jejen bisa jagain Teteh kamu dengan baik, dan semoga kamu dapat jodoh yg gak kalah baiknya" Ramdan tersenyum kebapakan.

"Aamiin.... " Asep tersenyum, namun bukan senyum kotak biasanya tetapi senyum yg menyiratkan rasa sedih dan rindu menjadi satu. Melihat senyuman Pak RM mengingatkan Asep kepada sosok Ayahnya yg tak tau dimana keberadaannya. Sebenci2 nya Asep kepada Ayahnya beliau tetap Ayah kandungnya. Asep terkadang merindukan masa kecilnya dulu, disaat Ayah dan Ambunya masih bersama. Ingin sekali Asep bertemu dengan Ayah Agung, ia tak tau apakah Ayahnya masih ada atau sudah menyusul sang Ambu.

Ramdan tau saat ini Asep tengah merindukan ayah kandungnya, hal itu terlihat dari senyum dan tatapan mata Asep. Dalam hati ia merasa prihatin dengan nasib Asep dan disatu sisi ia mengutuk sang sahabat yg dengan brengseknya meninggalkan anak dan istrinya dikala susah.

Ramdan berniat meminum kopi miliknya yg hampir habis, namun suara grasak grusuk dan datangnya 2 orang gadis ke hadapannya membuat ia tersedak karena terkejut.

"Sep, nih gue bawain kopi yg sesuai selera lo, kopi hitam 1/2 sendok gula." Jennie menaruh kopi di hadapan Asep dengan senyuman manisnya.

"A, nih coba kue buatan Erna sama Ambu" Erna menaruh sepotong kue coklat dihadapan Asep.

Sementara itu Asep hanya mengedipkan matanya bingung. Namun setelah kesadarannya kembali ia menatap kopi dan kue diatas meja kemudian mengalihakan tatapannya kepada Jennie dan Erna yg tersenyum kearahnya.

"Ehehe makasih Neng Jen, Erna" Jawab Asep kikuk.

Diam2 Ramdan menyimak apa yg terjadi. Dan dari sana ia paham bahwa ada sebuah kompetisi di antara kedua gadis tersebut, yaitu kompetisi menarik perhatian seorang Taejo Asep Syarifuddin.

..............









Disini lah mereka sekarang, Asep duduk santai sembari mengobrol dengan Cahyo dan Ramdan, sementara kedua bapak tersebut diam2 memperhatikan tingkah anak mereka yg saling mengeluarkan aura permusuhan.

"Neng Jen udh sembuh?" Tanya Asep pada Jennie yg duduk tak jauh dari hadapannya.

"Alhamdulillah Sep, udh sembuh kok" Jawabnya tersenyum, sementara Cahyo menganga tak percaya melihat anak gadisnya yg biasa bar2 kini terlihat sangat lembut.

"Alhamdulillah kalau begitu" Erna yg merasa di abaikan terlihat kesal kemudian ia mencari topik agar bisa mengobrol dengan Asep.

"A, gak latihan sepak bola?"

"Engga Na, Kang Agusnya lagi sibuk ngambil undangan ke percetakan buat dibagiin besok." Erna mengangguk sebagai jawaban.

"Hmm pantes Jejen ngebet mau lamar Siti, toh udh kelangkahan sama sahabatnya." Celetuk Ramdan yg membuat Cahyo dan Asep tertawa.

"Sep ada kepikiran mau nikah muda gak?" Tanya Cahyo bercanda. Asep terkekeh kemudian menjawab

"Gimana jodohnya aja Asep mah Mang, mau nikah muda juga kalau jodohnya belum ada kan gak bisa Mang?"

Petani CoganWhere stories live. Discover now