"Flashback: Perjalanan Asep"

467 72 8
                                    

(Asep pov)

Satu minggu setelah kedatangan adik tiri yg tak pernah saya sangka-sangka sebelumnya, saya dan Juki/adik tiri saya/ memutuskan untuk berangkat ke Kalimantan dengan bantuan Mang RM. Awalnya saya berat harus meninggalkan Teh Siti sendirian, namun karena tekad saya sudah bulat akhirnya saya pergi, meskipun dengan iringan tangis kakak dan kedua sahabat saya. Lucu rasanya liat Jimi si pujangga cinta kini menangis dan merengek bak seorang adik yg akan ditinggal kakaknya merantau kkkkkk.

Saat ini, saya dan Juki sudah tiba di bandara. Ya, kami memutuskan untuk naik pesawat sesuai saran Mang Ramdan dan Kang Jejen yg tadi mengantar kami.

"Bang... "

Saya melirik adik tiri saya yg terlihat gugup sembari meremas tangannya sendiri.

"Kenapa Ki?" Tanya saya

"Kiki takut naik pesawat" Ujarnya polos. Saya terkekeh pelan. Jujur pertama kali saya tau dia adik tiri saya, saya sempat kesal dan tak suka, namun setelah Teteh ngasih saya penjelasan, dan melihat sifat Kiki yg baik, akhirnya hati saya luluh dan berusaha menerimanya sebagai saudara meskipun tanpa ikatan darah.

"Kamu ini, naik kapal laut sendiri aja berani, masa naik pesawat gak berani?"

"Ya gimana bang, namanya juga takut." Meskipun saya menyuruhnya memanggil Akang, namun ia bilang lebih suka memanggil saya dengan sebutan Bang, ya terserah dia saja lah...

"Udah gapapa, Bismillah aja InsyaAllah perjalanan kita dilancarkan, dan bisa selamat sampai tempat tujuan."

"Amin Bang"

Setelah itu akhirnya jadwal keberangkatan kami tiba. Ini pertama kalinya saya naik pesawat begitupun Kiki. Awalnya tegang dan ada sedikit rasa takut, namun lama kelamaan saya bisa menyesuaikan diri.

Setelah melalui perjalanan yg cukup lama dan melelahkan. Dimulai dari naik mobil, pesawat, mobil lagi, akhirnya kami sampai di kota kelahiran Juki sekaligus tempat keberadaan Ayah kandung saya.

"Ki, Ayah dirawat disini?" Ujar saya saat kami tengah berjalan di koridor RS.

"Iya Bang" Saya mengangguk paham.

Jantung saya berdebar kencang seiring langkah kaki yg mulai mendekat ke tempat rawat Ayah.

"Abang tunggu disini dulu ya, Kiki mau manggil Bunda" Saya mengangguk kemudian Kiki masuk kedalam ruangan tersebut.

5 menit kemudian ia kembali bersama seorang perempuan paruh baya yg masih terlihat cantik dibelakangnya.

"Jadi ini istri baru Ayah?" Batin saya sembari menatap perempuan tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi ini istri baru Ayah?" Batin saya sembari menatap perempuan tersebut.

"Masuk Bang, biar Bunda Kiki yg kasih penjelasan." Saya mengangguk sembari tersenyum simpul kepada Bunda Juki yg tengah menatap saya penasaran.

Petani CoganWhere stories live. Discover now