"Galau, menuju hariha"

491 78 3
                                    





Deg


Asep menghentikan langkahnya, begitupun Jennie yg ada dibelakang.

"Hmmm... K-kalo gak mau jawab gpp kok Sep eheheh"

"Mampus lu Jennie, kalo Asep marah gimana? Lu sih pake nanya begituan" Batin Jennie

Asep masih diam terpaku, namun setelahnya ia kembali berjalan diikuti Jennie. Hingga tak terasa kini mereka sudah sampai didepan rumah nek Dedeh.

"Mmm.. Makasih ya Sep udh nganterin gue, emm kalo gitu, gue... gue masuk dulu ya, dahh!" Jennie terburu-buru beranjak masuk kedalam rumah, namun saat ia hendak membuka pintu suara Asep menginterupsinya.

"Pernah Neng" Jawab Asep pelan, Jennie melepaskan tangannya dari gagang pintu kemudian berbalik menatap Asep yg masih stay di depan rumah.

"S-serius? Siapa?" Tanyanya penasaran

"Gue bukan ya? Ish! Jgn ke geeran lo Jen!" Batinnya

"Ada, seseorang dari masalalu saya." Asep tersenyum namun terlihat seperti dipaksakan.


" Asep tersenyum namun terlihat seperti dipaksakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Deg


Bila tadi Asep yg terpaku dengan pertanyaan Jennie, maka sekarang Jennie yg terpaku dengan jawaban Asep.

Sebenarnya jawaban Asep itu biasa saja, hal yg wajar, namun entah mengapa hal tersebut tidak terasa wajar bagi Jennie. Ada setitik rasa kecewa dihatinya, kenapa? Karena dari yg Jennie tau, Asep itu sosok yg sulit jatuh cinta, maka saat Asep merasakan perasaan itu pada seorang gadis, itu berarti sang gadis adalah sosok yg begitu istimewa sehingga mampu meluluhkan hati seorang Taejo Asep Syarifuddin.

"O-oh gitu" Jawab Jennie tercekat

"Kalo gitu saya pamit ya Neng, Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

.................



Malam sudah hampir larut namun Jennie belum juga tidur. Ia terus kepikiran masalah tadi sore, ia penasaran siapa sosok yg dikagumi Asep. Dan disatu sisi ia bingung dengan perasaannya sendiri, ia tau kalau Asep masih menjadi sosok asing dalam hidupnya, namun entah kenapa kini ia merasa Asep adalah sosok yg penting.

Jujur, ia mengagumi Asep dari pertama kali bertemu saat di sawah, hal itu karena parasnya yg menawan juga pesonanya yg tak bisa ditolak. Namun semakin hari, Jennie semakin mengenal Asep dengan berbagai kepribadian dan sifatnya yg baik. Namun satu hal yg Jennie tidak tau, yaitu perasaan Asep.

"Huh! Kenapa gue terus kepikiran omongan Asep tadi sore sih?" Monolognya

"Jujur gue penasaran sama cwek dari masalalunya. Apa dia lebih cantik dari gue? Ini pertama kalinya gue ngejar cwok, biasanya jg cwok yg pada ngejar gue. Au ah mending gue tanya Teh Siti atau Jimi Karman aja deh besok. " Setelah itu Jennie langsung memejamkan matanya berusaha untuk tidur.

Petani CoganWhere stories live. Discover now