Part 5

1.1K 100 1
                                    

Harvey melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Belum juga ia sampai di depan kamar ibu Harvey sudah berdiri menghadang sambil menepuk-nepuk keningnya.

"Kamu sudah Mio bawa oleh-oleh apa?" Tanpa basa-basi ibu Harvey langsung menggerutu sementara Harvey melangkahkan kakinya dengan lebih cepat. Kabur.

"Ya. Mio sedang bagi-bagi oleh-olehnya di teras samping."

"Adduuuh pusing mama."

"Pusing kenapa? Karena gereh ikan asin?" Harvey tertawa pelan ngejek.

"Aduh, Mio itu orang desa banget ya." Keluh Ibu Harvey dengan wajah gusar, "Kok bisa ya Altair suka perempuan yang kayak gitu."

"Memangnya mama berharap oleh-oleh yang kayak gimana?"

"Mama tuh nggak masalah di oleh-olehin apa aja. Tapi masa ikan asin? Hiu pula. Itu kan binatang yang di lindungi."

"Sejak kapan mama peduli sama hidupnya ikan hiu?"

"Sejak dulu!"

"Mama kan nggak suka binatang."

Mama Harvey sontak mendengus sambil menyisir rambut pendek lurus sebahunya kebelakang, "Lagian kan bau."

"Mio bawa singkong juga. Ada ubi ungu. Ada tepung sagu. Mama tinggal pilih mau oleh-oleh Mio yang mana."

"Hah?" Mata ibu Mio terpincing jengkel, "Kok kamu jadi bela Mio, Harvey?"

"Aku nggak bela siapa-siapa." Harvey mengibaskan tangannya sambil lalu dan mulai berjalan lebih cepat lagi untuk menghindari ibunya yang ikut berjalan mengikuti.

"Tapi caramu ngomong kayak bela Mio." Tiba-tiba ibu Harvey menghela nafas kencang ketika jemari Harvey sudah berhasil menggenggam ganggang pintu kamarnya yang letaknya dekat dengan tangga lantai dua, "Jangan-jangan Mio ada pegangan."

"Apa?"

"Dukun. Pegangan dukun. Maksud mama dukun. Makanya Altair tiba-tiba bisa naksir Mio, mendadak mau nikahin dia dan bikin kamu belain Mio juga."

"Mah." Harvey ikut menghela nafas. Dengan sabar Harvey membalikan punggungnya supaya ia bisa menunduk menatap ibunya, "Mama itu dulu dokter. Sekarang mama direktur rumah sakit. Almarhum papa juga dokter. Aku juga dokter. Apa mama nggak malu nuduh orang sembarang dan percaya hal-hal yang kayak begitu?"

"Tapi hal mistis kayak gitu memang ada, Harvey."

"Kalaupun ada. Mama orang terpelajar. Harusnya mama punya bukti sebelum nuduh orang yang nggak-nggak."

"Tapi insting orangtua itu nggak pernah salah Harvey! Buktinya mobil mama rusak begitu Mio mau kerumah kita."

"Terus presiden potong rambut juga salah Mio?"

"Tuh kan. Kamu jadi aneh Harvey."

"Mama yang JADI ANEH." Gumam Harvey kasar sebelum dengan cepat membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali didepan wajah ibunya.

Catatan Mio Where stories live. Discover now