Part 29

631 107 9
                                    

"Katanya kamu nggak akan mau ikut campur urusan Mio, mama dan Altair, tapi kenapa sekarang kamu banyak ikut campurnya?" Protes ibu Harvey semenit setelah Mio dan Melanie berjalan berdua keluar dari dalam ruangan menuju gazebo di halaman depan tanpa bisa Harvey cegah.

"Justru karena mama, Harvey harus ikut campur."

"Kenapa?!"

"Apa mama nggak sadar kalau sekarang mama sudah terlalu keterlaluan?"

"Darimananya?" Tuntut ibu Harvey jengkel.

Harvey menggertakan giginya. Seharian ini rasanya ia terlalu banyak menggertakan gigi marah, "Hal yang paling sepele. Tadi mama bandingin oleh-oleh yang di kasih Mio dari pulau Serasan dengan oleh-oleh yang di bawakan Melanie untuk mama hari ini. Di depan Mio. Di depan Melanie dan mama terang-terangan masang wajah jijik saat cerita oleh-oleh yang di bawa Mio. Apa itu nggak kurang keterlaluan buat mama?"

"Tapi memang nggak sopan bawa oleh -oleh untuk orangtua yang model kayak gitu."

"Terus mama mau di bawain oleh-oleh apa dari pulau Serasan? Minyak bumi?"

"Seenggaknya yang lebih... Sopan."

"Mananya yang nggak sopan dari sebuah ubi ungu mah?!" Tanya Harvey geregetan.

"Maksud mama yang lebih...."

"Apa?" Potong Harvey jengah, "Mahal?"

"Ya." Jawab Ibu Harvey dengan sedikit terperangah.

"Apa mama nggak kepikiran kalau bisa jadi ubi ungu, cabe, ikan asin itu segalanya yang Mio punya."

"Tuh kan bela Mio lagi."

"Mama itu sebetulnya berharap Harvey ngomong apa?"

"Tuh.. kita jadi sering berantem kan semenjak ada Mio! Mio memang pasti ada apa-apanya sampai kamu ikut-ikutan belain dia sebegitunya."

"Monggo lah kalau mama mau bawa Mio ke dukun lagi." Harvey mendengus.

Mata ibu Harvey mendadak menerawang panik, "Apa jangan-jangan Mio punya susuk ya?"

Harvey geleng-geleng kepala. Ia makin tak habis pikir hingga buru-buru mengalihkan pembicaraan daripada membahas sesuatu yang semakin nggak masuk akal, "Mama ingin gagalin pernikahan Mio dan Altair kan?"

Ibu Harvey akhirnya mengakui dengan tegas, "Ya."

"Harvey juga akan ngelakuin hal yang sama."

Mata ibu Harvey terbelalak kaget, "Apa? Kamu? Yakin?"

"Bukannya mama buat perjanjian dengan Altair, kalau Mio nggak tinggal disini selama tiga bulan berturut-turut maka mama nggak bakal kasih ijin Altair menikah dengan Mio kan?"

"Ya. Memang."

"Berarti aku cukup buat Mio nggak tinggal disini lagi kan sebelum sampai tiga bulan?"

Kening ibu Harvey berkerut dalam-dalam sebelum akhirnya beliau berkata, "Kamu sebetulnya merencanakan apa, Harvey? Maumu apa?"

Harvey menarik nafas. Memposisikan wajahnya untuk tampak setenang mungkin dan mencoba mengurai kalimatnya supaya sedikit lebih mudah dimengerti, "Sama seperti yang mama mau. Tapi dengan caraku. Bukan dengan cara mama."

"Kamu yakin bisa?"

"Tapi kalau aku bisa, aku boleh minta apapun ke mama, deal?"

Catatan Mio Où les histoires vivent. Découvrez maintenant