Cerita Baru

214 2 0
                                    


Annelise duduk di tepi ranjang dan meraih ponselnya untuk membuka video yang baru saja dikirimkan oleh seseorang yang tidak dia ketahui.

Video itu memperlihatkan Sean yang berdiri dengan beberapa orang di belakangnya. Sean menggunakan kaos hitam berlengan pendek, celana hitam dengan banyak kantong di kanan kirinya. Penampilannya berantakan, bahkan wajah pria itu tampak kotor oleh debu dan tanah.

Sean mengangkat sebuah selaras panjang ke pundaknya dan dia membidik sebuah target.

Annelise membeku ketika melihat lima orang pria yang tangannya disatukan diikat ke atas dan kakinya tidak menyentuh tanah.

Mereka bergerak-gerak dengan mata melotot ke arah Sean yang mengarahkan selaras panjangnya.

Mulut mereka disumpal hingga tidak terdengar suara dari video. Keadaan terasa hening dan tiba-tiba dipecahkan oleh suara tembakan yang Sean lakukan.

Annelise gemetar melihat orang yang kakinya Sean tembak menggeliat kesakitan tanpa suara dengan tali yang mengikat kedua tangannya semakin erat.

Keempat orang lain tampak panik melihat itu. Ketika video beralih ke arah Sean, orang-orang di belakangnya seperti tidak terganggu sama sekali dengan hal ini.

Satu persatu kaki kanan tepat di tulang kering mereka Sean tembak satu kali.

Mereka tampak tersiksa, tetapi raut wajah Sean hanya dipenuhi dengan amarah.

Annelise terkejut ketika Sean menembak paha mereka satu persatu. Darah merembes membasahi celana coklat mereka yang sudah sangat kotor.

Dia tidak pernah menyangka jika Sean adalah orang seperti ini. Annelise hampir saja menjatuhkan ponselnya saat pintu kamar tiba-tiba dibuka dari luar.

Pandangan keduanya bertemu. Annelise semakin gemetar kala Sean mengambil langkah ke arahnya.

Sean menaikkan sebelah alisnya saat Annelise terdiam mematung memandanginya. Sean sontak saja curiga dan meraih ponsel Annelise dengan paksa.

Dia memeriksa apa yang baru saja dilihat oleh Annelise. Itu adalah gambar desain buatan Annelise. Pria itu kembali menatap sang istri yang tampak kaku. "Ada apa?" Dia mengembalikan ponselnya.

Annelise tadi sempat mengeluarkan tampilan videonya ketika Sean masuk. Jantungnya sedang berdegup kencang. Suaminya ... membunuh begitu banyak orang.

"Hei, ada apa?" tanya Sean yang masih menyodorkan ponsel Annelise pada pemiliknya. Dia meraih lengan Annelise dan melihat wanita itu sudah pucat pasi.

Annelise perlahan keluar dari rasa linglungnya dan menerima ponsel dari Sean.

"Kamu sakit?" Sean menangkup wajah Annelise.

Annelise menggelengkan kepalanya pelan. "Aku baik-baik saja."

Sean mengusap masing-masing wajah Annelise. "Kamu butuh udara segar." Dia menggandeng Annelise untuk keluar dari kamar.

Annelise menghentikan langkahnya di depan pintu dengan tiba-tiba dan Sean menoleh heran. "Ki-kita akan ke mana?"

Sean menarik Annelise lebih mendekat karena tahu wanita itu tampak begitu khawatir. "Apa yang terjadi? Sesuatu terjadi?"

"Kita akan ke mana?" cicit Annelise begitu takut.

Sean mengusap kepalanya. "Ke suatu tempat untuk menenangkan diri. Aku penat dengan pekerjaan di kantor." Pria itu kemudian memeluk lembut istrinya. "Kamu juga suntuk kan beberapa hari ini hanya di rumah?"

"Aku tidak pergi," kata Annelise seraya berusaha melepaskan pelukannya.

"Kamu harus pergi, ada yang ingin aku bicarakan denganmu di luar. Kita sarapan dulu." Tanpa persetujuan, Annelise dibawa Sean ke ruang makan untuk sarapan.

"Makan yang banyak," ujar Sean seraya mencapitkan udang untuk Annelise.

"Hm," balas Annelise dan mengangguk kaku.

Sean tahu ada yang sedang terjadi pada Annelise. Tatapannya sangat berbeda dengan saat sebelum dia keluar dari kamar pagi tadi.

Annelise tadi saat bangun tidur terlihat acuh tak acuh, tetapi sekarang wanita itu terlihat takut dan cemas saat menatapnya.

Sean mengulurkan tangannya untuk mengusap puncak kepala Annelise. "Jika kamu membutuhkan sesuatu yang lain untuk mendesain, kamu bisa memberitahuku."

Annelise tidak mengangkat kepalanya dan sibuk makan seolah tidak mendengar apa yang Sean katakan.

Kamu bisa membaca cerita selengkapnya di Fizzo dengan judul Di Bawah Kendali Tuan Hill author kiranoviani 💗

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now