"Penyesalan memang tak akan mengubah apa pun. Aku juga sangat membenci penyesalan. Tapi, sekarang aku benar-benar sangat menyesal pernah mengenalmu. Bahkan sampai mempercayakan hatiku padamu. Aku sangat hina kan sekarang?"
Hanna tersenyum miris.
"Da...
"Apa yang kamu lihat?" Bisma ikut mencoba mencari sesuatu yang menarik di depan sana sampai-sampai membuat istrinya betah hampir 15 menit hanya berdiam disana. "Hanya sedang merindukan teman-temanku," jawab Hanna seadanya. Sama sekali tak menganggap kehadiran Bisma sebagai pengganggu ataupun hal yang menarik. Yah seperti tak terjadi apa-apa padahal tubuh mereka menempel dan mereka bisa merasakan perbedaan suhu tubuh masing-masing.
"Nanti setelah makan siang aku akan menjemputmu." "Ke mana?" Bisma menyibakkan rambut Hanna ke depan bahu kirinya lalu pria itu menenggelamkan wajahnya di bahu kanan Hanna. "Ayah kita sudah membuat keputusan setelah aku mengatakan akan menunda perceraian kita sampai sebulan ke depan dan kamu tidak sedang hamil."
"Berangkatlah sekarang, kamu akan terlambat nanti." Hanna mencoba melepaskan diri dari suaminya saat Bisma mulai mendaratkan kecupan-kecupan ringan di bahunya. Tangan Hanna yang menyentuh punggung tangan Bisma di perutnya agar pria itu melepaskannya kini malah beralih dalam genggaman Bisma. Bisma memeluk jemarinya begitu erat bersama tubuh Hanna.
"Aku bingung, Hanna," gumam Bisma menumpukan dagunya di bahu Hanna. Ikut menatap lurus ke depan. "Sekeras apa pun aku mencoba membuka hati untukmu, aku hanya merasa penuh dengan Calista. Kenapa? Kenapa sulit sekali mencintaimu?"
Apalagi aku Bis, aku lebih bingung dengan sikapmu. batin Hanna sendu. "Karena dari awal kamu tidak ingin. Tidak perlu memaksakan diri. Aku tahu itu rasanya akan menyakitkan. Apa jadinya kalau kamu akhirnya mencintaiku sedangkan kita tinggal setengah langkah lagi akan benar-benar bepisah? Itu akan lebih menyakitkan." Catat kalimat 'setengah langkah' dari Hanna itu. Terdengar seperti nyaris bukan? Pernikahan mereka ada di ujung tanduk.
"Apa kita harus berpisah?" "Maksudmu?" Hanna mengerutkan keningnya, ada sepercik rasa harap di hatinya mendengar pertanyaan Bisma baru saja. Apa Bisma keberatan berpisah dengannya?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Selanjutnya ada di aplikasi dreame dengan nama akun kiranoviani
