Chapter-69

10.6K 622 102
                                    

Hurt bakal slow update karena mengimbangi jadwal pre order dan lain sebagainya. Aku pengen bukunya nanti udah ada di tangan kalian sebelum di wattpad End biar ada sensasi manis-manisnya gitu😂😂

insyaallah kalau lain dan sebagai halnya udah selesai aku bakal open pre order tanggal 8 desember nanti. doakan semoga gak ada halangan apa pun nantinya😄

Yang belum nabung, ayo mulai nabung!!

gak mau tau pokoknya harus nabung biar kalian bisa meluk Hanna dan nangis bombay bareng dia 😂

Soal harga masih jadi diskusi sama pihak cetaknya karena aku mau buku ini bisa sampai di kota kalian tanpa harus nabung terlalu lama 😆 duhh sok baik banget ya gua😅

Tapi hari ini udah mulai cetak kok 😉

ya gitulah pokoknya, sekarang nikmatin aja dulu yang ini 😉

Chapter 68 ada di dreame yes

Happy reading😚

tok tok tok

Bisma mendongak ketika pintu ruangannya diketuk dari luar "masuk"

Monica masuk ke dalam ruangannya dengan sebuah berkas di tangannya "ini laporan dari bagian periklanan bulan ini, Pak" Monica meletakkan berkas itu di hadapan Bisma lalu menambahkan "maaf Pak, Mr. Liem mengajak Anda makan siang setelah meeting. Jadi meeting akan diadakan di luar"

"baiklah" jawab Bisma singkat tak berminat.
"kalau begitu saya pemisi Pak"
"Monica"
"iya Pak?"

"pesankan tiket ke Bali untuk sore ini"
"anda akan keluar kota hari ini?" tanya Monica terkejut.
Bisma meletakkan bolpoinnya dan menghela napasnya. Ia memutar kursinya hingga memunggungi Monica "pesan 2 tiket untukmu juga. jika Ayah bertanya, jawab saja ada perjalanan bisnis"

"tapi... bagaimana dengan jadwal anda, Pak? Nanti malam-
Bisma melempar pandangannya keluar balkon yang ada di belakang mejanya.
Ia mendesah berat dan menghentikan ucapan Monica yang berusaha menghentikan perjalanan bisnis konyolnya "kepalaku rasanya nyaris pecah. kau tahu kan maksudku? Aku hanya ingin udara segar sebentar. 3 hari cukup. Kau bisa memesan tiket untuk suamimu juga kalau mau"

"Tidak perlu Pak. Saya akan memesankannya sekarang. Permisi" Monica pun keluar dari ruangan Bisma. Lebih baik ia menurut saja sekarang demi mengamankan posisinya karena akhir-akhir ini Bisma sering mengamuk tak jelas pada karyawannya.

Bisma perlahan kembali memutar kursinya, menatap fotonya bersama Hanna di atas meja "aku ingin melupakanmu tapi aku sangat yakin itu tidak akan mungkin, Hanna. Jadi biarkan aku menyimpanmu dalam damai. Aku akan memikirkan hal-hal bahagia tentang kita, Hanna"
Bisma membenarkan sedikit letak figura itu "aku juga akan bahagia sayang"
*
*
*
Hanna begitu bahagia ketika ia berhasil bicara pada Rangga dan pria itu mau menemui Calista.

Calista memang sangat mencintai Rangga, Bisma hanya pelampiasannya saja. Ia sering berselingkuh selama bersama Bisma karena hatinya masih bersama Rangga.

Sebelum makan siang, Hanna mengajak Rafael mencari buah naga di mall. Wanita itu sangat bahagia setelah Rangga luluh tadi. Rafael juga sangat senang melihatnya.
"aku mau itu" Hanna menunjuk pisang.

"mau berapa banyak?" tawar Rafael.
"terserah, aku ingin buah naga yang banyak"
"manggis mau? aku sedang ingin manggis Hanna" ucap Rafael sembari memilih beberapa pisang untuk Hanna.

"kamu juga ngidam ya?" tanya Hanna jahil.
Lalu mereka tertawa bersama "sepertinya anak kita ingin bersikap adil pada kita, Hanna"
Hanna mengangguk setuju dengan ucapan Rafael.

"aku juga mau manggis" ujar Hanna semangat.
"kau rakus sekali. Aku bahkan sekarang sulit membedakan mana Hanna dan mana sapi"
"sial!" Hanna memukul lengan Rafael dengan keras karena tak terima sedangkan Rafael terbahak melihatnya "jaga ucapanmu atau anakmu akan tersinggung"

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now