Chapter-59

9K 626 157
                                    

Happy reading😊

ready??
go!!
haha😂
mual aku sama romance scene dari kemarin 😅

Sesampainya di rumah sakit, Bisma dan Hanna kembali berdebat tentang ingin ke dokter kandungan terlebih dahulu atau bertemu Ilham dulu. Sampai-sampai beberapa orang yang mereka lewati menatap mereka aneh.
Mereka seperti 2 bocah yang merebutkan mainan dan tak ingin mengalah.

"ayolah sayang, kita pastikan dulu ke dokter kandungan setelah itu kita bertemu dengan Ilham" rengek Bisma menarik-narik baju Hanna di bagian belakang.
"Ilham dan Rahma sudah datang dari tadi Bisma, nanti kalau mereka pulang bagaimana?" Hanna menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri agar Bisma melepaskan bajunya.

"hanya sebentar, kalau dokter mengatakan kamu hamil sekalian saja kita beri tahu kabar bahagia ini pada mereka" Bisma berpindah ke depan Hanna dan memasang wajah melas.
"kamu yakin sekali aku hamil ya" Hanna tertawa kecil melihat tingkah Bisma. Hanna juga tak keberatan jika ia hamil sekarang, karena itu artinya Hanna akan memiliki Bisma selamanya. Tak peduli apapun yang akan terjadi nantinya jika ada pengikat kuat di antara mereka.
"berharap saja sayang. ayolah. instingku mengatakan kita harus ke dokter kandungan dulu"
"insting macam apa itu? kita ke ruangan Calista dulu Bis. sebentar saja" Hanna menarik Bisma untuk menuju lorong di mana ruang rawat Calista berada.

Bisma balas menarik tangan Hanna "kita mendaftar ke dokter kandungan dulu. setelah itu kita bertemu Ilham. hm?"
"tidak mau" Hanna menggeleng cepat.
"hanya mendaftar"
"tidak mau"
Mereka malah tarik menarik seperti anak kecil dan menjadi tontonan.

"oke" putus Hanna.
Bisma tersenyum puas.
"tapi aku ke toilet dulu" Hanna berlari kecil menuju toilet terdekat.

Bisma menggelengkan kepalanya melihat Hanna yang sudah tak terlihat lalu duduk di kursi tunggu.
Pria itu memainkan ponselnya selagi menunggu Hanna.

Bisma berdecak dan melihat jam tangannya "lama sekali" Bisma tak sabar untuk mengetahui hasilnya nanti. Ia sangat berharap Hanna memang hamil hingga mereka takkan berpisah lagi dengan alasan apapun karena ada pengikat di antara mereka. Bisma tak rela jika harus kehilangan Hanna.

Tiba-tiba Bisma menoleh saat mendengar suara langkah orang berlari.
"mama" Bisma mengejar Nadine yang berlari mencari dokter.
"Bisma" Nadine menatap terkejut pada Bisma.
"ada apa Ma?"
"Calista histeris saat tahu bayi kalian-
Bisma langsung berlari menuju ruang rawat Calista tanpa mendengar tuntas ucapan Ibu mertuanya.

Bisma menghampiri Calista yang coba ditenangkan oleh Hendra.
Bisma dengan nalurinya memeluk Calista begitu saja.
Tak peduli pada yang lain lagi.

"Ca, aku di sini. tenang ya" Bisma mengusap kepala Calista yang ada dalam dekapannya dan sesekali mengecupnya.
Calista balas memeluk Bisma begitu erat "bayi kita Bis" isaknya histeris.
"ssttt tidak apa-apa sayang. tidak apa-apa"
"aku membuatnya celaka Bisma"
"tidak Ca, itu hanya kecelakaan. Dia belum ditakdirkan untuk kita"
*
*
*
Hanna mengedarkan pandangannya ketika tak melihat Bisma di tempatnya tadi.
Ia melihat Nadine berlari ke ruang rawat Calista. Hanna pun segera mengikutinya karena khawatir.

Hanna pov

Tiba-tiba saja jantungku berdetak dengan cepat. Rasa khawatir mendominasiku walau aku belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Semoga bukan hal buruk.
Banyak orang di ruang rawat Calista saat aku sampai di sana.

Kakiku hanya mampu terpaku sampai ambang pintu saat kulihat suamiku memeluk Calista, kekasihnya.
Oh Hanna, apa yang kau pikirkan?
Aku mencoba berpikir positif saat ini. Mungkin saja Bisma terlalu bahagia hingga memeluknya. Itu wajar. Aku tak boleh kekanakan dan cemburu buta. Bisma mencintaiku. kan?
Aku mulai melangkah masuk.

"Ca, aku di sini. tenang ya"
Kecupan yang Bisma berikan di kepala Calista begitu saja mengoyak perasaanku. Sialan, kakiku sulit sekali bergerak.
Mereka saling memeluk, begitu erat hingga aku tak dapat menahan air mataku. Aku mendongak agar air mataku tak terjatuh. Kenapa rasanya sesak sekali?
Aku hanya bisa berharap semoga ini bukan hal buruk. Bisma milikku kan?
Seseorang tolong yakinkan aku bahwa pria itu adalah milikku!

"bayi kita Bis"
Ba-bayi?
Bayi apa?
Bayi siapa??
Kita?
Calista dan Bisma maksudnya?
Kurasa aku salah dengar. iyakan?

"ssttt tidak apa-apa sayang. tidak apa-apa"
Sayang?
Sa-sayang, katamu?
Brengsek, apa dia akan memanggil semua wanita dengan panggilan sialan itu?
Bisma brengsek!!

"aku membuatnya celaka Bisma"
"tidak Ca, itu hanya kecelakaan. Dia belum ditakdirkan untuk kita"

Selanjutnya ada di dreame dengan nama akun kiranoviani 😄

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now