Chapter 37

13.6K 630 33
                                    

Happy reading😊


"kapan kamu akan ke Indonesia?" tanya Hanna kembali menatap jalanan dengan pandangan kosong.
"hm? apa? ee... aku akan mencari waktu yang tepat untuk lepas dari Ailee. Seharian ini gadis itu selalu mengekoriku karena tahu aku berniat ke Indonesia. Aku bisa di cincang orang tuanya kalau Ailee sampai ikut" Rafael sedikit menangkap nada tak beres dari Hanna kali ini. Hanna tak melarangnya datang. Rafael tahu Hanna mulai lelah. Bukan lelah pada Rafael yang selalu ingin menyusulnya. Tapi lelah pada sesuatu di Indonesia. Dan Rafael harus segera tahu!

"kapan?" tanya Hanna lagi. Ia keluar dari taksi dan masuk ke dalam rumahnya.
"kau... baik-baik saja?" tanya Rafael akhirnya. Berharap Hanna mau berkata yang sebenarnya kali ini.
"tidak"

"Hanna"
"aku serius Raf. Datanglah, bawa aku bersamamu" tiba-tiba Hanna terisak sembari berjalan menuju kamarnya.
"Hanna, apa yang terjadi?" tanya Rafael terdengar khawatir di seberang sana.

"Rafael" Hanna menjatuhkan dirinya di ranjang dengan posisi tengkurap. Menggunakan satu lengannya untuk bantal kepala dan satu lagi menahan ponselnya agar tetap ada di telinga "aku tidak baik-baik saja. ini semakin sulit" Hanna semakin terisak.

"katakan ada apa?" Rafael cemas. Ingin sekali Ia ada di samping Hanna saat ini juga lalu memeluknya penuh motivasi. Meyakinkan wanita itu bahwa semua akan segera berlalu.

"datanglah secepatnya, aku akan menceritakan semuanya"
"sebenarnya sejak kepergianmu yang tiba-tiba itu aku selalu mempunyai perasaan yang tak enak Hanna. Aku selalu mencemaskanmu. Berpikir sesuatu yang sulit sedang terjadi di sana"

"firasatmu benar Raf. Aku terluka. Rasanya sakit sekali. Jemput aku" Hanna menutup mulutnya dengan punggung tangan yang tadi menjadi alasnya. Ia semakin terisak pilu.
Hanna pernah bilang pada Rafael akan segera menyelesaikan urusannya di Indonesia dan kembali ke Australia. Tapi perkiraan Hanna salah. Ia mengalami banyak hal tak terduga selama upayanya keluar dari masalah ini.

"aku akan datang secepatnya"
"secepatnya, sebelum kamu membaca namaku ada di berita bunuh diri"
"astaga Hanna, jaga ucapanmu"
"aku serius!" Hanna memekik jengkel. Sebenarnya Ia hanya ingin mengungkapkan sedikit bebannya. Bahu Hanna terasa amat berat dan ia hampir tak bisa memikul semuanya sendirian.
Tapi Hanna bukan tipe wanita yang suka meledak-ledak. Ia lebih sering diam ketika marah sampai bosan.

"aku akan mengambil penerbangan lusa"
"secepatnya. jemput aku"


Selanjutnya ada di dreame dengan nama kiranoviani

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now