Chapter 14

13.8K 738 1
                                    

Bugh

Tiba-tiba Ilham melayangkan satu pukulan telak di wajah Bisma hingga pria itu tersungkur.
Napas Ilham tersengal karena pukulannya penuh dengan emosi.
David, Casma dan Nadine sangat terkejut. Begitu pula dengan Bisma sendiri.
Bagaimana bisa Hanna mengalami benturan di kepalanya hingga berdarah padahal tadi Ilham sempat memeluk kepala Hanna.
Ilham hanya berpikir Hanna merasakan mual dan pusing-penjelasan dari Casma- hingga pingsan di mobil Bisma karena tadi malam Ia minum kopi lalu paginya Hanna melewatkan sarapannya.
Lambung Hanna memang sangat sensitif terhadap cairan berkafein itu.

Jadi siapa lagi pelakunya selain Bisma?
Bisma yang terakhir bersama Hanna.
Tatapan membunuh dari Ilham hanya ditanggapi enteng oleh Bisma yang perlahan bangun. Sudut bibirnya berdarah.
Ilham ingin sekali memaki pria di hadapannya. Banyak kalimat yang ingin Ia teriakkan pada suami kakaknya ini. Tapi itu bukan gayanya. Ilham hanya akan menyia-nyiakan tenaganya.

Plakk

Casma dan Nadine sangat terkejut saat David menampar Bisma dengan keras.
Bisma?
Ia yang paling terkejut. Baru kali ini Ayahnya memukulnya.
Bisma adalah anak tunggal yang ini itu selalu dituruti orang tuanya-sebelum bersama Calista-.

"A-Ayah" ucap Bisma terbata. Ia menatap tak percaya pada David yang menatapnya tajam.
"Ayah" Casma menarik mundur suaminya agar tak kembali terpancing emosinya dan memukul putranya lagi.

Nadine menatap Ilham yang bersandar di tembok dengan mata terpejam. Kakinya melangkah pelan menghampiri Ilham.
"Hanna akan baik-baik saja" Nadine memeluk Ilham agar putranya itu lebih tenang.
Ilham tampak terkejut beberapa saat tapi segera berlalu rasa terkejutnya melihat Nadine yang memeluknya.
Ilham melepaskan pelukan Nadine dengan pelan lalu duduk di kursi tunggu.
Nadine terlihat kecewa dengan penolakan halus putranya baru saja.

Nadine beralih menatap Bisma "apa kamu tahu, kami bisa melaporkanmu atas tuduhan kekerasan dalam rumah tangga, Bisma Karisma"
*
*
*
Tak tahu harus berbuat apa, kini Ilham hanya bisa diam menatap Hanna yang terbaring lemah di ranjang pasien dari sofa di ruangan itu.
Operasinya berjalan lancar. Dokter mengatakan Hanna akan segera sadar setelah pengaruh biusnya sudah habis.

cklek

Pintu ruang rawat Hanna terbuka dari luar, memunculkan sosok cantik berusia hampir 50 tahun.
Wanita itu menghampiri Ilham dan berucap pelan "ajak Ayah makan dulu. Ini sudah petang dan Ayah melewatkan makan siangnya" Nadine tersenyum saat Ilham segera bangkit walau tak menjawabnya.

Nadine berjalan ke arah suaminya yang duduk di sebelah Hanna berbaring "Ayah, makan dulu. biar aku yang menjaga Hanna"
Hendra menghembuskan napasnya perlahan lalu mengangguk.
Tatapannya masih terlihat khawatir pada putrinya itu.
Nadine mengusap bahu suaminya paham "Ayah tidak boleh sampai sakit. Hanna akan sedih nanti saat sadar dan melihat Ayah sakit"
"titip Hanna ma" ucap Hendra dan mulai melangkah pergi.

Ilham membukakan pintu untuk Ayahnya dan ikut keluar.
Keheningan terjadi di antara mereka untuk beberapa saat hingga Hendra yang membuka suaranya "jangan terlalu dingin pada mamamu Ilham"
"hm" Ilham bergumam sembari mengangguk ringan. Terlihat tak ambil pusing dengan ucapan Ayahnya baru saja.

"kemana Bisma?"
Ilham tak langsung menjawab, ia berpikir sebentar "dia pergi setelah orang tuanya pulang"
"apa yang harus Ayah lakukan, Ilham?" Tak tahu harus meminta pendapat siapa, Hendra akhirnya memilih Ilham sebagai teman berbagi kegelisahannya saat ini.
"bagaimana dengan memisahkan mereka?"
"Ayah sempat berpikir kesana, tapi keputusan ada di tangan Bisma dan Hanna. Terlebih pada Bisma sebagai kepala keluarga"
"Ayah menyesal?"
"sangat" jawan Hendra tanpa harus berpikir 2 kali.
"Bisma akan dengan senang hati menceraikan Anna jika Ayah menjamin Bisma akan menikah dengan Calista setelah Calista sadar"
"tidak, itu sama saja. Ayah juga tidak rela Calista menderita seperti Hanna sekarang"
"beda. ini berbeda Ayah, Bisma memandang Anna dan Calista berbeda. Bisma mencintai Calista, bukan saudaranya"
Hendra tampak berpikir keras dengan hal ini. Ia sangat menyesal telah mementingkan nama baik keluarga dari pada kebahagiaan putri kandungnya.

HURT (Sudah Terbit)✔Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz