Chapter-56

9.1K 502 17
                                    

vote dulu ya 😚
🌟🌟

Happy reading😊

Hanna masih duduk di ujung kiri taksi yang mereka tumpangi.
Wajahnya semakin merona saja ketika berusaha melupakan kejadian di minimarket tadi tapi ia malah semakin teringat hal tadi.
Takut dengan ancaman Bisma yang akan menciumnya di depan umum jika tidak memberikan coklatnya pada putri Reza, akhirnya Hanna memberikannya.
Tapi tanpa ia duga setelah itu Bisma tetap menciumnya.
Cukup lama, di depan umum. Bahkan beberapa pengunjung tadi mengambil gambarnya dan mengatakan mereka keluarga yang manis.

Setelah itu dengan santai Bisma tersenyum padanya dan mengatakan "itu hadiah untukmu karena sudah menjadi Ibu yang sangat pengertian pada putri kita"
Pipi Hanna kini semakin merona saja ketika ingatan itu tak segera enyah dari pikirannya.

Bisma yang duduk di sampingnya terus melirik Hanna yang masih memandangi keluar jendela.
Bisma mengusap bibir putri Reza yang ternoda oleh coklat "enak?"
"hm" gadis itu mengangguk semangat.
"gadis pintar" Bisma mengusap kepalanya "siapa namamu cantik?"

Hanna segera menoleh menatap mereka "benar, siapa namamu?" Hanna baru sadar jika mereka sejak tadi belum menanyakan namanya.
"Anna. Annastasia Anugrah"
"nama yang sangat cantik" puji Bisma lalu menoleh pada Hanna yang tiba-tiba melamun.
"Anna" ulang Hanna lirih.

"Hanna, kamu baik-baik saja?"
"hm" Hanna mengangguk pelan.

Flashback

Kegaduhan terus terjadi di dapur ini ketika kegiatan Hanna diganggu oleh adik tirinya.
"yakk berhenti menyentuhnya!" bentak Hanna pada Ilham saat pemuda itu mengaduk adonannya.
Ilham menatapnya malas "kamu hanya sedang ingin menghancurkan dapur kan?" tuduh Ilham yang tentu saja membuat Hanna lebih jengkel.

Lalu masuklah Calista, Reza, Rangga dan Vega.
"kalian akan terus berperang hingga ada sejarah perang dunia ke 3?" tanya Calista meledek.
"lihat dia, dari tadi menghina apapun yang kulakukan" ucap Hanna sembari menunjuk Ilham. Pipinya mengembung sebal.

"aku?" tanya Ilham menunjuk dirinya sendiri "kapan aku melakukannya?"
"setiap hari. bahkan pagi ini kau merusak hari liburku sudah 7 kali!" sungut Hanna.
"kapan kalian akan akur?" keluh Rangga.
"tidak akan" jawab Ilham dan Hanna kompak.

"kalian membuatku merinding hingga sangat kompak begitu" keluh Reza dan menghampiri kekasihnya "Hanna, jangan terlalu sering bertengkar dengan Ilham, kalian akan jatuh cinta" ucap Reza khawatir.
"apa? jatuh cinta? dengan gadis cerewet ini?" Ilham memasang tampang tak percaya "tidak akan pernah"

Hanna sudah akan memukul Ilham dengan sendok yang ia pegang tapi Reza berhasil menghentikannya.
"jangan menganggapnya serius Hanna, dia hanya ingin menggodamu" cegah Reza "jadilah kakak yang dewasa, hm?"
"awas kau!" Hanna memperingatkan Ilham.

Ilham memutar mata tak peduli "sedari tadi kau hanya berkutat di dapur tapi tak menghasilkan apapun yang bisa dimakan. aku lapar" keluh Ilham.
"itu ada kue" Vega menunjuk nampan berisi kue buatan Hanna yang baru saja keluar dari oven.
"itu bukan seperti makanan manusia" Ilham kembali menggoda kakaknya.
"yak bocah sialan!!" kali ini Hanna benar-benar ingin menguliti pria itu tapi Reza kembali menghalanginya.
"jangan di dengar sayang, kau yang terbaik" ucap Reza tulus.

"bolehkah aku mencobanya?" tanya Vega.
Hanna mengangguk dengan senang hati.
Calista juga ikut mendekat "aku juga ingin mencicipinya"
"mmm enak kok" ucap Vega.

Hanna menjulurkan lidahnya pada Ilham.
Calista mengangguk setuju "enak. sangat enak"
Ilham mencibir "kalian hanya merasa tak enak pada Anna"
"kau pikir... Anna?" ulang Hanna baru sadar ketika Ilham mengganti namanya "kau mau mulai lagi? namaku Hanna, bukan Anna"
"apa masalahnya? hanya hilang satu huruf" Ilham menaikkan bahunya cuek.

HURT (Sudah Terbit)✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα