Chapter-53

10.2K 599 48
                                    

Happy reading😊

Vega berlari mengejar kepergian Bisma yang sudah keluar dari kantor suaminya.
"apa orang dari Karisma group sudah pergi?" tanyanya pada satpam di parkiran lantai 1.

"belum Bu, mobilnya ada di sebelah sana" Pria gempal itu menunjuk mobil Bisma yang masih terparkir rapi.

Vega segera menghampiri mobil Bisma dan mengetuk kaca jendelanya.

Bisma yang sedang membersihkan darah di pelipisnya pun menurunkan kaca mobilnya dan memalingkan wajahnya.

"bisakah kita bicara sebentar, tuan?"
*
*
*
Rencana yang ingin pergi menemui Ayahnya dan makan siang bersama harus segera ia urungkan saat 2 buah foto masuk ke ponselnya.
Kaki Hanna terasa lemas sebelum melepaskan ponselnya ke lantai.
Wanita itu berlutut dengan high heels 7 centinya.

"Ya Tuhan" gumamnya tak percaya. Kepalanya menggeleng pelan dan kembali memungut ponselnya.
Air matanya menetes membaca pesan gambar itu 'menyedihkan sekali jika masa lalu kita terulang'

Hanna berdiri perlahan dan mencoba menghubungi nomor suaminya.
Tangan kirinya meremas ujung jasnya ketika Bisma tak segera mengangkat telephonenya.
Hanna mengirimkan pesan pada Bisma, bertanya suaminya itu sedang apa lalu menyambar kunci mobil barunya dan berlari menuju garasi.

Hanna sudah membuka pintu mobil tapi sebuah pesan kembali masuk ke ponselnya.
Hanna nyaris jatuh saat melihat gambar di pesan itu. Ia begitu terkejut.
Hanna meremas gemas ponselnya dan kembali menghubungi Bisma.

Tak di angkat.
Hanna masuk ke dalam mobilnya.
brakkk
Wanita itu membanting pintu mobil untuk sedikit pelampiasan emosinya sementara lalu melajukan mesin berat itu.

"brengsek kau Bisma. apa yang kau lakukan!?" Hanna memukul stir mobil.
Ia sangat kacau saat ini.
Hanna menambah kecepatan laju mobilnya. Tak peduli jika mobil ini baru dikirim Ayahnya tadi pagi untuk hadiah ulang tahunnya dan menabrak pembatas jalan. Hanna tak peduli.
Bahkan ia ingin menerjunkan mobil ini bersama dirinya yang kalut ke dalam jurang.

Air mata Hanna tak terbendung. Pandangannya sedikit buram.
Jemarinya kembali bergerak pada ponselnya dan menghubungi sekretaris Bisma.

"selamat siang Ibu, ada-
"di mana Bisma" potong Hanna tak sabar. Kalimatnya sangat dingin hingga Monica terkejut di seberang sana.

"maaf Bu-
"katakan saja di mana dia!" Hanna menaikkan volume suaranya.
"Pak Bisma belum datang-
"bagaimana bisa!? Bisma berangkat tadi pagi dan ini hampir jam makan siang!! ke mana dia pergi!?"

"maaf Bu, saya tidak tahu"
Hanna menghela napasnya kasar "hubungi-
Ucapan Hanna terhenti ketika mendengar suara pintu yang dibanting dari seberang sana "Bisma?"
"i-iya Bu"

Hanna memutuskan sambungan telephone secara sepihak. Ia kembali melihat foto Bisma bersama Vega.

Yang pertama gambar Bisma dan Vega dari depan, mereka saling menatap.

Yang kedua dari belakang terlihat Vega menyentuh wajah Bisma.

Yang terakhir dan membuat hati Hanna sangat ngilu adalah tangan Bisma yang menggenggam tangan Vega di udara.

"brengsek!! aku akan membunuhmu sialan!" Hanna menambah kecepatan laju mobilnya.

tinnn
ciittttt
Hanna menginjak rem dalam-dalam saat ia nyaris menerobos lampu merah dan beberapa pejalan kaki terlihat terkejut.

Hanna menyugar rambutnya ke belakang tak peduli jika helaian itu akan berantakan dan mengatur napasnya yang menggebu.
*
*
*
Dengan emosinya yang sudah siap meluap, Hanna berjalan cepat menuju ruangan suaminya tanpa memperdulikan sapaan beberapa karyawan yang ia lewati.
High heelsnya berkali-kali menyentak permukaan lantai marmer dengan keras. Membuat beberapa orang yang hampir ia lewati langsung menyingkir.

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now