Chapter 40

12.9K 657 66
                                    

Happy reading😊😊

'Hanna maafkan aku'
'kami bersalah padamu Hanna. hukum kami'

Keringat dingin mulai membasahi dahi dan lehernya. Matanya terkatup semakin rapat. Napasnya memburu dengan bibir yang semakin pucat.

"Hanna"
Kepalanya menggeleng dengan isakan kecil yang mulai terdengar.
Kedua tangannya mengepal.
Rautnya terluka.

"Hanna" sekali lagi Ia mendengar suara itu dan merasakan genggaman lembut di tangan kirinya yang mengepal kuat.
"tidak" Hanna bergumam sendu.

"sayang, bangunlah"

Dengan satu tarikan napas panjang, Hanna membuka matanya dengan cepat.
Napasnya tersengal diselingi batuk kecil beberapa kali.

"kamu bermimpi buruk?"

Hanna menatap Bisma yang ada di atasnya.
Bisma mengusap kening Hanna yang basah karena keringat.

Hanna kemudian duduk dibantu oleh Bisma. Ia mengusap wajahnya sendiri.
Bisma meraih gelas berisi air putih dan memberikannya pada Hanna.
Pandangan Hanna tiba-tiba kosong saat menerima gelas itu.
Tangannya terulur ke nakas di sebelahnya, meletakkan gelas itu di sana.

"Hanna" Bisma memanggilnya agar Hanna kembali dapat menguasai dirinya.
Hanna menyibak selimutnya dan berlalu ke kamar mandi.
*
*
*
Sejak kejadian mimpi buruk itu, Hanna menjadi lebih pendiam dari biasanya.
Hanya berucap jika ditanya dan menjawab dengan sangat singkat.

Hanna keluar dari kamar terlebih dulu, meninggalkan Bisma yang bingung harus bersikap bagaimana menghadapi istrinya yang tampak tak berminat melakukan apapun pagi ini.

Bisma menyusul Hanna keluar dari rumah dan memasuki mobilnya.
Bisma akan berucap tapi segera Ia urungkan.
Bisma mendekat, membantu Hanna memakaikan seatbeltnya.

Hanna ingin mengambil alih tapi di tahan Bisma.
"kita berangkat sekarang" ucapnya agar tak terlalu canggung lalu menjalankan mobilnya.
Hanya ada keheningan di dalam perjalanan mereka.
Hanna tampak menatap kosong pada luar jendela sedangkan Bisma tetap bergeming di sebelahnya.
*
*
*
Pria itu berdiri saat melihat kedua rekan bisnisnya memasuki cafe.
Reza tersenyum menyambut kedatangan Bisma dan Hanna.

"maaf menunggu lama Tuan Reza" ucap Bisma tak enak lalu mereka berjabatan.
"sama sekali tidak, saya juga baru saja sampai" ucap Reza menenangkan.
Reza beralih pada Hanna "senang kembali bertemu, nona Effendi"
Hanna tersenyum tipis, tapi seseorang tahu itu bukan senyum ramah "sayapun begitu"

"ah mari duduk" ajak Bisma mencoba mencairkan suasana.
Hanna memaki dalam hati. Bisma dan Reza kompak tak membawa sekretaris mereka.
Bagus, Hanna merasa ada di permainan keduanya.

Bisma memanggil seorang waiter.
"ingin sekalian sarapan?" tanya Bisma lebih kepada Reza.
"nanti saja"
Bisma mengangguk "Americanno less sugar" ucap Bisma lalu menoleh pada Hanna.
"samakan" Hanna menatap lurus ke arah Reza tanpa peduli siapa yang ada di sebelahnya.
Bisma menahan diri lalu mengangguk lagi.
"anda?" Bisma beralih pada Reza.
"apple juice"
"2 Americanno dan 1 jus apel"
Pelayan itu pergi setelah Bisma membenarkan apa yang mereka pesan.

Bisma merasa aura Hanna benar-benar dingin sekarang.
Dan sepertinya ini waktu yang tepat untuk mencari kejelasan semuanya.
"saya permisi ke toilet sebentar" Bisma berpamitan.
"silakan" ucap Reza ramah.
Bisma pergi meninggalkan keduanya.

Hening beberapa saat menguasai Reza dan Hanna.

"bagaimana kabarmu?" tanya Reza lebih santai karena tak ada Bisma.
"seperti yang kau lihat. aku lebih dari kata baik" nada dingin nan ketus itu begitu kentara di setiap kata yang terucap oleh Hanna.

HURT (Sudah Terbit)✔Where stories live. Discover now